⚠️🔞21++
Jere memandang langit-langit kamar hotel dengan tatapan kosong. Bingung dengan apa yang terjadi saat ini. Jika ditanya ia menyesal jawabannya mungkin tidak. Mereka berdua melakukannya karena saling mencintai dan sama-sama menginginkan satu sama lain. Jere hanya tak yakin bagaimana hubungan ini akan bermuara nantinya.
Sienna tertidur dengan pulas dalam pelukannya sekarang tak ada sehelai benangpun yang menutupi tubuh keduanya dibalik selimut. Nafasnya yang teratur dan sesekali menggeliat membuat milik Jere kembali menegang dan menginginkannya lagi.
Pipi kemerahan Sienna terasa begitu lembut saat Jere mengelusnya berulang kali lalu dikecupnya bibir Sienna dengan pelan, Jere ingin membangunkannya dengan cara paling manis. Saat bola mata indah itu terbuka, hal pertama yang dilihatnya adalah senyum menawan Jeremy.
Sienna menusuk bolongan yang dalam di pipi Jeremy.
"Aku iri." Ucapnya.
"Nanti kalau nikah, anak kita bakal punya dimple kayak gini juga."
"Apa kita bisa menikah? Kakak dan aku kan-
"Pasti bisa."
"Tapi kalau caranya harus buat Mama sama Papa berpisah, Sienna gak tega. Papa sayang banget sama Mama. Dan Mama juga baik banget beliau tulus mengurus Papa dan Sienna."
".............."
"Nanti kita pikirkan lagi. Sienna masih harus sekolah. Kakak juga harus selesaikan kuliah dan jadi orang sukses supaya bisa terus menjaga Sienna nanti."
"Selama apapun itu. Kakak bakal nungguin Sienna."
"Sienna juga akan nungguin kak Jere."
Sienna merapatkan tubuhnya untuk memeluk Jere lebih intim. Bola matanya membulat saat merasakan bagian bawah Jere yang sudah sekeras batu.
"Kak??"
"Udah dari tadi, tapi kakak gak mau nyakitin Sienna. Sekarang istirahat aja."
"Tapi udah gak terlalu sakit setelah berendam di air hangat tadi." Ucapnya tanpa rasa malu saking polosnya.
"Sienna tolong jangan kayak gini sama orang lain." Pinta Jere.
"Soal Yohan, Sienna udah berusaha menghindar dan menolak. Cuma dia kekeh nyari kesempatan buat deketin Sienna supaya bisa berduaan."
"..............."
"Dan gak tau kenapa, tubuh Sienna jadi aneh lagi. Di otak Sienna rasanya mau berlari dari Yohan. Tapi pas dia sentuh-sentuh, elus dan cium, Sienna malah jadi diem gak bisa menghindar rasanya nagih dan penasaran persis kayak-
"Cukup!"
Jeremy kini mengukung tubuh Sienna.
"Bagian mana yang Yohan sentuh tolong dilupakan rasanya. Sekarang ada kakak yang bisa kasih Sienna kesenangan dan kepuasan kapanpun Sienna mau."
Jere menghisap puting sebelah kanan Sienna dan meremas puting kirinya. Jere menjilati dan mengigitnya dengan perlahan. Ia masih ingat tanda kemerahan yang ditinggalkan Yohan di tubuh Sienna. Tanda itu akan terhapus selamanya dari ingatan Sienna jika ia memberikan tanda baru.
Tak terhitung berapa kali Jere menyesap dada, leher dan payudara milik Sienna. Satu tangannya kini sudah mengelus paha mulus dan selangkangan Sienna. Kaki gadis itu juga sudah terbuka lebar atas perintahnya. Aroma kewanitaan menguar saat Jere menghisap klitoris dan memainkan lidahnya di lubang senggama yang masih memerah itu. Tapi bengkaknya sudah hilang. Jere akan memasukkan miliknya dengan perlahan.
blessh
"OOHhh." Jere memejamkan mata saat kembali merasakan sensasi terjepit vagina untuk yang kedua kalinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Sibling
FanfictionStep Sibling (Saudara Tiri) "Ke-Kenapa kak Jere cium bibir Sienna? Mama bilang cowo ga boleh cium Sienna" "Mama Bener, ga boleh ada cowo yang nyentuh sienna apalagi cium bibir sienna. Tapi Kakak pengecualian, karena kita family"