Setelah selesai mandi, aku keluar dengan hanya menggunakan handuk. Di kasur terlihat pakaian dalam baru dan kemeja putih, "Ini... mana bawahannya?? lalu darimana dia dapat pakaian dalam ini".
Aku menatap datar tumpukan baju di kasur entah kenapa merasa sedikit sedih dengan pakaian dalam itu, "Sudah..lupakan saja" aku mengambil pakaian dalam hitam itu dan memakainya, bra yang kupakai benar-benar pas di dada ku sedikit heran apakah ini kebetulan atau memang Gojo tau ukuran dada ku.
Setelah memakai pakaian dalam aku memakai kemeja putih tersebut, "kemeja ini juga sama seperti yang aku pakai tadi, apa punya Gojo ya?". Kemeja itu hanya menutupi setengah paha ku, "ini kependekan" aku berjalan ke kamar mandi untuk berkaca. Dikaca tersebut terlihat pantulan ku rambut hitam sebahu, bola mata cokelat gelap, kulit sawo matang, hidung mancung, dan bibir tebal.
Tinggi badan ku tidak terlalu berbeda dengan badan di dunia asli ku sekitar 165cm hanya ukuran dada yang berubah menjadi lebih besar, aku rapikan kemeja yang kupakai mencoba membuatnya lebih panjang tapi hal itu sia-sia saja, kemeja tersebut hanya mampu menutupi setengah paha ku, aku mendekat ke kaca lalu melepas penutup luka yang basah dari bibirku.
"masih keliatan sedikit" Aku membuang penutup itu ke tempat sampah lalu melipat baju kotorku dan menaruhnya rapi di atas meja kamar mandi.
Kaki ku terhenti ketika akan keluar dari kamar mandi, "tunggu, kayaknya aku naruh itu di saku.." Aku mencari benda itu disaku celana kotor yang sudah kulipat, lalu mengikat rambut ku keatas menggunakannya dan berjalan keluar ruangan.
.
Lorong besar menyambutku ketika aku keluar dari kamar, aku berjalan menyusuri lorong lalu menuruni tangga. Terlihat dapur dengan jendela-jendela besar yang menghiasinya, dapur itu menyatu dengan ruang tamu.
Di ruang tamu terdapat Gojo dan Nanami sedang duduk di sofa membicarakan sesuatu. Sepertinya mereka menyadari kehadiranku karena Nanami mengarahkan pandangannya padaku begitu juga Gojo.
"kau sudah selesai mandi ya, ayo mendekat kesini" Gojo mengarahkan tangannya menunjuk sofa di sebelahnya. Aku berjalan dan duduk di sofa yang Gojo tunjuk, kepala ku menunduk tidak berani menatap kedua orang di tersebut.
"Kenapa gadis itu ada disini?" terdengar suara dari Nanami, matanya naik turun memandangiku lalu menetap lama di pahaku dan kembali memandang Gojo. "Bukankah itu bajumu?" suaranya kembali terdengar.
"Aku membawanya tadi malam, dia alasan ku memintamu kesini dan iya itu baju ku aku tidak punya baju lain untuk dipinjamkan" Aku merasakan pandangan Gojo melihat ku naik turun lalu menetap lama di wajah dan paha ku. Tangan ku berusaha menutupi paha ku yang terlihat dengan kedua tangan ku.
"Sial..sial..sial" Wajah ku memerah malu merasakan pandangan mereka.
Pandangan Gojo kemudian kembali ke Nanami "jadi Nanami, bisa kau ceritakan kenapa malam itu setelah kita pergi ke bar aku berakhir tidak sadar di kamar dan kau memandangi ku seolah aku hewan buas?" Gojo berbicara dengan nada kesal.
"Kenapa kau tanya aku?, salahkan dirimu sendiri yang lupa" Nanami melipat kedua tangannya lalu bersandar di sofa seolah mengejek Gojo.
"Aku benar-benar tidak ingat, makanya aku menanyakan itu" Aku melihat ekpresi Gojo dari samping, iya melepas kancing atasnya dan mengembuskan nafas kasar dengan ekspresi jengkel.
"Sudah aku bilang jangan terlalu banyak minum malam itu, tapi kau keras kepala" Nanami melihat Gojo dengan datar.
