"Jadi mau kan??"Dengan bimbang dan ragu namun akhirnya Sienna menganggukkan kepalanya menerima pernyataan cinta dari Yohan.
"Yess.. ! Terima kasih Sienna. Woiiyyy gue udah gak jomblo lagi loh!!" Yohan berteriak mengelilingi lapangan disaksikan dengan ratusan pasang mata. Teman-teman cowok mulai mengejarnya sebagian menagih PJ untuk makan-makan sebagian lagi hamy mengucap selamat dengan tulus meski beberapa orang menyelipkan rasa iri karena Sienna salah satu the most wanted girl di sekolah ini sudah ada yang punya. Begitupun sebaliknya banyak yang patah hati karen pengeran sekolah sudah resmi berpacaran.
Tadinya Sienna cukup ragu menerima Yohan. Namun Sienna tahu butuh keberanian cukup besar bagi lelaki itu untuk menyatakan rasa sukanya di depan umum. Lagipula melihat senyum lebar Yohan Sienna tidak tega menolaknya.
Tak apa, lagipula Yohan anak yang baik dan ceria. Yohan juga sering membantu dan menghibur Sienna dengan tingkah konyolnya. Rasanya Yohan membuat hari-hari Sienna sedikit berwarna. Selayaknya remaja yang mengalami cinta monyet. Mereka saling bertukar pesan, bahkan Sienna berani meminta izin kepada ayahnya untuk membuat akun media sosial. Yohan dan Sienna saling follow di Instagram ataupun twitter. Meski jarang aktif tapi Sienna sering ditandai oleh Yohan. Lelaki itu begitu bangga bisa mendapatkan Sienna dan seolah ia ingin seluruh dunia tahu tentang hubungan mereka.
Jika Sienna memiliki hari yang menyenangkan dan berbunga-bunga ditambah dengan kehadiran pacar yang menjadi salah satu penyemangatnya ke sekolah. Lain halnya dengan Jeremy. Anak itu semakin ambis saja. Hari-harinya diisi dengan belajar, tawaran menjadi asdos dia ambil tanpa kenal lelah. Waktunya diisi dengan berbagai kesibukan dan kegiatab kampus. Semua dilakukan Jeremy untuk mengenyahkan Sienna dari otaknya. Bahkan Bona yang resmi menjadi pacarnya begitu sulit untuk mengajaknya berkencan dengan alasan sibuk.
Jeremy menahan diri untuk tidak pulang kerumah karena takut perasaannya tak bisa ia kendalikan. Namun semakin hari rasa rindu itu semakin membuncah. Setelah berbulan-bulan lamanya tak menjumpai adik tirinya itu. Akhirnya ia tak tahan lagi. Malam ini ia sudah berdiri di depan pintu rumah orang tuanya. Ia hampir tidak bisa mengendalikan diri saat orang pertama yang dilihatnya adalah Sienna. Gadis manis itu yang membuka pintu ketika Jeremy membunyikan bel. Rasanya Jeremy ingin menghambur memeluknya. Namun sosok kedua orang tuanya yang mendekat dan berdiri di belakang Sienna menghentikan semua inginnya.
"Jere.. kenapa ga ngasih kabar kalau mau pulang." Sambut Papanya.
Ramah dan hangat seperti biasa. Bahkan Mama Andien langsung memeluk putera semata wayangnya itu erat-erat. Pertanda mereka semua merindukan kehadiran anak laki-lakinya di rumah ini.
"Kami baru aja selesai makan malam. Kamu mau makan? Masih banyak lauknya." Tawar Papa.
Namun Jeremy menggeleng.
"Jere cuma mau ngambil buku yang ketinggalan di kamar Pa." Ucapnya.
"Ini udah malem. Nginep aja Jer. Besok pagi baru pulang ke kostan. Kita semua kangen ngobrol-ngobrol sama kamu." Ucap Papa Adrian yang memang selalu baik terhadpanya.
Saat ini mereka semua berada di ruang keluarga. Mama dan Sienna menonton drama korea kesayangannya. Sedangkan para lelaki sibuk mengobrol sambil menikmati kopi hangat dan bolu kukus buatan Mama Andien.
Tiba-tiba Mama Andien teringat sesuatu.
"Sienna. Bukannya tadi kamu ngeluh ada pelajaran yang kamu ga ngerti. Kalo ga salah matematika ya? Tanya Mama Andien.
Sienna mengangguk dengan malas. Ia sudah hampir pasrah saja mendapat nilai jelek, lagipula tugas matematika itu harus dikumpulkan besok pagi. Kepalanya sudah pusing tak mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Sibling
FanfictionStep Sibling (Saudara Tiri) "Ke-Kenapa kak Jere cium bibir Sienna? Mama bilang cowo ga boleh cium Sienna" "Mama Bener, ga boleh ada cowo yang nyentuh sienna apalagi cium bibir sienna. Tapi Kakak pengecualian, karena kita family"