" eh katanya bakal ada siswa baru dan menariknya lagi 6 cowo anjir "
" Wahhh jangan jangan mereka se circle, pasti ganteng ganteng banget "
" Jadi nggak sabar "
" Gue harus bisa gebet salah satu orang itu "
" Kalo yang dateng spek berlian apalah dayaku yang spek sampah pinggir kali ini "
" Sadar diri juga Lo "
" Sialan "
Terdengar bisik bisik para siswi di setiap lorong sekolah, kedatangan 6 siswa baru ini membuat semuanya begitu penasaran. Dari kejauhan ada keenam gadis yang sedang memandang datar sekelilingnya, yang masih saja membicarakan siswa baru, yang bahkan mereka belum tau seperti apa keenam lelaki itu. Tapi pujian terus mereka lontarkan untuk keenam siswa baru itu, huh sangat membuang waktu.
" Nora banget, kaya nggak pernah liat siswa baru aja, padahal dulu mereka juga murid baru " ujar Ziva.
" Ck haus ketampanan lelaki " timpal Cia yang mengikuti Ziva dalam menjulidi para siswi yang sedang ricuh.
" Tapi gue jadi penasaran, apa alasan mereka pindah padahal ini udah mau pergantian semester, aneh banget nggak sih ? " Ujar Pinka yang di setujui oleh yang lain.
Keenamnya mengalihkan atensinya ketika suara motor terdengar riuh di halaman sekolah.
Brummm
Brummm
Brummm
Di depan sana terdapat 6 motor yang terparkir rapih di halaman sekolah, membuat para murid di buat penasaran oleh kedatangan keenam orang yang masih duduk di atas motornya. Bahkan Ziva yang tadi baru saja menjulid juga ikut penasaran dengan kedatangan 6 orang tersebut.
Dengan helm mereka yang terbuka, membuat seluruh siswi diam terpaku melihat ketampanan keenam lelaki ini, yang masih menampilkan wajah datarnya. Walaupun begitu tak membuat para siswi berhenti terkagum melihat keenam pangeran ini.
" Ganteng banget anjir " seru Ziva yang tidak berkedip melihat mereka yang baru saja masuk ke halaman sekolah.
Mendengar seruan Ziva para sahabatnya melongo kaya orang dongo. Tidak biasanya anak ini memuji laki laki. Apalagi baru saja dia menjulid tentang keenam lelaki ini.
" Siapa ? " Tanya Luiva yang merasa tidak beres dengan sahabat lemotnya ini.
" Itu motornya yang warna item, ganteng banget Cok, pengen gue tuker rasanya sama motor gue " jawab Ziva yang membuat para sahabatnya ini menatap datar ke arahnya.
Sudah mereka duga pasti Ziva akan mengatakan hal lain, tidak seperti yang ada di pikiran mereka. Karena tidak mungkin seorang Ziva tiba tiba memuji lelaki yang bahkan tidak di kenalnya. Dan ternyata benar, Ziva hanya tertarik pada motor milik salah satu dari mereka. Bukan tertarik pada pemiliknya.
" Mau tuker Cia "
Cia mendengus mendengar ucapan Ziva. Jika sudah seperti ini maka sudah bisa dipastikan jika Ziva akan merengek seperti anak kecil.
" Cia mau tuker motornya " rengek Ziva dengan menggoyangkan tangan Cia. Benar benar seperti anak kecil.
" Tuker sama otak Lo aja gimana ? " Tanya Cia dengan tatapan malasnya.
" Otak gue cuma satu inipun nggak berguna, masa mau di tuker, nggak mau Cia. Ayo tuker motornya " balas Ziva yang masih merengek.
" Ziva cantik, yang kecantikannya mengalahkan wanita di seluruh negeri, tolong deh ya, sekali kali otaknya di gunain buat hal yang penting. Jangan begini anying, kita aja nggak kenal sama mereka, masa mau tiba tiba nuker motor. Emang Lo pikir ini dunia punya nenek Lo yang bisa Lo atur seenak jidat hah " omel Cia yang sudah sangat geram dengan tingkah Ziva.
KAMU SEDANG MEMBACA
Troublemaker girls (END)
Teen Fiction*Tahap Revisi " LUIVAAAAAA " " MAAF CIAAAAAA, GUE NGGAK SENGAJA " " BERISIK BANGET SIH KALIAN " " DIEM WOY GUE LAGI MABAR " " JANGAN TERIAK TERIAK BEGO " " LO JUGA TERIAK YA BABI " Pagi yang sangat tenang, kalian harap ada ketenangan di dalam...