"baik baik maafkan aku karena banyak minum ya....." Aku merasakan tekanan dari setiap kata yang di ucapkan oleh Gojo.
"hah.. tapi karena aku kasihan padanya, akan aku ceritakan yang ku tau saja" Pandangan Nanami bertemu dengan ku, wajah tampannya menatap ku dengan lekat.
"Setelah kau membawanya pergi dan meninggalkan ku sendiri, aku mendapat telfon dari salah satu penyihir jujutsu yang tinggal dekat rumah mu. Dia mengatakan aura mu menutupi seluruh rumah, jadi aku buru-buru kesini karena tau kebiasaan mabuk mu. Aku mendobrak pintu kamar mu dan melihat gadis itu pingsan, aku mencoba menarikmu dari dirinya..." Nanami mengambil rokok menyalakannya lalu menghisapnya dalam.
Aroma asap rokok tercium ketika Nanami menghembuskan nafasnya, lalu dia berbicara lagi melanjutkan ceritanya. "Kau benar-benar seperti hewan buas malam itu, sangat susah membuatmu pingsan dengan cara normal jadi aku menggunakan pistol bius".
"kau! jadi karena itu punggungku sakit sekali saat aku bangun!" Gojo menatap tidak percaya akan perbuatan temannya itu.
Nanami tidak menghiraukannya melihat kearahku dan berbicara "Aku membawa gadis itu pulang kerumahnya, di dompetnya ada alamat lengkapnya" lalu dia menghisap rokok lagi entah apa arti dari sorot matanya yang melihatku. Pandangan ku melekat memperhatikan setiap gerakan Nanami, lengannya yang berotot dengan tangannya yang besar memegang rokok membawanya kearah bibir untuk dihisap dalam dihembuskan kembali, rambut pirangnya yang jatuh ke dahinya benar-benar seperti yang digambarkan tapi sekarang dia nyata.
"tunggu-tunggu kalau dia yang mengantar ku ke rumah, berarti Nanami juga melihat badan ku kan, heh berarti dia juga yang mengganti baju ku??" Aku tersadar dengan perkataan Nanami dan memalingkan wajah dari tatapannya tidak berani menanyakan kebenaran. Aku dapat merasakan wajah ku yang memanas karena malu. Ku lihat Gojo menyilangkan kakinya, dahinya mengkerut seperti berusaha mengingat kejadian malam itu.
"Jadi begitu..." Gojo menoleh kearah ku sambil menganggukan kepalanya pelan seolah mengerti lalu menoleh lagi ke arah Nanami. "Apa kau mau ikut makan?" tanyanya ke Nanami.
"Tidak, aku ada urusan. Kau jangan lupa hadir rapat nanti sore" Nanami, menghembuskan asap rokok lalu mematikan puntung rokok dengan tangannya. "Aku pergi dulu" Dia bangkit dari sofa lalu mengambil tasnya, tetapi langkah kakinya berhenti ketika sudah membuka pintu.
"hei, kau" Nanami berbalik melihat kearah ku.
"aku..?" aku bertanya bingung, kulihat Nanami hanya mengangguk. Pandangannya naik turun melihat ku lalu menatap wajah ku setelah beberapa saat dia berbicara.
"Sebaiknya kau hati-hati dengannya, lihat apa yang dilakukan hewan buas itu kebadan mu" Setelah mengatakan itu dia menutup pintu dan pergi.
"Aku bukan hewan buas!" Gojo bangun dan berbicara ke arah Nanami yang sudah menghilang.
"Bangsat... berarti dia memang lihat semuanya" aku menutup wajah menggunakan tangan malu atas perkataan Nanami tadi.
.
.
.
.
hehehe mau cepet cepet namatin ini karena udh banyak ide lainnya

KAMU SEDANG MEMBACA
The Tile Of Us [Gojo Satoru]
FanfictionBukankah tadi aku tertidur di kamar setelah selesai maraton anime?, bagaimana sekarang bisa berada di klub malam!. Di pangkuan seorang laki-laki pula?! "Satoru, hentikan tindakan mu" ucap seorang laki-laki dengan rambut pirang. Satoru?? GOJO SATORU...