5

784 65 0
                                    

"selamat datang di restoran kami..." suara pelayan itu kembali terdengar. Aku tidak mempedulikannya dan hanya fokus pada makanan ku.

"Hmm, pesan satu mie kuah kari dengan tambahan telur. Minumannya Ice tea ya" terdengar suara perempuan memesan makanan.

"Yuji-, cepalah putuskan pesanan mu" suara perempuan itu kembali terdengar.

"uhukkk uhukkk" Aku tersedak saat sedang menyeruput kuah mie pedas milikku, buru-buru aku mengambil teh ocha dan meminumnya.

"Yuji????, ini bukan seperti apa yang ku pikir kan. Nama Yuji itu pasaran jadi tidak mungkin..." Aku berusaha meyakinkan diri ku bahwa nama itu bukanlah nama Itadori Yuji tapi Yuji yang lain.

"Tunggu Nobara~, biarkan aku berpikir. hmmm, aku mau makanan yang sama dengan Megumi saja" terdengar suara laki-laki dengan nada yang khas.

"Aku sama seperti Nobara" Di susul suara datar seorang laki laki.

"Yuji??Nobara????Megumi??????. Anjing, ini beneran??? Apa kebetulan Namanya sama........" Aku terus berpikir dengan keras berharap apa yang ku dengar itu salah. Perlahan suara ketiga orang tersebut semakin mendekat kearah ku. 

"kenapa harus duduk di belakangku sih" aku menangis memikirkan tiga orang tadi berada di meja di belakangku. Perlahan aku mencoba meminimilasir keberadaan ku, berusaha menguping pembicaraan mereka.

.

"Bagaimana bisa sensei tidak terlihat hari ini dan hanya memberikan tugas saja" perempuan itu berbicara setelah duduk di kursi.

"Kau tau, Gojo-sensei itu orang yang sibuk. Mung..."

"Prang" Suara nyaring dari gelas yang jatuh memotong kalimat laki-laki itu. Aku tidak sengaja menyenggol gelas di depanku, buru-buru aku menaruh kembali gelas itu dengan benar bersyukur bahwa gelas yang diberikan adalah gelas plastik. Perlahan aku bangkit dari kursi, membalikkan diri menghadap ke arah tiga orang tersebut. Kepala ku menunduk tidak berani melihat langsung ke mereka,mata ku hanya melihat  kaki mereka saja.

"ayo angkat kepala mu... pastikan apakah semua ini nyata"  suara itu terus terngiang dseraya secara perlahan aku mengangkat kepala. Pemandangan yang kulihat dengan mata ku membuatku terkejut. "Pink...  warna pink"  rambut pink terlihat, aku perhatikan wajah mereka satu persatu. Ternyata ketiga orang tersebut juga menoleh kearah ku. 

Badan ku gemetar karena panik, aku tersenyum canggung dan segera pergi ke kasir untuk membayar makanan ku. Setelah selesai membayar dengan cepat aku keluar dari restoran dan berjalan tergesa-gesa  tanpa memperhatikan area sekitar.

"Itu benar-benar mereka, mereka nyata!" Aku terus bergumam terkait tiga orang yang ku lihat tadi. Ketiga orang itu adalah karakter dari anime favoritku saat ini, rambut pink itadori Yuji yang mencolok, rambut oranye Nobara, dan wajah tampan tanpa senyum milik Megumi. 

"Jika semua ini nyata, berarti yang kemarin malam benar-benar Gojo?!, tapi bagaimana aku bisa pindah ke dunia ini" aku terus memutar memori kemarin untuk menemukan petunjuk apa pun yang dapat membantu ku saat ini.

Aku terus berjalan menjauhi restoran, sibuk memutar otak berusaha menerima bahwa semua yang ku alami sejak tadi malam itu nyata. Setelah beberapa menit berjalan, aku mengangkat kepala ku yang terus menunduk ketika tidak terdengar satupun suara disekitarku.

"kenapa bisa kesini" aku melihat sekeliling memperhatikan pemandangan yang sudah berubah, sekarang aku tidak lagi berada di jalan utama tetapi telah berada di area sungai belakang pertokoan tempat aku biasa diam menghabiskan waktu. Meski biasanya sungai ini sepi tapi entah kenapa sore ini lebih sepi dari biasanya.

 Aku berjalan ke arah pohon tempat biasa aku beristirahat. Pohon itu tidak berubah dan tetap sama seperti kemarin, daunnya tetap rindang dan hijau. Bahkan di batangnya masih terdapat guratan yang pernah ku buat.

Aku duduk di bawah pohon tersebut sambil melihat pemandangan sungai, semua ini membuat ku heran. Aku terus bertanya-tanya apakah aku sudah gila makanya terus-menerus berhalusinasi. Aku memejamkan mata ku untuk mengingat semua momen yang ku alami sejak tadi malam.

"hahh, semua ini nyata. Kejadian semalam dan wajah tiga orang itu buktinya, berarti tanda hitam di dadaku itu asli. Mungkin tanda itu muncul karena aku pindah ke dunia ini?..." pikiran ku terus berkelana, aku terhanyut dan mulai kehilangan kesadaran.

.

"Tringgg...Tringgg..." Suara itu membangunkan ku, layar hand phone menampilkan nama ayah. Ku tatap layar hand phone tersebut dan perlahan menggeser layar untuk menerima panggilan.

"Halo..." suara yang familiar terdengar. Buru-buru aku dekatkan handphone ke telinga.

"ayah?...." suara ku bergetar.

"Hmm, bagaimana kabarmu Zura? Tadi siang kenapa nelfon ayah? Kamu udah makan?" rentetan pertanyaan terdengar.

"aku... baik-baik saja, tadi udah makan juga. Hmm.. ak-u aku cuma rindu suara ayah dan mamah, kalian baik-baik aja kan di sana?" suara ku bergetar, berusaha menahan tangis.

"kami baik-baik saja disini, ayah lagi nunggu mamah mu belanja. Bia---buzz-kan buzz.... Buz... ayah matikan- buzz..." Suaranya dari handphone terus terpotong, kulihat layar handphone menampilkan panggilan yang terputus. Jam menunjukkan pukul 16.58 PM, bar sinyal yang tadinya penuh menjadi hilang mengartikan tidak ada sinyal di sekitar.

"Tidak ada sinyal? Biasanya ada sinyal disini, apa ada pemadaman?" aku bangkit dari tanah sambil mengarahkan handphone ke langit berusaha mencari sinyal. Setelah bergerak untuk beberapa saat, aku menyerah mencari sinyal dan berjalan ke arah sungai. Aku dapat melihat dengan jelas pantulan wajah ku dan matahari yang sedang terbenam di sungai itu, ku arahkan tangan ke kedua pipi lalu ku cubit keras untuk menyadarkan diri. Perlahan aku meninggalkan sungai dan berjalan ke arah jalan utama.

.

.

.

done done

The Tile Of Us [Gojo Satoru]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang