Ini adalah hari yang paling ditunggu-tunggu. Pengumuman kelulusan bagi anak kelas-kelas 9 dan kelas 12. Sedangkan yang lainnya menantikan pengumuman kenaikan kelas. Sienna menunggu di kelasnya, sepi hanya ada ia seorang diri. Siswa-siswi lain sudah mulai pulang sejak setengah jam yang lalu. Ada yang memilih untuk hang out bersama. Bahkan ada yang langsung dijemput oleh keluarganya untuk berlibur. Sementara Sienna masih menunggu Jeremy yang masih sibuk dengan berbagai seremonial di gedung SMA.
Derap langkah kaki mendekat, Sienna tersenyum karena mengira yang datang adalah Jeremy. Tapi tidak sosok yang satang itu adalah Minari. Minari mendekatinya membuat Sienna mengambil langkah mundur ingin kabur. Tapi Minari malah memojokkannya sampai ke tembok kelas.
Minari membuka masker dan kacamata hitam yang menutupi wajahnya. Sienna terkejut karena sudut bibirnya berdarah. Seluruh permukaan wajahnya tampak lebam. Area di bawah matanya juga terluka.
"Apa perlu gue buka baju disini buat ngeliatin tubuh gue yang penuh luka memar???" Suara Mina bergetar.
"Dimana pelindung Lo itu?? Jeremy Adinugroho dan teman-temannya." Ucap Mina lagi.
Dengan takut-takut, Sienna menggelengkan kepala pertanda tidak tahu karena dia pun menunggu Jeremy sedari tadi.
Minari tersenyum masam.
"Ada hubungan apa sebenernya Lo sama dia?? Lo tahu apa yang udah Jeremy perbuat ke gue?"
"Kak.. Jeremy mukul Kak Mina??" Tanya Sienna ragu-ragu. Ia tidak ingin mempercayainya.
Minari menggeleng dengan ekspresi getir.
"Ini semua perbuatan Bokap gue. Gue dipukulin habis-habisan karena ulah Jeremy. Gue pingsan tapi Bokap ngelarang gue dirawat di RS biar polisi ga tau. Kalo Nyokap gue ga mengancam bakal ngelaporin bokap ke polisi dengan tuduhan child abuse mungkin gue udah mati. Nyokap berhasil nyelamatin gue tapi dia minta cerai dari bokap gue. You know Sienna. Keluarga gue di ambang kehancuran!"
Sienna bingung harus berkata apa, sesungguhnya ia merasa prihatin tapi ia bingung kenapa Kak Mina menceritakan ini semua padanya.
"Minari!!" Jeremy yang melihat Mina seperti sedang memojokkan Sienna langsung berteriak marah. Ia berlari mendekati mereka berdua dan langsung mendorong tubuh Minari menjauhi Sienna, tangan Jeremy mencengkram lengan Mina dengan kuat sampai Minari mendesis sakit.
Cengkraman Jeremy terlalu kuat, seperti hendak mematahkan lengannya.
"Kak Jere stop! Kak Minari kesakitan." Sienna memegang bahu Jeremy membuat kakaknya tersentak sadar. Matanya yang tadi berapi-api mulai meneduh memandangi Sienna.
"Kamu gapapa? Dia ngapain kamu lagi??"
"Kak Minari ga ngapa-ngapain tadi dia cuma cerita habis disiksa ayahnya dan ibunya minta cerai." bela Sienna.
Jeremy berbalik memandang Minari dari atas ke bawah. Primadona sekolah itu tampak begitu berantakan sekarang.
"Lo dipukulin bokap lo?" Tanya Jeremy.
Kalau Minari laki-laki pasti akan dihajar Jeremy sampai babak belur. Tapi bagaimanapun Minari perempuan, kaum lemah yang sama seperti Ibunya dan Sienna.
Jeremy kira Mina hanya akan diungsikan ke luar kota atau luar negeri. Tapi keluarga Mina ternyata sangat keras.
"Gara-gara hadiah foto dan video yang lo kasih." Ucap Minari getir.
"................"
"Keluarga temen-temen gue yang lain juga gak kalah kacau. Mereka lagi diminta ortu masing-masing untuk menjalani test urine dan darah. Kalau anak mereka negatif mereka bakal menuntut kita semua yang terbukti positif narkoba, karena dianggap membawa pengaruh buruk. Dan gue yang paling disalahkan oleh semuanya which is true!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Sibling
FanfictionStep Sibling (Saudara Tiri) "Ke-Kenapa kak Jere cium bibir Sienna? Mama bilang cowo ga boleh cium Sienna" "Mama Bener, ga boleh ada cowo yang nyentuh sienna apalagi cium bibir sienna. Tapi Kakak pengecualian, karena kita family"