Bab 84

44.9K 2.6K 151
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم
.
.
.
.
.

Jangan lupa perbanyak istigfar dan sholawat!

Happy Reading!

=_=_=

"Susu formulanya yang ini?" Salwa menoleh, memerhatikan takaran usia yang tertera pada bungkusnya, kemudian mengangguk.

Setelah Salwa melanjutkan langkah, Gus Ghaazi pun mengambil beberapa yang serasa cukup untuk ketiga buah hatinya.

Mereka sekarang ada di mini market terdekat dari tempat tinggal Salwa. Awal mula kenapa mereka berdua bisa berakhir di sini tentu saja ide brilian dari otak di luar nurulnya Gus Birru.

Sebenarnya Salwa janjian dengan Agni, tapi perempuan yang tengah berbadan dua itu tiba-tiba membatalkannya karena ngidam ingin pergi memancing ke danau yang dari sini bisa di temput menggunakan mobil selama dua jam perjalanan.

Memang tidak ada kejanggalan. Namun, nyatanya ada usaha Gus Birru yang merayu istrinya.

Gus Ghaazi perlu memberikan hadiah atas kecerdasan Gus Birru yang ia akui cukup ampuh untuk membuat misi PDKT nya semakin jaya!

"Kenapa nggak beli yang komplit aja?"

Salwa menaruh apel, jeruk dan mangga masing-masing satu bungkus dalam troly yang di dorong Gus Ghaazi. "Anak-anak sukanya cuma itu. Lagian anggur mahal."

Gus Ghaazi gegas mengambil satu bungkus apel hijau dan juga ungu. "Segini cukup?"

"Nggak usah."

"Saya yang belikan. Saya ingin mereka tumbuh dengan baik dan sehat. Apalagi buah-buahan ini bagus untuk mereka."

Salwa menghela napas panjang. "Jangan manjain mereka, kalo Anda cuma datang sesaat."

Gus Ghaazi mengangkat sebelah alisnya. "Saya nggak berniat singgah, karena bagi saya kamu itu rumah."

Salwa mengalihkan perhatian pada kertas catatan kebutuhan yang telah di siapkannya sebelum belanja, sembari menyembunyikan dengan keras pipinya yang merona.

Sampai di depan kasir Gus Ghaazi mengerutkan keningnya saat tak mendapati Salwa membeli sesuatu untuk dirinya sendiri.

"Kamu nggak beli apa-apa?"

"Ana membeli semua stok yang habis."

"Maksud saya membeli keperluan kamu?"

"Ana udah nggak perlu apa-apa. Liat mereka bahagia sudah cukup."

Gus Ghaazi meraih setoples jelly di rak terdekat. "Masih suka ini?"

Salwa menatap toples jelly yang lantas mengingatkannya pada kenangan buruk itu. "Nggak."

Gus Ghaazi menggaruk tengkuknya bingung. Ternyata selama lima tahun banyak hal tentang Salwa yang telah berubah. Ia seperti harus mempelajari seluk beluk tentang perempuan itu dari awal lagi.

"Apa yang kamu inginkan saat ini? Tinggal pilih, saya akan belikan."

"Nggak perlu, kita udah ada di barisan antrian."

Gus Ghaazi tak lagi mendebat. Ia tidak akan menang melawan ras terkuad di bumi. Tidak di usir oleh Salwa saja sudah sangat membahagiakan.

Giliran mereka pun tiba, satu persatu barang yang di beli mereka taruh di atas meja untuk di hitung.

"Susunya enam, ya, Pak."

"Ben--"

"Tunggu, tunggu, kenapa beli sebanyak itu?" tanya Salwa dengan terkejut.

GuS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang