17. Seal

4.8K 253 86
                                    

"Kak Sienna nggak mau masuk sekolah hari ini."

"Kamu udah lama nggak masuk, ingat kamu nggak bisa terus-terusan begini meskipun Mama bisa dapet surat sakit dari temannya yang dokter tapi nanati kamu ketinggalan banyak pelajaran."

"Aku mohon hari ini aja, aku masih nggak sanggup ketemu Yohan."

Jere memandang muka adiknya yang terlihat lesu dan pucat, ada rasa tidak tega untuk memaksa Sienna. Diihatnya adiknya masih mengenakan seragam, lalu Jerry berinisiatif melepas hoodie yabg ia kenakan dan memberikannya pada Sienna.

"Pake ini buat nutupin seragam dan tunggu di cafe ujung jalan itu ya. Kakak harus ketemu sama wali kelas Sienna buat ngurus izin." Ucap Jere yang langsung diangguki Sienna.

"Kamu pilih dulu makanan dan minuman disini, jangan kemana-kemana ya kakak nggak bakal lama."

Jere kemudian melajukan mobilnya kembali menuju ke sekolah Sienna. Setelah sampai, tanpa mmebbuang waktu Jere langsung mencari wali kelas Sienna dan mengurus administrasinya. Saat selesai ia bertemu dengan Lisa sahabat Sienna dan meminta dirinya untuk memanggil Yohan karena Jere ingin bertemu. Lisa yang tidak curiga apapun dengan langkah ringan segera mencari Yohan.

"Kakaknya Sienna?" Tanya Yohan bingung "Ada perlu apa ya?" Yohan bertanya dengan ekspresi berpura-pura bingung. Namun tidak bisa menutupi kegugupannya.

"Mau ngomong tentang perbuatan Lo ke Sienna minggu kemarin." Ucap Jere dingin.

"Maksudnya apa ya bang?" Yohan kembali bermain drama.

"Yakin mau bicara disini? bukan 4 mata?" Jere menatap Yohan dengan aura permusuhan.

Sadar bahwa mereka ada di lingkungan yang ramai. Akhirnya Yohan mengajak Jere ke ruangan khusus klub sepakbola. Tidak ada orang lain disana karena memang ini masih pagi sekali.

Begitu keduanya berhadapan. Jere langsung melayangkan bogem mentah pada wajah tampan Yohan. Ia memukuli dan menendang Yohan seperti orang yang kesetanan.

"Bang! Lo gak bisa main hakim sendiri begini. Lo tanya, Adek lo juga gak nolak digrepe-grepe! Sienna itu ga sepolos yang lo kira!"

"Bangsat!!" Ejekan Yohan semakin menyulut emosi Jeremy. Ia menendang Yohan namun pemuda itu menghindar sehingga kaki Jere hanya mengenai locker.

"Tapi adek gue nyesel dan sadar. Trus dia nyoba menghindar dan lo masih maksa nyentuh dia. Lo bahkan ngancem selama satu minggu supaya bisa berbuat mesum, di uks, toilet sekolah dan di sini!!" Jere semakin kalap menyerang Yohan.

"Yang paling gak bisa gue maafin adalah Lo mau ngajakin adek gue seneng-seneng ke club dan mau ngajakin Sienna nginep disana. Terang-terangan lo bilang mau nidurin Sienna!!"

"Adek lo gak nolak!"

"Itu karena lo main ancam bakal cerita ke satu sekolah tentang perbuatan lo ke dia, brengsek! Sekarang dia takut dan gak mau sekolah!"

Yohan tersenyum mengejek. "Gue nyesel ga direkam, yang jelas adek lo juga mau bang! Dia mendesah setiap kali gue jamah. Mukanya merah nahan nafsu, badannya juga gak bisa diem, dia selalu basah bahkan hampir gue bikin squirt. ADEK LO JUGA MENIKMATI BAJINGAN!!"

Yohan yang tidak terima mulai membalas. Perkelahian fisik dan sengit tidak terhindarkan.

"Sekarang adek lo ngadu seolah dia korban! Munafik! Emang dia punya bakat jadi jalang!"

"ANJING!! LO MEMANG SAMPAH!!" Jeremy tidak terima Sienna direndahkan. Satu pukulan telak mengenai rahang Yohan membuat sudut bibirnya robek dan gusinya mengeluarkan darah.

Tapi Yohan tidak diam saja. Dia berusaha membalas dan beberapa kali serangannya mengenai Jeremy. Adu jotos keduanya berlangsung alot karena tidak ada yang mau mengalah! Keduanya sama-sama memiliki tubuh atletis karena rajin berolahraga dengan teratur. Tapi bagaimanapun pemilik sabuk hitam tidak bisa diremehkan. Yohan mengaku kalah saat dirinya tersungkur dengan wajah yang diinjak oleh Jeremy. Alas Sepatu Jeremy menekan dengan kuat hingga akhirnya Yohan meminta ampun.

Step Sibling Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang