Hah
Hah
Hah
Ziva memegang dadanya yang merasakan jantungnya berdetak dengan kencang. Keringat dingin bercucuran dari dahi gadis itu. Sepertinya Ziva bermimpi buruk.
"Kenapa gue bisa mimpi begini?" tanyanya pada dirinya sendiri.
Ceklek
Luiva masuk lalu melangkah mendekati sahabatnya yang terlihat gelisah.
"Akhirnya lo sadar," ungkap Luiva tersenyum manis.
Ziva mengerutkan alisnya bingung, sadar? Memangnya dia kenapa?
"Lo pingsan tadi," tutur Luiva yang seolah tau arti dari tatapan Ziva kepadanya.
"Pingsan?"
"Iya pingsan, tadi lo sama Leon di kejar sama orang orang misterius, terus pas gue sama yang lain dateng kalian lagi di kepung sama mereka. Jadi ya kita ngide buat nyalain sirine polisi biar mereka kabur dan terbukti mereka kabur haha. Gayanya doang serem tapi denger suara sirine polisi langsung kabur haha. Tapi abis itu lo pingsan, untung luka di lengan lo nggak dalem," jelas Luiva panjang lebar sembari menghentikan tawanya.
"Jadi yang tadi bukan mimpi?" tanya Ziva bergumam.
Plak.
"Akh sakit bego," pekik Ziva. Lengannya yang luka di geplak Luiva bagaimana bisa dia tidak teriak.
"Bukan mimpi kan?" kekeh Luiva yang merasa lucu dengan ekspresi Ziva yang sedang kesakitan.
Jadi kata kata itu juga bukan mimpi?
"Leon dimana?" tanya Ziva, dia harus bertanya pada Leon.
"Ck mentang mentang udah punya pacar yang di cari pacarnya mulu, temennya di anggap angin lalu," decak Luiva.
"Lo mah bukan angin lalu tapi angin kentut, buruan panggilan Leon gue mau ngobrol penting sama dia." Ziva menyuruh Luiva seperti majikan kepada babunya, membuat Luiva kesal.
"Emang sepenting apa obrolannya?" tanya Luiva.
"Yang jomblo di larang kepo," jawab Ziva.
"Cih dasar budak cinta." Setelah mengucapkan itu Luiva langsung pergi keluar kamar Ziva untuk mencari Leon yang mungkin sedang bersama teman temannya.
"Semoga kata kata itu cuma mimpi."
Setelah 10 menit Luiva mengitari rumah mencari Leon akhirnya dia menemukan laki laki yang dia cari.
"Leon," panggil Luiva.
Melihat ekspresi terkejut mereka menimbulkan kebingungan di benak Luiva. Memangnya dirinya hantu sampai mereka terkejut seperti ini?
"Kalian kenapa kaget gitu? Gue bukan setan yang ngagetin ya," gerutu Luiva.
Huhhhh
Mereka merasa lega karena Luiva tidak mendengar pembicaraan mereka.
"Ada apa nyariin gue?" tanya Leon mengalihkan topik pembicaraan.
"Di cariin Ziva," jawab Luiva yang melupakan pertanyaannya.
"Ziva udah sadar?" tanya Leon
"Ya menurut lo kalo Ziva belum sadar yang cariin lo siapa? Setan?" cibir Luiva.
Leon mengangguk lalu langsung pergi, meninggalkan Luiva dan teman temannya yang lain.
"Dasar budak cinta," cibir Luiva lagi.
Luiva mengalihkan atensinya pada mereka berlima.
"Kalian lagi ngobrolin apa tadi?" tanya Luiva penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Troublemaker girls (END)
Teen Fiction*Tahap Revisi " LUIVAAAAAA " " MAAF CIAAAAAA, GUE NGGAK SENGAJA " " BERISIK BANGET SIH KALIAN " " DIEM WOY GUE LAGI MABAR " " JANGAN TERIAK TERIAK BEGO " " LO JUGA TERIAK YA BABI " Pagi yang sangat tenang, kalian harap ada ketenangan di dalam...