1.Cocor Bebek

1.5K 90 11
                                    

" Jika kalian bertanya apa yang kosong jawabannya adalah kepala ziva yang kehilangan otaknya "

___________________________________________

" Emm bener nggak ya ini, nanti kalo salah cia marahin gue lagi, ah bodoamat deh dia bilang kan tadi cocor bebek " dengan pd nya ziva membawa bebek yang ada di tangannya itu ke halaman belakang, tidak lupa memberikan kue cucur yang tadi dia beli lalu menyiram bebek yang tadi dia bawa dengan air.

" Mandi ya bebek biar Cia nggak marah marah terus " Cerocosnya dengan tangan yang sibuk menyiram bebek di di depannya.

" Lo ngapain cil " Tanya Pinka yang datang dari arah belakang.

" Lagi nyiram cocor bebek " Jawab Ziva tanpa menolehkan kepalanya. Melihat apa yang di maksud Ziva sontak Pinka melototkan matanya tak percaya.

" Alamat budeg nih kuping gue, mending kabur sebelum suara Cia meledak di sini " Gumamnya sebelum pergi meninggalkan Ziva dan bebeknya.

Setelahnya Pinka berlari masuk ke dalam rumah untuk melindungi telinganya dari suara bom yang sebentar lagi akan meledak.

Melihat adanya Cia di meja makan membuat langkah Pinka terhenti dan menghampiri gadis itu.

" Cia, semoga setelah ini suara Lo masih ada " Ucap Pinka dengan menepuk bahu sahabatnya itu, setelah mengatakan itu Pinka berlari menuju kamarnya meninggalkan Cia yang sedang bingung apa maksud dari perkataan Pinka.

" Nggak jelas banget tuh anak " Ucap Cia dengan menghendikan bahunya tanda dia tak peduli.

Merasa ada yang aneh tiba tiba saja Cia diam, dia mencerna kembali apa yang baru saja Pinka katakan.

Menurutnya ada yang janggal tapi apa ? Cia melototkan matanya ketika mengingat sesuatu, langsung saja Cia bangun dari duduknya dan berlari ke halaman belakang.

Matanya semakin melotot hingga ingin keluar ketika melihat gadis yang sedang sibuk dengan aktivitas nya. Detik berikutnya darah Cia langsung naik, hingga emosinya kini meluap dan juga suaranya yang akan keluar dalam beberapa oktaf.

" ZIVAAAAAAAAAAA " Teriak Cia yang membuat Ziva terperanjat kaget karena suara membahana dari Cia.

Teriakan Cia baru saja membuat seisi rumah bergetar, bahkan Luiva saja yang sedang menyetrika menjatuhkan setrikaannya ke lantai. Untung saja setrikaan itu tidak menimpa kakinya, jika sampai tertimpa mungkin mulut Cia akan dia sumpal menggunakan setrikaan panas ini.

Sedangkan di lain kamar ada Pinka yang menutup rapat telinganya agar suara Cia tidak merusak pendengaran nya.

" Huhhhh untung gue udah persiapan jadi telinga gue aman " Gumam Pinka yang sedang mempererat pegangannya pada handset yang ada di telinganya, agar suara Cia tak menembus gendang telinganya.

Kemudian Cia menarik tangan ziva menjauh dari bebek itu, layaknya seorang ibu yang menggeret anaknya ketika sedang bermain untuk menyuruhnya pulang.

" Lo ngapain gue tanya ? " Tanya Cia dengan tangan yang berkacak pinggang, jangan lupakan matanya yang masih menatap tajam Ziva.

" Nyiram cocor bebek " Jawab Ziva dengan polosnya.

" Cocor bebek gundulmu, itu bukan cocor bebek Ziva " geram Cia yang sudah gemas ingin merauk wajah sok polos ziva.

Troublemaker girls (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang