2

1.2K 101 2
                                    

Pertanyaan itu seperti air es di musim panas, "Dia benar-benar Gojo???!!, tahan Zura tahan. Tarik nafas buang nafas jangan sampai pingsan".

"Bugh" Gojo membanting badan ku ke atas kasur, rasa sakit yang kurasakan menyadarkan ku bahwa ini bukan mimpi. Sekarang yang bisa ku lihat hanyalah badannya yang berada di atas ku, matanya terus memandangi ku. Membuat suhu tubuhku naik perlahan

"Aku tidak peduli bagaimana bisa kau kenal aku. tapi malam ini kau akan jadi milikku" ucap Gojo dengan senyum nakalnya.

"Bagaimana caranya, aku bisa jadi milikmu haha" perkataan bodoh dan canggung itu keluar dengan suara kecil.

Selama 22 tahun hidup, aku tidak pernah dekat secara fisik dengan pria mana pun. Aku mengerti maksud dari ucapan Gojo tadi. Tapi aku masih menolak bahwa ini nyata, meskipun aku sangat menyukai Gojo tapi tidak mungkin aku senang dengan keadaan sekarang. Bahwa aku telah berpindah dunia, terus terlintas di pikiranku. Bagaimana dengan kekayaan yang telah ku kumpulkan selama ini. Juga para idol ke sayanganku yang akan mengadakan konser. Padahal aku sudah membeli tiket mereka, pikiranku terus berkelana.

"Aw mataku, bukannya tadi terang kenapa sekarang gelap. cahayanya hilang kemana..." aku terkejut karena kegelapan yang tiba-tiba.

Ternyata Gojo menggunakan kekuatannya untuk mematikan lampu kamar. Belum selesai aku beradaptasi dengan keremangan kamar, bayangan menutupi pandanganku. Wajah Gojo semakin mendekat dan mendekat menghilangkan semua jarak yang ada, bibirnya dengan perlahan menyusuri wajahku. Dia mencium dahi ku untuk beberapa saat, lalu turun ke kelopak mata, dan selanjutnya pipi ku.

"aku harap kau siap.." setelah suara itu terdengar, tanpa memberi kesempatan menjawab dengan cepat Gojo mencium bibir ku. Awalnya hanya kecupan ringan tapi lama kelamaan ciuman ringan itu menjadi ciuman bergairah yang tercampur dengan nafsu. Gojo mulai mengigit kecil bibir bawah ku dan melumati seluruh area bibir ku.

"ahk" aku terkejut dengan rasa menyengat di bibirku, Gojo memanfaatkan celah yang terbuka. Dia memasukkan lidahnya dan bermain dengan lidahku, aku bisa merasakan rasa darah dan alkohol dalam ciuman kami. 5 menit berlalu, Gojo terus mencumbu bibir ku, tidak memberikan jeda untuk bernafas. Tangannya mulai, turun meraba dan membuka kancing yang tadi aku kaitkan.

"uhk uhk" aku tersedak karena kurangnya oksigen. Mendengar ku tersedak, ia mengeluarkan lidahnya dari mulutku. Meski lampu telah di matikan, tapi sinar bulan menembus kaca kamar. Aku dapat melihat saliva kami saling bertautan. Malu, hanya perasaan malu yang terasa sekarang. Aku tidak mampu membalas tatapannya yang menatapi ku.

Gojo melihat ku sambil tersenyum kecil, bibirnya mendekati telingaku, mencium dan membisikkan kata-kata manis. Tindakannya membuatku merinding, dia terkekeh melihat reaksi yang ku berikan. Tanpa berbicara dia kembali melanjutkan kegiatannya, bibirnya turun ke area leher dengan pelan. Aku dapat merasakan nafas hangat yang menggelitik.

"cup" suara kecupan terdengar aku mendesah merasa geli, sepertinya dia senang dengan reaksi ku. Karena setelah itu, kecupan terus diberikan di leherku. Aku dapat mendengar nafasnya dan nafasku menjadi lebih berat seiring dengan tindakannya memperdalam ciuman di leher dan dada ku.

