Sesampainya di kamar mandi tuan Ares menurunkanku, sikapnya benar-benar keterlaluan.
"Ayo buruan mandi!" serunya dengan kedua tangannya menekan bahuku hingga sedikit terdorong.
Mentang-mentang kuat lelaki ini tega sekali mendorong wanita lemah, dia adalah cowok pertama yang bersikap kasar terhadap Adelia.
"Tuan, keluar dulu ...!" protesku yang sangat ingin menjedotkan kepalanya ke westafel.
Yah aku harus mengusirnya, bagaimana bisa mandi sambil dijagai seseorang yang berlawan jenis, tentu saja sangat tidak etis.
Syukur tuan Ares mau mendengarkanku, ia segera keluar, saat orang itu tak lagi terlihat segera kurapatkan pintu kamar mandi dan memutar kuncinya.
Sebelum mandi harus ada peregangan dulu, letakkan kedua tangan di pinggang, hadap kiri, hadap kanan, membungkuk, yah gelengkan kepala. Ah mantap!
Untuk pemanasan lari-lari di tempat, lompat-lompat, berjoget, kulihat gerakanku di depan cermin sambil tersenyum pada bayangan sendiri. Ternyata senyuman ini manis juga.
Karena sudah merasa siap dengan segala hal yang akan terjadi, aku memberanikan diri untuk mandi. Satu persatu baju tidur kutanggalkan lalu menghidupkan shower.
"O'ow ... dingin banget." Guyuran air dari benda ini mulai membasahi ubun-ubun, luar biasa rasanya menyeruak hingga ujung kuku. Saat bicara ada uap yang keluar, seperti sedang liburan di negara bersalju.
Sehabis menyelesaikan ritual mandi pagi, masih dengan handuk yang melingkar di badan, karena lupa bawa baju mandi dari indekos, dan handuk satunya lagi membungkus kepala aku melangkah kaku dengan kedua tangan gemetar di depan dada.
Lebih dari setahun baru kali ini Adelia merasakan lagi sensasi mandi pagi. Sebuah keajaiban yang tidak menakjubkan.
Aku gesek-gesekkan kedua telapak tangan menuju jendela, menarik gorden agar cahaya matahari di luar sana bisa menembus kaca.
Sedikit silau saat netra terpapar bias cahaya, kupicingkan mata untuk bertahan sambil menghangatkan badan yang kedinginan dengan kehangatan alami memancar dari luar angkasa. Simpelnya, berjemur.
Beberapa menit kemudian berpindah pada sesi pilih-pilih baju alias gamis. Kuingat-ingat lagi rupanya terakhir kali menggunakan pakaian dengan model seperti ini adalah waktu lebaran delapan tahun silam. Wuh, sungguh perjalanan waktu yang lumayan lama.
Pilihanku jatuh pada gamis warna cokelat, dan jilbab hitam, karena memang tidak terlalu suka dengan warna-warna mencolok.
Di depan cermin kembali berpose, dan berputar, membuat ujung gamis cokelat yang baru saja kupakai mengembang sempurna bak penari latar.
Selanjutnya kuambil handphone, membuka aplikasi berlogo merah yang terisi banyak video. Tarian jemari di atas keyboard menghasilkan sebuah kata 'tutorial memakai jilbab' di kolom pencarian.
Hanya sekali klik ada banyak suguhan video, sorot mataku naik turun seirama dengan jempol yang meng-scroll layar. Akhirnya ketemu juga model jilbab yang sama seperti punya Adelia.
Sambil lesehan di depan cermin, sesekali menengok orang yang sedang mengajariku dalam handphone, gerakan tangan memperagakan sesuai petunjuknya.
Ternyata hasilnya lumayan juga. Wajahku tampak gembul dengan balutan kain yang menutup kepala.
Hari ini sejarah kehidupan mencatat Adelia Sujojo, putri pertama dari bapak Sujojo dan Ibu Sidah akhirnya bisa berhijab.
'Tok tok tok'
KAMU SEDANG MEMBACA
PERNIKAHAN ANAK KOS & CEO TAMPAN (18+)
MizahAdelia Sujojo, seorang gadis lugu yang tinggal nge-kos. Siapa sangkah, panggilan interviu untuk kerja dari perusahaan tekstil malah menjerumuskan dia ke dalam pernikahan siri dengan CEO tampan. Yuk, simak seru dan lucunya Adelia Sujojo dalam kisah i...