Hidden story : ??????

391 41 14
                                    

Pagi ini, sama seperti hari hari sebelumnya. Cerah tapi tidak terik. Berawan tapi tak ada tanda tanda awan hitam diatas sana. Ini hari yang sempurna untuk pergi keluar untuk jalan jalan. Walaupun hari ini hari senin dan semua orang di jalanan ibukota keliatan pada sibuk buat memulai aktivitas mereka, tapi hal itu tidak berlaku untuk salah satu pria muda yang baru turun dari kereta antar kota ini. 

Helaan nafasnya seperti tanda dirinya untuk memulai hari liburnya. Dia memang sengaja mengambil libur hari ini karna memiliki janji penting dengan seorang dokter di rumah sakit terbaik di pinggir kota. 

Kacamata hitam yang dikenakannya di betulkan posisinya dan kemudian tangannya menurunkan ujung topi hitam di atas kepala sehingga setengah dari wajahnya tidak mudah dilihat oleh orang yang berlalu lalang. 

Kedua telapak tangan pria itu kembali mengumpat di saku celana. Kaki kaki jenjangnya melangkah perlahan menyusuri stasiun kereta itu menuju pintu keluar. Dengan sebuah ponsel yang diambilnya sambil berjalan, lelaki itu terlihat memesan taksi online untuk menjemputnya.

"Pagi mas, ini mau lewat mana ya?" - supir taksi

"Hmm, Senopati aja pak. Tapi kalau ada jalan pintas, saya ikut aja. Kalau bisa tolong jangan yang macet ya mas, saja janjian sama orang soalnya" 

"Oh oke mas, siap." - supir taksi

Mobil yang dipesan lelaki itu mulai meroda di jalanan, mereka berangkat dari stasiun menuju sebuah rumah sakit yang memang jadi tujuan utama mereka. Sepanjang perjalanan, lelaki itu tak berniat membuka suaranya. Dia hanya memilih diam sambil melihat jejeran rumah dan toko toko yang dilewati sepanjang jalan. 

Sampai di tempat tujuan pun dia cuma mengeluarkan suara "terimakasih" saat turun mobil dan langsung berlalu masuk ke lobby rumah sakit. Seperti seseorang yang memang sudah sangat sering berkunjung, pria ini sudah hapal jalan menuju ruangan ICU yang memang ada di lantai dasar. 

"Selamat pagi, kakak!" 

Suara seorang office girl yang sedang mengepel di depan ruangan ICU membuat pria tadi mengangkat wajahnya. Sebuah sunggingan senyuman terukir di bibir tipis miliknya dan tangannya beralih mengusak perlahan kepala office girl itu. 

"Pagi, cantik. Hari ini masuk pagi?" 

"EUM! Aku tau kakak mau kesini jadi aku pilih masuk pagi" - OG

"Hahahaha, kenapa bisa begitu?" 

"Soalnya kan udah lebih dari 2 minggu ga ketemu. Kakak sibuk sih" - OG

Lelaki itu terkekeh lagi lalu membuka tas yang sedari tadi di bawanya di punggungnya. Dia menyerahkan sebuah kantong yang sepertinya ada isi yang cukup banyak pada office girl yang ada di depannya. 

"Kakak titip lagi ya?" 

"Waaaa kali ini banyak banget kak. Aku boleh minta juga kan?" - OG

Lelaki itu tersenyum lagi lalu mengangguk.

"Boleh donggg. Ambil lebih banyak. Anggap itu hadiah karna kamu sudah kerja keras disini" 

"aaaaaa kakak terbaik! Terimakasih!" - OG

"Eum! Jangan lupa. Seperti biasa, bilang aja sama mereka kalau ini kamu yang beli, ya?" 

"Siap komandan!" - OG

Dia, si pria itu mengusak rambut anak itu lagi lalu pamit untuk masuk ke dalam. Di meja resepsionis depan ICU, pria itu terlihat berbincang dengan suster disana. Kepala pria itu mengangguk angguk sejalan dengan suster yang memberikan beberapa kertas yang terselip dengan papan jalan diatas meja. 

Setelah itu, sang pria berjalan menuju pintu ruang ICU yang terbuat dari kaca setengah bagiannya. Dari depan pintu, dia bisa melihat seorang lelaki paruh baya terbaring dengan banyak selang di sekujur tubuhnya. Kepala pria didalam sana di perban, seperti baru selesai menjalani operasi. 

"Operasinya berjalan lancar, tuan" - suster

Sang pria yang diajak bicara oleh suster di sampingnya hanya terdiam. Manik matanya masih terus memperhatikan pasien yang ada di dalam sana. Setelah beberapa hal penting yang dititipkan dokter pada suster itu selesai disampaikan, perawat itu izin pergi dan meninggalkan dia sendirian yang masih terdiam di depan pintu ICU. 

Matanya beralih pada garis garis di alat detektor jantung di samping brankar. Suara bip bip terus terdengar sampai di luar sini. Dan tanpa sadar situasi itu membawa sisi lemah pria ini. Lelehan setetes air mata jatuh lewat di pipinya. 

"Paman......... Maafkan aku......"


- TBC - 

Oke singkat aja untuk hari ini, dan lagi lagi hidden story pake tanda tanya.. tapi aku yakin kalian tau siapa aja orang orang yang ada di cerita chapter ini tanpa ji perjelas kan? :D

SEQUEL! Masa depan (SEVENTEEN STORY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang