Bab 51

44.2K 2.7K 207
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

.
.
.
.
.

Jangan lupa perbanyak istigfar dan sholawat!

Happy Reading!

=_=_=

Dering telpon membuat Gus Ghaazi tak menyimak dengan jelas ucapan istrinya, belum lagi suara orang-orang di sekitar mereka membuat suara Salwa kurang jelas.

"Sebentar, saya terima panggilan dulu." Gus Ghaazi menjauh, mencari tempat yang sekiranya agak tenang.

Menunggu sekitar setengah jam, akhirnya lelaki yang mengenakan sorban putih di kepalanya itu akhirnya kembali.

"Kurang lama Gus!" Kesal Salwa, bibirnya bahkan sudah mengerucut.

"Hehehe ... maaf, tadi ada rekan bisnis saya yang ingin menawarkan kerja sama. Besok kami akan mengadakan meeting."

"Gus 'kan kuli? Emangnya kuli perlu meeting, ya?" Salwa mengetuk-ngetukkan jemarinya di dagu, bingung.

"Hahahaha ... kamu nggak perlu pusing mikirin kerjaan saya. Insya Allah pendapatan saya bisa memenuhi semua kebutuhan kamu." Gus Ghaazi mengusap gemas puncak kepala istri kecilnya. "Hm, tadi kamu bilang apa?"

Senyuman Salwa kian mengembang sempurna. "Itu ... Salwa mau ngidam gimana caranya?"

Raut wajah Gus Ghaazi berubah tegang, sedetik kemudian ia berbalik.

"Lupakan itu. Kamu belum cukup umur. Lebih baik kamu belajar yang benar!"

Setelahnya Gus Ghaazi pergi meninggalkan Salwa tanpa berpamitan.

Sementara gadis mungil yang di tinggalkan hanya mampu terbengong, tidak tahu apa yang salah dari ucapannya. "Memangnya ngidam itu apa?"

"Woi, Sal!" Agni yang berhasil menemukan Salwa, menepuk punggung gadis itu hingga terbatuk.

"Agni! Nepuknya keras banget, Salwa kaget tahu!"

"Sori, kebiasaan buruk gue belum bisa di ubah!" Agni menunjukkan jari kelunjuk dan tengahnya, tak lupa deretan gigi putihnya nampak mengiringi.

"Ukhty Agni, nggak boleh gitu lagi. Alangkah baiknya setiap bertemu muslim yang lain, ucapkan salam."

"Iya, iya, nggak lagi deh."

"Sebentar lagi maghrib, kita balik ke pondok yuk!" Ajak Jiana yang berulang kali menilik jam tangannya.

"Amunisi lo dah aman 'kan?" Agni melirik plastik di tangan Salwa yang menggembung.

"Udah kok!" Salwa memeluk erat hasil hunting jajannya.

=_=_=

Ba'da isya Salwa dengan langkah riang berjalan ke ndalem. Ia akan menyetorkan hapalan sekaligus mengunjungi Cimut.

Tak lupa Salwa menyempatkan diri membeli makananan untuk keluarga ndalem. Salwa lebih dulu memasuki area dapur, menaruh plastik berisi jajanan di sana.

Setelahnya Salwa mengambil jalur berbeda saat ingin ke ruang tengah kembali, menilik pintu putih berpelitur jawa kental. Sunyi, tak ada sesuatu yang menunjukkan tanda-tanda keberadaan makhluk hidup di dalamnya.

Trus Gus Ghaazi di mana?

Tanya itu hanya mampu Salwa lontarkan dalam hati. Bertanya pada Ummi tentu saja sungkan, ia takut di cecar pertanyaan lain. Terlebih selama ini Salwa sadar, jika perhatiannya untuk sang suami sangat lah minim.

GuS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang