Tempo

2.4K 128 8
                                    

"Lepaskan aku." Ucap Resdian berusaha melepaskan dominasi A di seluruh tubuh nya.

Seakan semua ucapan Resdian adalah kicauan, A tetap melanjutkan kegiatan hisap menghisap di nipple milik sang kakak.

Dengan susah payah, Resdian berusaha menahan setiap sensasi aneh yang ia rasakan.

Rasa ini seakan-akan menguasai pikiran bahkan tindakan. Dikarenakan borgol yang mengunci pergerakan nya, ia pun hanya bisa menerima...

Sejujurnya, ini sulit untuk di tolak..

"Kakak, jangan pikirkan apapun. Cukup aku saja, okay?," setelah mengucapkan kalimat tersebut, A kembali bermain dengan kegiatan panjangnya.

Menelusuri setiap inci tubuh Resdian yang menjadi dambaan nya, menjilati setiap sesuatu yang di lewati mulutnya.

Sampai di mana, kunjungan datang menghampiri inti sebenarnya.

Secara cepat, A langsung menghisap bagaikan sebuah permen. Bagaikan seseorang yang baru saja mendapatkan sesuatu hal yang menarik untuk di nikmati.

Tetapi, hal itu berbanding terbalik dengan yang di rasakan oleh Resdian, ini bagaikan siksaan sekaligus rasa kecewa yang menghinggapi.

"Ugh..."

Akhir Resdian ketika intinya sudah mengeluarkan miliknya.

Tetapi, semua hal ini tidak berakhir begitu saja.

A langsung mencoblos begitu saja dua jari miliknya. Itu membuat Resdian tersentak.

"Jangan lakukan itu, tolong." Mohon Resdian. A sempat menatap dengan tatapan bingung sebelum akhirnya kembali menghujam.

Resdian mulai berpikir bahwasanya ia sia-sia memohon kepada bajingan yang ada di depannya ini.

A mulai menggerakkan kedua jari nya dengan tempo lambat. Berusaha mencari titik yang baru saja ia pelajari dari sistem miliknya.

"Akh.. ini sakit.." Resdian menutup matanya, berusaha menghilangkan rasa sakit yang ia rasakan.

A melihat hal itu, bukannya semakin memelankan tempo, ia malah mempercepat tempo gerakkannya.

Memaju mundurkan jarinya hingga membuat Resdian terkejut hingga membuka mata. Semakin tampak, bulir-bulir air mata yang mulai jatuh membasahi kedua pipi Resdian.

"Argh...maafkan a-aku, i-ini sakit, A."

"-Uh, s-stop, t-tolong." Ucap Resdian yang sepenuhnya sudah di kacaukan pikirannya.

Sampai di mana, A menemukan titik yang membuat Resdian tersentak hingga melengkung kan pinggangnya.

"Gotcha."

Terlihat, senyum meremehkan menghiasi wajah paripurna milik A.

"Ukh." Sentak Resdian ketika merasakan sensasi aneh yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

Resdian melirik A yang dari tadi sudah memandang dirinya. Hal itu, membuat Resdian mengalihkan pandangan seketika.

"Hngg, ah, c-cepat selesaikan ini, aku m-menbenci hal ini."

Seakan baru saja mendengar sebuah lelucon, A tertawa kecil. "Sungguh, kakak membenci ini?," A kembali mempercepat tempo jarinya, mengobrak-abrik sesuatu inti permainan kali ini.

Tidak ada jawaban dari pertanyaan A. Tanpa basa-basi, A pun mulai mengeluarkan inti miliknya.

Resdian membelalakkan mata, ia menatap mata seseorang di depan dengan tatapan takut. Ia menggeleng, "Tidak ... Jangan lakukan itu. Kumohon..." Terdapat isakkan di kalimat permohonan tersebut. Air mata pun kunjung menampakkan diri.

A menyeringai, ia berhasil membuat Resdian berada di bawah kuasanya. Semua impian nya kini tercapai. Bentuk Resdian sesuai dengan apa yang ia impikan. Ah, ini menggiurkan, sungguh.

Semua permohonan yang Resdian lontarkan berakhir sia-sia.

Penyantuan antara dua insan pun terjadi. Seisi kamar menjadi saksi bisu atas penyatuan sepihak tersebut.

"Argh.." Sontak Resdian.

A mempercepat tempo nya begitu saja, dengan susah payah Resdian menahan segala benturan yang mengerjang tubuhnya.

Itu dapat terlihat jelas melalui tindakan Resdian yang hanya bisa mengerang kesakitan.

"S-sakit, kumohon.. Akhiri ini."

Dengan susah payah Resdian mengikuti tempo gerakan A yang terlampau cepat. Rasa sakit itu tergantikan dengan sensasi aneh yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

"Tidak akan."

---

Kalian kangen ga?:0

with uTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang