"Duh, kepala ku sakit banget. Siapa sih yang nyalain musik mana keras banget lagi, udah tau malam hari waktunya istirahat" batin ku, memaki siapa pun yang menyalakan musik keras-keras.
Pelan-pelan aku membuka mata, mencoba melawan rasa kantuk yang membebani karena maraton nonton anime Jujutsu Kaisen sampai pagi.
"hmm.. apakah kau yakin?" terdengar suara seorang pria dengan nada menggoda di telinga ku.
"Anjing, itu suara siapa cuk" buru-buru aku membuka mata terkejut akan suara tersebut, hilang sudah rasa kantuk yang tadi terasa. Sekarang di depan ku hanya terlihat bayangan seseorang mendekat inci demi inci. Aku baru sadar bahwa sekarang badan ku, bukan lagi ada di atas kasur kesayangan ku tapi telah berada di pangkuan kokoh pria yang tidak ku kenal.
"kau siap----" belum selesai aku bertanya, bibirnya terlebih dahulu menyegel ucapanku.
"hmmpp, tung--" lidahnya menyela ucapan yang keluar dari mulutku.
"ini mimpi? ngga mungkin nyata kan!! Siapa pula pria ini" pikir ku. Tapi rasa yang ku rasakan sekarang terlalu nyata untuk jadi mimpi, nafas hangatnya serta lidahnya di mulutku yang terasa pahit karena alkohol terus mendominasi menggelitik indra perasa ku. Pria itu memeluk ku dengan erat, membatasi ruang gerak ku. Dia terus mencoba bermain menggunakan lidahnya, membuat ku sulit bernafas.
"Hen.. tikan" ucapku terbata-bata karena sesak dan panik
"hentikan? apakah kau yakin..., Aku sudah berjanji padamu bahwa kita akan menikah sebelum berciuman dan kau setuju" ucapnya dengan nada menggoda. Aku dapat merasakan tangannya yang besar mencoba membuka kemeja yang ku pakai. Satu, dua, tiga kancing terlepas dengan cepat, aku masih mencerna semua ini, perkataannya sangat mengganggu.
"kapan aku setuju? kenapa aku tidak ingat..." aku terus berpikir dengan keras, berusaha mengingat semua kejadian setelah memejamkan mata tadi pagi. Menyadari pemandangan sekitar yang berbeda dari kamar ku membuatku lebih panik, sejauh mata memandang hanya menampakkan bayangan orang-orang yang menari dengan liar bersama iringan musik yang keras. Aroma alkohol dan asap rokok tercium dari semua arah, bahkan aroma alkohol yang kuat menguar dari pria di depan ku. Aku tidak bisa melihat wajah pria itu dengan jelas, karena ruangan yang gelap.
"Bukankah ini klub malam?, meski aku belum pernah pacaran tapi tentu saja aku pernah ke klub malam. Tapi bukannya tadi aku sedang tidur?, apa ini sejenis prank baru?!" otak ku terus berpikir dan menduga ini hanya prank yang di lakukan temanku, tidak sadar tangan pria tersebut sudah berada di kancing terakhir.
Tiba-tiba angin hangat terasa di area dadaku, "apa yang kau lakukan!" teriak ku. Baru tersadar bahwa kemeja ku sudah terlepas semua, mengungkapkan pakaian dalam berwarna hitam. Wajah pria itu sudah berada di depan dada ku.
"Hentikan itu!" teriak ku sambil berusaha menjauhkan wajahnya. Buru-buru aku mengkancingi kembali kemeja yang sudah terbuka.
"Satoru, hentikan tindakan mu" suara dingin seorang pria terdengar dari seberang sofa. Aku menoleh ke arah suara, meski lagi-lagi wajah pria itu tidak terlihat karena gelap.
"Satoru? halah tidak mungkin yang di maksud Gojo Satoru, dia kan cuma karakter anime" pikir ku, sambil menahan kedua pundak pria yang memangku ku menahannya dari melanjutkan perbuatan tadi.
"Bukan urusan mu, Nanami" suara pria di depan ku kembali terdengar.
Belum sempat aku terkejut mendengar kata Nanami, tiba-tiba pria yang di panggil Satoru mengangkat badan ku. Pemandangan sekitar berubah dengan cepat, ruangan yang tadinya gelap, menjadi terang membuat mata ku kembali tertutup karena cahaya yang menyilaukan.
Pelan-pelan aku membuka mata, menyesuaikan dengan cahaya sekitar.
"teleport??!" batin ku. Tidak hanya terkejut dengan perpindahan ruang yang tiba-tiba bahkan aku lebih terkejut ketika melihat wujud pria yang menggendongku .
"Huh, Go-Gojo" ucapku terbata bata tidak percaya. Terkejut melihat rupa dari pria yang menggendongku. Penampilannya mirip sekali dengan Gojo Satoru, tapi alih-alih mengunakan penutup mata seperti biasanya, sekarang dia menggunakan kacamata dengan lensa bening. Meski jujur, aku lebih suka saat dia menggunakan kacamata ini.
Wajah tampan dan cantik yang seperti malaikat dengan rambut berwarna putih keperakkan, bibir pink, dengan mata biru yang mempesona mampu membuat setiap orang terhanyut dalam tatapannya.
"ini mimpikan, pasti mimpi tidak mungkin ini nyata... Meski jika aku membayangkan Gojo jadi nyata rupanya akan sama dengan pria ini. Tapi apakah aku semengenaskan itu, sampai Gojo Satoru hadir dalam mimpi ku.." Aku terus berpikir dan menekankan pada diri ku bahwa sekarang hanyalah mimpi, karena yang ku ingat aku tertidur di kasur sebelum memejamkan mata.
"Kau, tau aku?" ucap pria itu dengan keterkejutan di matanya.
.
.
.
.
.
OMG, aku malu bangett. Semoga kalian suka dengan cerita ini ya. Cerita ini adalah adaptasi dari kisah mimpi ku sendiri, makasii
KAMU SEDANG MEMBACA
The Tile Of Us [Gojo Satoru]
FanfictionBukankah tadi aku tertidur di kamar setelah selesai maraton anime?, bagaimana sekarang bisa berada di klub malam!. Di pangkuan seorang laki-laki pula?! "Satoru, hentikan tindakan mu" ucap seorang laki-laki dengan rambut pirang. Satoru?? GOJO SATORU...