"Gila, aku udah gila beneran. Mimpi mesum apa ini?"

Setelah membuat banyak kecupan dan tanda di area leherku, Gojo bangkit dan membuka kancing kemejanya satu demi satu.

"kau!" ucapku dengan pelan sambil menutup mataku dengan kedua tangan.

"Hmm, kenapa? Apakah kau malu?" ucapnya sambil terkekeh.

"tidak perlu malu, karena malam ini kau akan melihat semuanya" Gojo melepas kancing terakhir lalu melempar bajunya ke lantai.

Setelah melempar bajunya, dia kembali berdiam di atas ku. Tangannya dengan perlahan mengelus rambut ku. Cahaya bulan menerangi ruangan, aku dapat merasakan hawa yang di keluarkan oleh Gojo berbeda dari yang tadi, sepetinya dia telah kehilangan kesadarannya. Sorot matanya berubah tajam, dengan wajah yang lebih merah dari sebelumnya serta matanya yang berkabut, menandakan bahwa dia benar-benar mabuk karena alkohol .

Saat dia terus mengelus rambut dan pipi ku, aura gelap perlahan keluar dari dirinya. Tapi sepertinya dia tidak sadar dan hanya terfokus pada ku.

"Sial, woi Gojo sadar. Auranya kontrol dulu" aku takut berbicara merasakan tangan Gojo turun ke leherku.

10 menit kemudian, suasana di kamar menjadi berat dan lebih berat membuat ku tertekan. Aku tidak bisa membuka mulutku untuk berbicara Gojo terus mengelus rambut, pipi dan badan ku. Tidak tau apa yang ada dalam pikirannya saat ini.

"Hmmp" tanpa pemberitahuan, Gojo dengan agresif menciumi bibir ku. Dia terus menjilat dan melumati bibir ku sesekali menggigitnya dengan keras. Rasa sakit menyadarkanku, Gojo terus melumati bibirku bahkan ketika itu berdarah. Dengan paksa dia membuka bibirku dengan lidahnya lalu kembali menjelajahi rongga mulutku. Lidahnya dan lidahku terus bertautan.

Aku tidak bisa mendorongnya, tangannya yang besar menggenggam dan menahan kedua tanganku di atas kepala. Suhu tubuhnya semakin meningkat, dengan aura mencekat yang semakin lepas kendali. Hilang sudah rasa hangat dan nyaman tadi, yang tersisa hanya rasa dingin dan arogansi dari seseorang yang terkuat.

Tubuhku semakin tidak nyaman karena aura pekat itu, rasa tidak nyaman ini bukan berasal dari tubuh fisik. "ini menyakitkan, sakit sekali.." aku hanya bisa berpikir bahwa rasa sakit ini berasal dari jiwaku yang seharusnya tidak berada di dunia ini.

"Ahkk" aku menjerit tanpa suara, rasa sakit ini seperti menghancurkan ku berkeping-keping. Aura yang berasal dari tubuh Gojo mengalir dan mendominasi ke dalam jiwa ku yang terluka . Aku tidak tau apa ini hanya bayangan ku saja, tapi aku merasa aura gojo perlahan terserap dan tercampur kedalam jiwa ku.

"Hentikan... Gojo hentikan ini.." suara ku tersekat sekat, aku menangis tidak sanggup menahan rasa di tubuhku.

Tangisan ku tidak terdengar olehnya, dia terbutakan oleh alkohol dan nafsu. Menjauh dari bibir dia mengigit dada kanan ku. Aku dapat merasakan bahwa gigitan itu sangat keras sehingga akan meninggalkan bekas luka.

Kesadaran ku memburam, yang ku ingat malam itu hanyalah rasa sakit.

.

.

.

.

hehehe sebenernya malu nulis yang beginian, tapi aku mau nulis yang kayak gini.

The Tile Of Us [Gojo Satoru]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang