Happy Reading 💙.
*
*
*"LUIVAAA" teriak kelima gadis yang baru saja datang ke warung Abah. Mereka terlihat sangat kesal dengan Luiva yang sedang santai dengan es di tangannya.
Setelah mereka mengetahui jika bukan Luiva yang menjadi korban, mereka terdiam beberapa saat. Ziva yang merasa bersalah ingin meminta maaf kepada Keina tapi Keina justru membuang mukanya ke arah lain. Ingin sekali Ziva menenggelamkan dirinya sendiri di sungai yang ada di bawah jembatan. Emosinya yang tidak bisa di kendalikan sudah menyakiti hati sahabatnya sendiri. Padahal hal seperti ini sudah terjadi beberapa kali, tapi tetap saja dia tidak bisa menjaga emosinya.
Dia ingin meminta bantuan kepada yang lain, tapi mereka juga acuh, ia tau mereka tidak suka dengan amarahnya yang tidak terkontrol ini. Tapi dia kan hanya khawatir kepada Luiva. Maka dari itu dia marah seperti tadi, yang tanpa sengaja menyakiti hati Keina.
Karena melihat Ziva yang frustasi akhirnya Yenara angkat bicara. Dia membujuk Keina untuk memaafkan Ziva. Walaupun butuh beberapa menit untuk membujuk anak itu, tapi akhirnya Yenara berhasil membuat Keina memaafkan Ziva. Ziva pun yang mendengar jika Keina sudah memaafkan dirinya langsung memeluk sahabatnya itu dengan erat. Dan dia berjanji agar lebih menjaga emosinya lagi.
"Jangan janji kalo nantinya Lo bakal kaya gini lagi, gue tau emosi Lo paling susah di kontrol" balas Keina yang membuat Ziva semakin erat memeluk sahabatnya itu.
Setelah semuanya clear, mereka kembali menatap keenam lelaki yang sedari tadi hanya diam melihat drama kelima gadis ini. Mereka ingin berterimakasih tapi rasa gengsinya lebih besar sekarang. Terlebih setelah kejadian pagi tadi yang melibatkan Pinka dengan Keenan.
Tanpa kata kata mereka pergi meninggalkan keenam lelaki itu yang menatap kelima gadis ini tidak suka. Sudah di bantu tapi tidak ada ucapan terimakasih sama sekali. Tidak tau diri sekali mereka. Pikir keenam lelaki ini yang merasa di buang setelah memberikan bantuan untuk kelima gadis itu. Setelahnya mereka pergi dari tempat itu untuk pulang ke rumah mereka. Tidak kembali mengikuti gadis gadis itu, karena mereka merasa harga dirinya sudah di injak injak oleh kelima gadis itu. Terlebih Leon yang tidak di pedulikan sama sekali oleh Ziva. Jika nanti mereka bertemu, dia akan menghukum anak itu sampai jera. Lihat saja!.
Kembali kepada kelima gadis yang sedang menatap tajam ke arah Luiva. Bagaimana sahabatnya bisa tau jika ia ada disini ? Tentu saja dari Heru yang mereka hubungi tadi. Mereka hanya ingin memastikan apakah Luiva ada di warung Abah atau tidak, dan ternyata benar anak itu ada di warung Abah. Detik itu juga mereka langsung pergi menuju warung Abah dengan emosi yang membara. Mereka sangat kesal dengan Luiva yang membuat mereka panik setengah mati hingga ingin baku hantam. Yang ternyata anak yang di khawatirkan justru sedang bersantai dengan segelas es. Sangat mengesalkan!.
"Kalian kok disini ?" Tanya Luiva yang berusaha tenang. Dilihat dari wajah sahabatnya saat ini sepertinya mereka sedang marah. Tapi kepada siapa mereka marah ?.
Brak.
Gebrakan meja yang di lakukan oleh Keina membuat membuat Luiva terlonjak kaget, bahkan es yang ada di atas meja sampai tumpah karena kuatnya gebrakan meja Keina.
"Kenapa sih anjir ?" Tanya Luiva dengan tergagap. Dia masih tidak paham dengan situasi sekarang. Kenapa mereka seolah memojokan dirinya ?.
"Darimana aja Lo anying, kita semua khawatir sama Lo, sampe baku hantam, salah salahan, tampar tamparan, dan ternyata Lo ada di sini lagi santai santai hah!" Cerocos Keina yang sudah sangat geram dengan Luiva.
"Gue-" ingin menjawab tapi ucapannya di potong oleh Ziva.
"Kenapa Lo nggak angkat telfon hah?! Bikin kita panik nggak karuan tau nggak!" Timpal Ziva tanpa jeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Troublemaker girls (END)
Teen Fiction*Tahap Revisi " LUIVAAAAAA " " MAAF CIAAAAAA, GUE NGGAK SENGAJA " " BERISIK BANGET SIH KALIAN " " DIEM WOY GUE LAGI MABAR " " JANGAN TERIAK TERIAK BEGO " " LO JUGA TERIAK YA BABI " Pagi yang sangat tenang, kalian harap ada ketenangan di dalam...