Aku membuka laptop dan mencari informasi apapun tentang anime jujutsu kaisen, tapi sesuai dengan perkiraan aku tidak menemukan informasi apapun. Setelah itu aku mencari tentang kutukan ataupun sekolah jujutsu, aku hanya dapat menemukan informasi acak yang tidak jelas. Akhirnya aku mematikan laptop dan bangkit pergi ke meja belajar. Mengambil salah satu buku baru lalu menulis di halaman paling tengah.
"Sumpah... padahal kemarin baru nonton, tapi kenapa ingatannya samar-samar?" Kepala ku terasa pusing, aku memijat pelipis ku mencoba untuk mengingat setiap alur atau episode terakhir yang ku tonton.
"mana cuma ingat wajahnya aja" aku pasrah ketika tidak dapat mengingat nama karakter selain karakter favoritku lalu menuliskan beberapa plot yang aku ingat.
"Tapi karena Yuji udah masuk sekolah jujutsu berarti udah lewat episode awal.." tangan ku mulai bergerak, aku menulis tentang penyerangan sekolah, Gojo yang diserang, kejadian manusia yang di ubah jadi kutukan dan Yuji yang hampir mati, serta episode terakhir yang aku tonton waktu penyerangan di jembatan. Aku menulis apapun yang dapat kuingat di buku tersebut, hanya hal-hal umum yang dapat aku ingat tapi lebih baik daripada tidak menulis apapun.
"Sekarang aku harus tau, apa kejadian penyerangan sekolah sudah lewat atau belum. Tapi bagaimana caranya. Tidak mungkin aku menanyakan secara langsung kepada Nobara kan" Helaan nafas berat keluar dari mulutku, ku tutup buku tersebut lalu menaruhnya di laci dan pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi bersiap-siap untuk tidur.
Setelah keluar dari kamar mandi aku menyalakan ac, mematikan lampu dan membaringkan badan. Pandanganku mengarah ke langit-langit ruangan.
"lelahnya, jadi aku benar benar hampir mati tadi..." Pikiran ku hanyut mengingat kejadian yang terjadi di sungai sore itu, perlahan rasa kantukku semakin berat aku menutup mata dan tertidur.
.
"panas..." Aku tersadar dari tidur ketika merasakan panas di dada ku, kulihat jam di dinding menunjukan pukul 23.58 P.M. "Deg...Deg...DEG.." Jantung ku berdegup semakin kencang ketika muncul rasa sakit yang menusuk, tanda hitam di dadaku semakin memanas seperti terbakar.
Buru-buru aku menanggalkan baju, berusaha mendinginkan badan dengan suhu dingin ruangan. Tetapi hal tersebut tidak mempan, aku memeluk kaki ku menggigil kesakitan, badan ku terus mengeluarkan keringat dingin kepala ku seperti dihantam puluhan palu. Erangan kesakitan terus keluar dari mulutku, rasa sakit itu seperti menembus jiwa ku.
Aku menggigit bantal meredam teriakan yang keluar, rasa panas membakar paru-paru ku membuatku sulit bernafas.
"Bruk" suara jendela terbuka terdengar sebelum aku kehilangan kesadaran.
.
Kesadaran ku perlahan kembali, samar samar aku dapat mendengar percakapan seorang wanita dan pria.
"Bagaimana keadaannya, apa dia baik-baik saja Shoko?" suara itu terdengar pelan.
"Dia baik-baik saja, kita tinggal menunggunya untuk sadar. Apa kau juga sudah baikan? Bukankah tadi kau kesakitan?" suara perempuan menyauti pertanyaan tersebut.
"aku sudah tidak apa-apa" ternyata itu adalah suara seorang laki-laki.
"hah... jantung ku tidak sesakit tadi, jadi...hari ini aku hampir mati dua kali" Kesadaran ku sudah kembali sepenuhnya, telinga ku fokus mendengarkan pembicaraan kedua orang tersebut. Aku mencoba membuka kelopak mata ku yang berat, perlahan cahaya langit-langit terlihat. Beberapa kali aku mengedipkan mata berusaha melihat dengan jelas, Ketika aku dapat melihat dengan jelas terlihat atap ruangan yang berbeda.
"Bukankah tadi aku pingsan di kamar? Sekarang aku ada dimana?" Aku kebingungan melihat atap ruangan yang berbeda dari kamar ku.
.
"Dia sudah sadar" Terdengera suara sepatu hak semakin mendekat kearah ku.
"Apa kau masih merasakan sakit?" wajah cantik seorang perempuan memasuki penglihatan ku.
"Sepertinya aku pernah melihat wajahnya.." Aku mencoba mengingat wajah wanita tersebut dan menggelengkan kepala pelan tidak mampu mengeluarkan suara.
"Bagus, jika tidak aku pergi dulu. Badan ku lelah karena berusaha menyembuhkannya selama 2 jam kau tau" Wanita itu tersenyum pada ku dan menoleh kearah pria yang berada di dekat pintu, lalu berjalan pergi keluar ruangan.
"Brakk" terdengar suara pintu di tutup.
Aku tidak dapat bangun untuk melihat penampilan pria itu, karena badan ku terasa sakit di berbagai area.
"Lebih baik kau tidur lagi" suara dingin pria itu terdengar, setelah mendengar suaranya entah kenapa mata ku tertutup perlahan dan aku tertidur kembali.
.
.
.
maaf agak pendek
KAMU SEDANG MEMBACA
The Tile Of Us [Gojo Satoru]
FanfictionBukankah tadi aku tertidur di kamar setelah selesai maraton anime?, bagaimana sekarang bisa berada di klub malam!. Di pangkuan seorang laki-laki pula?! "Satoru, hentikan tindakan mu" ucap seorang laki-laki dengan rambut pirang. Satoru?? GOJO SATORU...