19. Harus Bagaimana?

3.2K 216 48
                                    

⚠️🔞21++

Warning konten sensitif
jika tidak nyaman skip
tulisan hanya imajinasi
tidak untuk ditiru karena berbahaya

Bi Darsih menatap curiga kepada dua orang yang kini berdiri didepan pintu kulkas. Disaat Tuan dan Nyonya rumah ini santai menikmati sarapan pagi diruang makan, sebaliknya terdengar suara ribut antara Sienna dan Jere yang berdebat mengenai apa yang harus diminum pagi ini, apakah itu susu plain strawberry atau yoghurt.

Yang membuat Bi Darsih tak bisa berhenti mencuri-curi lihat kearah dapur adalah pergerakan mencurigakan yang nyatanya tak bisa terlihat jelas karena tubuh keduanya terhalang pintu kulkas seukuran lemari pakaian yang terbuka dan sempurna menutupi tubuh keduanya terkadang.

Bi Darsih tidak salah kira. Saat ini Jere tengah menciumi leher Sienna dan gantian meremas bokong serta payudaranya. Salah siapa pagi ini Sienna terlihat menggemaskan dengan dengan rambut kuncir duanya yang membangkitkan gairah Jere.

Dan pembahasan mengenai apa yang harus diminum adalah bahasa isyarat Jere tentang susu murni dari payudara Sienna yang masih tumbuh dengan ranumnya. Jere mencuri kesempatan untuk menghisap puting Sienna dan membuat tubuh gadis itu tak bisa diam. Sayangnya Bi Darsih tak bisa melihat semua itu.

"Mau Quick Sex sama Sienna. Adik kecilnya udah bangun." Bisik Jere.

"Masih ada Papa Mama. Nanti ya." Sienna mengecup bibir Jere perlahan meninggalkan sang pemuda yang akhirnya menutup pintu kulkas yang menyembunyikan tubuh keduanya tadi. Tak lupa memberi sedikit remasan pada adik kecil Jere yang telah mengembang dibalik celana jeansnya sebelum kembali ke meja makan.

Sampai di meja makan pun keduanya tak berhenti berulah nakal. Jere dan Sienna yang duduk bersebelahan saling menggoda dibalik meja makan besar yang menutupi setengah tubuh keduanya. Mulai dari Kaki mereka yang saling bersentuhan dan mengelus betis masing-masing. Lalu tangan nakal Jere yang sesekali meraba dan mengelus paha mulus Sienna. Godaan itu berhenti saat percakapan sudah menjurus ke arah yang serius.

"Sienna hari ini jadi ke kampusnya Kak Jere?" Tanya Mama Andien.

"Iya Ma. Sienna nanti juga mau kuliah disana jadi mau minta tolong Kak Jere liat-liat mumpung disekolah hari ini pulang cepat karena rapat guru."

"Masuk ke kampus kakakmu itu susah. Kamu harus serius belajar kalau memang mau kesana." Timpal Papa Adrian.

"Nanti Jere juga bantuin Sienna try out dirumah Pa. Biar Sienna pelajari soal-soal yang biasanya keluar pas ujian masuk."

"Jere memang andalan Papa. Sebenernya Papa mau kamu nerusin bisnis Papa langsung setelah tamat kuliah tapi Papa gak mau egois, kamu harus punya banyak pengalaman saat muda jadi Papa sarankan kamu pergi ke London."

"London? Kak Jere mau ke London?" Tanya Sienna bingung.

"Jere dapat tawaran beasiswa ke London untuk S2. Papa sama Mama menyarankan supaya Jere ambil. Kesempatan gak akan datang dua kali. Lulusan sana ga ada yang nganggur biasanya langsung di hire sama perusahaan besar jadi lumayan buat portofolio Jere. Setelahnya mau menetap atau pulang ke Indonesia itu keputusan Jere."

"Jere belum mutusin Pa." Ucap Jere yang kini menggenggam tangan Sienna dari balik meja makan untuk menenangkannya.

"Besar harapan Mama dan Papa kamu ambil kesempatan ini Jer. Hal itu tentunya membanggakan sekali untuk kami sebagai orang tua. Jalannya Jere udah banyak kemudahan karena otak encernya jadi tinggal sekolah yang benar, menikmati masa lajang dengan baik sebelum menikah dan kasih kami cucu." Ucap Mama Andien dengan nada riang. Yang membuat Sienna dan Jere harus tersenyum paksa.

Step Sibling Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang