Berita

3.8K 274 0
                                    

Resdian pulang dengan jalan sempoyongan dan tentu saja ia di bantu oleh Fredrin.

Dengan suara yang kacau Resdian bertanya, "A bagaimana?," Fredrin pun membalas seadanya, "Dia baik-baik saja, Tuan. Anda perlu beristirahat terlebih dahulu." Resdian mengangguk menyetujui.

Dengan nafas terengah-engah. Resdian berbaring di kasur besar yang ia nantikan, setiap detik ia ingin berbaring tanpa mengerjakan laporan yang menghampiri.

Tanpa Resdian ketahui. A sudah terlebih dahulu menyadap handphone diri nya. Sehingga setiap suara dan hal yang di lakukan Resdian dapat ia ketahui.

Tring!

Mendengar sebuah notifikasi menghampiri. Resdian seketika terbangun dari baring nya. Mengambil handphone yang berada di kantong celana diri nya.

Dengan muka memelas, ia membuka layar handphone dan melihat notifikasi yang datang.

» Jangan bermain seperti itu.

Pesan tersebut membuat Resdian bingung. Tidak tahu ingin membalas apa dikarenakan ia tidak tahu pengirim dari pesan aneh ini.

Ia pun lebih memilih mengabaikan. Ia berpikir bahwasannya pesan itu tidak terlalu penting.

Tetapi, sebelum Resdian ingin meletakkan handphone nya. Pesan baru pun muncul.

» Muka mu jelek.

Seketika Resdian murka membaca pesan singkat itu. Dengan perasaan menggebu-gebu. Ia membalas.

Siapa? «

Resdian sendiri lebih memilih membalas secara singkat.

» Aku?

Resdian menghela nafas membaca pesan yang ada. Jika bukan orang itu, ia bertanya ke siapa lagi?

Iya. Tidak perlu menghubungi ku jika kau hanya ingin bermain-main. Aku sibuk. «

Di seberang pesan. A sudah tersenyum membaca pesan dan melihat layar hologram yang berisi wajah Resdian yang sedang kesal.

Menggemaskan.

Apakah perlu saya simpan, Tuan?

Simpan?

› Tuan bisa melihat ini setiap hari.

Tentu saja A mengangguk setuju. Ia bisa melihat setiap hari, itu hal yang sangat ia inginkan.

› Permintaan Anda sedang di konfirmasi.

A memandang pesan yang berada di depannya dan ia pun lebih memilih untuk tidak membalas pesan itu.

Di samping itu, Resdian menghela nafas dikarenakan tidak mendapatkan balasan. Ia pun segera menghubungi Fredrin dan menyuruh Fredrin melacak nomor yang menghubungi nya.

Fredrin hanya bisa menyetujui keinginan yang Resdian suruh.

---

Di tengah sunyi nya malam. Burung burung malam mulai berkeliaran dan suasana pun kian sepi.

"Apakah A sudah makan?," tanya Resdian kepada Rosen yang sedang asik memakan makanan yang di hidangkan.

"Ia saja kau kurung, bagaimana bisa ia makan sendiri?," cibir Rosen yang berbicara sembari terus mengunyah makanan nya.

"Ya, kau benar. Jika kau sudah selesai makan, pulanglah. Aku tak ingin melihat wajahmu berkeliaran layak nya hewan di sini." Ujar Resdian dengan nada mengejek. Ia berlalu pergi meninggalkan Rosen yang sedang menatap diri nya tajam.

Di ruangan yang penuh akan kesunyian bahkan cahaya pun enggan untuk menampakkan diri nya.

Di suatu kurungan yang cukup luas. A sedang asik berbaring memandang langit langit ruangan.

Sampai di mana ia merasakan seseorang mulai jalan mendekati diri nya.

"Bocah." Tegur Resdian sembari membawa sebuah nampan yang berisi makanan dan minuman.

A langsung melihat siapa yang mendekati nya, ia menatap bingung dan beralih mengalihkan pandangan nya kearah lainnya.

"Kau mengabaikan ku?," Resdian merasa tidak terima akan hal itu.

"Kau tidak melepaskan ku." Lirih A di seberang kurungan. Ia terus saja memandang langit langit ruangan.

Resdian menghela nafas, "Jika kau ingin cepat bebas, maka lepaskan diri mu sendiri, bocah." Ungkap Resdian seadanya. Itu benar, bahwasanya A bisa keluar dari sel ini jika A menginginkan nya.

A melihat Resdian yang membalas tatapan nya dengan seringai an.

› Tuan, apakah Anda ingin memecahkan sandi kunci sel ini?

› Saya tahu bahwa Anda akan menolak, Tuan. Beberapa data tingkat resiko jika Anda keluar dari sini sudah saya kirim melalui otak Anda.

Malam

Baik, Tuan.

"Kau sedang bekerja sama dengan sistem mu?," ujar Resdian sembari terus memandang A. Ia mendekati diri nya hingga hanya sel besi yang mengatur jarak mereka.

Sebenarnya Resdian ingin langsung memeluk sang adik melepaskan rindu yang telah lama ia bendung.

Tetapi melihat perbedaan dan data yang di berikan kepada diri nya, itu membuat ia mengurungkan setiap niat yang ingin ia lakukan.

---

with uTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang