1

260 5 0
                                    

Haii para readers tercintaku❣️


Obat yang menjadi penyakit

_

"SENNLY UDAH MAKAN BELUM?". Tanya Mama Sennly dengan berteriak dan menggedor pintu kamar Sennly keras sangat keras.

Pasalnya Sennly belum keluar kamar dari pagi sampai jam 3 sore dikarenakan dia sedang libur kerja, fyi di kamar sennly juga ada cemilan jadi Sennly tidak perlu repot repot keluar kamar untuk mengambil cemilan di dapur.

Ya, Sennly devina ganesha dokter bedah muda yang sangat terkenal di beberapa negara karena keahlian dan kedisiplinan juga ketanggung jawabannya.

Mamanya bernama Livandyra deviana ganesha dia dulu nya ber profesi sebagai seorang dokter yang sangat sukses dan berbakat sama seperti sennly sekarang hingga suatu waktu Livandyra memutuskan untuk resign dan tidak melanjutkan menjadi dokter lagi dikarenakan ada suatu insiden yang membuatnya resign, juga Livandyra sudah mendirikan rumah sakit yang sangat besar dan terkenal lokasinya di jakarta.

Sennly berjalan keluar kamarnya dengan menggunakan kaus oblong hitam dan celana pendek abu abu.

Setelah sampai di lantai bawah Sennly melangkah ke arah dapur yang sangat berisik dengan suara orang yang sedang beradu mulut.

"Lo yang duluan cari gara gara ya!". Ucap gadis perempuan dengan nada sewot. Graceva devani ganesha.
Anak kedua dari Livandyra dan adik dari Sennly, dia masih berkuliah di Universitas Indonesia dengan jurusan Manajemen Bisnis semester 6.

"Anjir lo sama abang sendiri gitu amat". Ujar seorang pria dengan nada tak suka. Rezva devana ganesha.
anak pertama dari Livandyra dan kakak dari sennly dan graceva, dia adalah CEO sekaligus pemilik perusahaan yang bernama GNS'A CROP.

"Kalian apa apaan sih gue baru turun udah gak mood nih gue". Sennly berucap sambil duduk di kursi meja makan dengan tangan dilipat depan dada dan menatap malas kedua orang yang sedang beradu mulut itu bergantian.

"Tuh dia duluan, dia makan es krim gue sampe ludes". Tuduh Graceva dengan menunjuk wajah Rezva hampir saja jari telunjuk Graceva menyentuh mata Rezva.

"Eh lo kok gitu amat sih, niat gue mau gantiin tu es krim jadi ilang". Ujar Rezva ketus.

"Kalo gantiin es krim ya harus lah"

"Gak mau gue, males" Rezva membalas dengan nada tak suka lalu Rezva duduk di sebelah kiri sennly dengan memainkan handphone nya.

"Kapan kalian sih berhenti berantemnya?" Tanya Sennly jengah dengan kelakuan mereka.

"Gak tau" Graceva menjawab dengan nada malas.

Sennly menghela nafas dia mengambil nasi dan juga lauk nya.

"Udah pada makan siang?". Tanya Sennly dengan menatap kedua saudaranya yang sedang perang dingin itu.

"Udah". Jawab mereka serempak berakhir saling menatap dengan tatapan tajam.

"Kalian mending ke kamar deh pusing gue". Saran Sennly yang sekarang sedang memijat dahinya karena pusing melihat saudaranya yang seperti tom and jerry.

Graceva pun melangkah dengan kaki yang dihentak hentakan dan wajah yang cemberut menuju kamarnya yang berada di lantai 2.

"Dia bikin gue gak mood mulu heran". Ucap Rezva sambil menatap kepergian graceva dengan tatapan tidak sukanya.

"Malming kemana ni kita?". Tanya Rezva diiringi tangan yang melipat didepan dada dengan wajah yang membuat Sennly ingin muntah.

"Lo cari pacar kek kasian banget gue liatnya". Ujar Sennly dengan menatap sinis Rezva.

About SENNLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang