13. Luapan Rasa

4.5K 280 36
                                    

⚠️🔞21++

Jeremy yang menggendong Sienna lantas mendudukkan gadis itu diatas meja belajarnya. Jeremy mengangkat kedua kaki jenjang Sienna agar bertumpu diatas meja membentuk huruf M.

Dari posisi ini Jeremy bisa melihat dengan jelas vagina gadis muda yang merah merekah itu. Sungguh ranum kelihatannya. Sienna sendiri mengalihkan padangannya kesamping tak mau menatap Jere.

"Malu kak.." Cicitnya.

"Cantik begini, kenapa harus malu? Kakak suka. Semua tentang Sienna itu cantik." Puji Jeremy.

Dengan hati-hati Jeremy membuka bibir kemaluan Sienna. Ia elus perlahan kedua sisinya kiri dan kanan. Berusaha tak memasukkan jarinya lebih dalam. Bagaimanapun ia tak ingin merobek mahkota Sienna. Ia telusuri lagi kebagian atas dan menemukan klitoris kecil itu. Jeremy mengelusnya dengan gerakan memutar. Tubuh Sienna sudah menggelinjang. Tangannya bertumpu pada bahu Jeremy agar tak hilang keseimbangan.

"Kak.. geli... stopph.."

Bukannya berhenti, Jeremy malah menunduk dan meniup-niup Vagina itu. Jere mengulurkan lidahnya dan mulai menjilati kemaluan Sienna.

Sienna mendorong tubuh Jere yang lebih besar darinya.

"Jangan.. itu kotor.." Sienna merapatkan lagi kakinya.

"Enggak kok.. Sienna diem aja ya." Jeremy kembali membuka kaki Sienna.

Lidahnya kembali bergerilya disana tanpa bisa Sienna cegah. Tubuh gadis itu sudah tak karuan rasanya.

"Kak Jere... ummhh.. Kak geliii kak.. " Kuku Sienna menancap di lengan Jeremy. untungnya kuku gadis itu pendek sehingga tak melukai sama sekali.

"Kak Jereeeeee... ohhh.." Sienna dengan naluri alaminya mulai menjambak rambut Jeremy. Ia hampir tak kuat lagi. Rasa nikmat itu merayap di setiap sendi tubuhnya.

"Kak.. rasanya ada yang mau keluar. Nanti Sienna ngompol. Stopphh kak Jereee.." Sienna mulai merengek minta berhenti.

Namun kelakuannya berbeda dengan apa yang dikatakan. Ia justru menarik kepala Jere agar makin mendekat dan Jeremy semakin gencar menjilati permukaan luar vagina yang sudah banjir itu. Hingga akhirnya Jeremy merasa jambakan Sienna semakin kuat. Dan wajahnya semakin terbenam, sesuatu yang deras mengalir dibawah sana. Mengalir tanpa henti membuat kemaluan Sienna yang licin terlihat berkilau ditimpa cahaya.

Peluh mengalir di pelipis gadis itu. Malu sekali rasanya. Tapi perasaan tadi sungguh tak bisa ia lupakan. Baru pertama kalinya ia merasa inti tubuhnya membawa rasa bahagia, cemas dan takut bercampur rasa enak jadi satu hingga sampai ke otaknya. Syarafnya melemas setelah gelombang kenikmatan itu sampai. Nafasnya memburu. Jeremy memeluk tubuh Sienna untuk menenangkannya. Sepasang laki-laki dan perempuan yang kini polos tanpa sehelai benangpun berpelukan begitu erat seolah tak mau melepaskan.

Setelah dirasa tenang, Jeremy kembali mengecup bibir Sienna.

"Giliran kakak ya. Sienna cuma perlu nurut dan percaya sama kakak. Bisa kan?" Tanya Jere yang kemudian diangguki oleh gadis itu.

Jeremy menurunkan tubuh mungil Sienna dan memeluknya sebelum membaliknya.

"Pegangan di meja ya. Sienna bisa menunduk sedikit kan?" Sienna menuruti permintaan Jeremy hingga posisinya setengah menungging membelakangi Jeremy. Kedua tangannya sudah bertumpu pada meja belajar yang kokoh.

"Kakinya disilang, tahan ya biar rapet." Instruksi Jere selanjutnya juga dituruti oleh Sienna meski ia bingung.

"Jangan takut ya rileks aja." Jere masih mendapati Tubuh Sienna menegang dengan kaku.

Step Sibling Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang