Resdian mematung merasakan endusan pelan di leher dan telinganya.
"Apa maksudmu?," ragu Resdian. Ia tetap membiarkan A yang sudah mengecup leher nya lembut.
A menggelengkan kepala nya dan mengakhiri acara bermain di leher sang empu.
A menatap mata sang kakak dalam, "Kakak tidak ingin bermain dengan adikmu?," lesu A sembari menunduk.
Resdian menghela nafas. Ia menggelengkan kepala nya, "Kenapa kau menyimpulkan seperti itu?," ujar Resdian.
"Kau menolakku." Ujar A. Ia kembali menyandarkan kepala nya tepat di bahu sang kakak dan ia pun meletakkan tangan nya tepat di pinggang Resdian.
"Maksudmu?," tanya Resdian kembali. Ia betul-betul tidak mengerti apa yang baru saja adik nya ini ucapkan.
"Sudahlah, lupakan." Akhir A. Ia lebih memilih untuk terus bermain di ceruk leher sang Kakak.
Merasa tidak nyaman, Resdian memberontak, ia mendorong pelan dada A tetapi itu tidak mengubah apapun.
"Bisakah kau berhenti?," kesal Resdian. Ia melenguh pelan merasakan jilatan hingga gigitan yang mengenai kulitnya.
Gigitan kecil yang tidak meninggalkan bekas itu bisa membuat sensasi aneh bagi diri nya.
Bahkan A tidak menjawab pertanyaan nya, ia tetap fokus terhadap dunia nya sehingga pikiran nya hanya fokus terhadap wangi leher yang memabukkan itu.
Wangi ringan yang sungguh susah di deskripsikan. Membuat A ingin terus mendekat.
"Hhg..." Lenguh pelan Resdian merasakan gigitan yang lumayan keras di lehernya.
A mengakhiri dan berlalu memandang Resdian bingung.
Membuat Resdian mengalihkan pandangan nya kearah lain, sialan, mengapa ia harus mengeluarkan suara aneh.
"Berhenti, kau jangan melakukan hal aneh." Tutur Resdian beralih melepaskan genggaman A di pinggang nya.
Resdian berlalu pergi melewati A menuju kamar mandi. Di dalam kamar mandi, ia termenung memandang kaca lebar di hadapannya. Sembari membasuh muka dan meredakan rasa malu.
Ada apa dengan anak itu, ia bertingkah aneh.
Hingga suatu ketokan yang berasal dari luar kamar mandi pun terdengar.
Tok..tok
Resdian menghela nafas, "Ada apa?," teriak Resdian dari kamar mandi.
"Kakak marah? Maafkan aku." Balas A dengan teriakan.
"Kakak, apakah kakak pernah bercumbu dengan seorang wanita?,"
Pertanyaan seketika ini membuat Resdian mengerutkan keningnya. Ia pun beralih membuka pintu kamar mandi dan sesuai dugaan nya, A sudah berdiri di depan nya dengan mata yang seperti bulan sabit.
"Tandanya benar, ya?," akhir A dengan lesu. Senyuman lebar beralih menjadi senyuman kecil.
"Kau tahu dari mana?," bingung Resdian. A memandang Resdian dengan mata berbinar, "Paman jelek yang kasih tahu."
"Paman jelek?," A mengangguk, "Paman jelek yang suka berbicara."
Seakan mengerti Resdian terkekeh, "Rosen?," A mengangguk mantap.
Resdian tertawa kecil melihat respon singkat yang di berikan. Ia akan mengejek Rosen dengan sebutan Paman jelek sekarang.
"Bagus, ia emang jelek dan banyak omong." Benar Resdian dalam pernyataan A, ia menganggukkan kepalanya.
A yang tidak mengerti pun hanya mengangguk supaya terlihat mengerti.
"Kau tak pergi?," tanya Resdian sembari memandang A yang terus memandang nya.
"Pergi ke mana?," ragu A sembari melihat kanan kiri, "Kakak mengusirku?," lirih A tak percaya.
"Kau selalu salah menyimpulkan, bocah." Ungkap Resdian dengan nada mengejek, "Kau tidur di kamar mu, itu ada di sebelahku."
Resdian berlalu dan menghempaskan tubuhnya di kasur kesayangan nya. Ia segera ingin menutup mata tetapi suara protes mengganggu tidur nya.
"Tidak, aku ingin bersamamu." Jelas A, ia mendudukkan dirinya di kasur Resdian berada.
"Pergi, bocah." Tolak mentah mentah Resdian, ia masih setia memeluk guling yang ia sayangi.
"Bayar aku dulu." Seru balas dari mulut A yang sudah menyeringai, seringaian itu tidak tampak jelas.
Dengan nada pasrah Resdian membalas, "Terserah kau saja." Akhir kalimat Resdian.
"Terserahku?," Resdian berdehem membalas hal itu.
---
KAMU SEDANG MEMBACA
with u
Teen FictionDunia yang mulai berkembang hingga robot pun menjadi sebuah hal yang di butuhkan. Resdian menggunakan hal itu untuk mengubah adik nya yang sedang mengalami kondisi kritis, menjadi manusia setengah robot. Tetapi, kenapa adik nya malah bertingkah ane...