It Live!

Turun Ranjang

VOTE DAN KOMEN YAH BRO AND SIST

Winanda menikah dengan Chandika yang lebih tua 2 tahun darinya. saat anniversary pertama, mereka kedatangan tamu spesial yaitu adiknya chandika. namanya Sean, ia sudah lama tinggal di paris untuk menempuh pendidikannya dari jenjang S1, S2 sampai bekerja disana. Jadi dari semenjak masa pacaran winanda dan chandika yang singkat sampai membina rumah tangga, winanda belum pernah bertemu sean. sean memang tidak hadir di acara pernikahan kakaknya itu. ia hanya menitipkan sebuah kado saja pada orang tuanya.

Latar belakang keluarga winanda yaitu Tenaga kesehatan. Ayahnya Direktur Rumah sakit Kasih Bunda, Ibunya dokter spesialis kandungan, Kakak pertamanya Airin, Fisioterapis, Kembaran winanda, Sela jadi Apoteker dan Winanda adalah seorang perawat, bahkan adiknya joya mengambil Jurusan Kebidanan dan si bungsu yerima baru saja memulai kuliahnya di jurusan Analisis Kesehatan.

Chandika sendiri adalah seorang tentara dan ia adalah anak yatim piatu. Kini chandika ditempatkan di Jakarta namun mendengar adanya kericuhan di Papua, ia menjadi salah satu perwakilan dari batalion wilayahnya untuk membantu disana sampai keadaan aman.

°°°°°°°
Setelah kepergian chandika tadi sore, kini hanya sean dan winanda di rumah. Keadaan begitu canggung menyelimuti keduanya. Kini mereka sedang makan malam bersama di meja makan. Sean yang dasarnya pendiam begitu sulit untuk memulai percakapan. Sedangkan winanda belum terbiasa dengan kehadiran sean, tapi ia begitu welcome terhadap adik iparnya itu. Winanda memaklumi keakraban mereka tidak bisa langsung dibina dalam hitungan detik.

°°°°°°
Hari ini winanda terbangun akibat bau gosong yang tercium dari arah dapur. Tanpa pikir panjang ia bahkan langsung berdiri dan berlari menuju sumber asap yang mulai menyelimuti rumahnya. Betapa terkejutnya ia melihat sean yang sedang memadamkan sumber api ya,g berasal dari kompornya.

"Astaga!!! Kamu kenapa sih pagi pagi udah bikin mbakmu ini jantungan tau!" sungut winanda kepada sean yang juga sama paniknya mengelus ngelus dadanya.

"Mbak maafin aku, aku ga sengaja tadi aku rebus telur tapi aku tinggal sebentar buat olahraga depan rumah" sean benar benar takut dengan kakak iparnya yang sudah berkacak pinggang sambil melotot dan jangan lupa nada tinggi yang ia berikan kepada sean barusan.

"HEH!! Kamu ini laki-laki masa dimarahin aja langsung nunduk. Ayo liat mbakmu ini, mbak lagi ngomong didepanmu bukan dibawah lantai!"

Sean memberanikan diri menatap winanda, baru saja bersitatap selsma 10 detik 'sesuatu' miliknya dibawah sana tiba-tiba bangun. Sean benar benar gelisah hinggal mulai merasa gerah.

"Anu mbak bukan maksudnya begitu tapi baju mbak itu... terbuka banget"

Perkataan sean menyadarkan dirinya bahwa ia sedang memakai lingerie yang cukup transparan. Belahan dada yang terekspose dan panjang lingerie yang hanya sampai sebawah pantat. Sehingga dalamannya yang kontras terlihat jelas.

Winanda sonrak saja menutup dadanya dengan tangan yang dibawa menyilang disana. Wajahnya memerah, namun sebagai wanita yang sudah menikah ia mengerti akan satu hal. Ia melihat sebuah tonjolan dari celana sean yang sepertinya pemiliknya sendiri tidak menyadarinya.

"I-itu kamu bangun... pasti sakit, maafin mbak yah" winanda langsung berlari ke dalam kamar. Sedangkan sean juga segera pergi ke toilet untuk menyelesaikan urusannya

°°°°°°°°
"Kamu baik baik aja nduk?" Tanya ibunya winanda dari sebrang telfon sana.

"Udah semingguan ini badanku meriang bu terus nafsu makanku hilang, tapi ga ada batuk pileknya ko" kata winanda dengan nada yang lemas.

"Minta suamimu temenin ke dokter terdekat toh, ibu meriksa via online gini ga PD apa lagi sama anak sendiri"

"Mas chandika ga ada. udah sebulan tugas di sorong. Kayanya ntar aja aku kedokternya nunggu mas chandika pulang"