8. Damai

148 22 22
                                    

Hollow 🐶😆

FOR YOUR INFORMATION, sebelum membaca guys

Jyo punya karya baru yang dalam waktu lama akan publish 😂

Tentang: anak sekolahan gitu, balas dendam and than mafia 😳

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tentang: anak sekolahan gitu, balas dendam and than mafia 😳

Nantikan debutnya ya hihihi
.
.
.
Buat kalian yang udah gak sabar baca kisah cinta segitiga inih atau bisa aku bilang segiempat ditambah Eca? - aku persilakan kuy.

Vote dan komennya ditunggu dengan senang hati 😉

______________________________________

"Terkekang masa lalu membuatmu tak bisa tenang menjalani masa depan meski dengan senyuman."

~ Diary Aruna: Mentadabburi Cinta ~

   Baim kini telah berada di kamar Ryan. Bocah itu akan tidur bersama calon kakak iparnya di atas ranjang king size. Sementara Ryan masih berkutat dengan laptopnya untuk mengurus beberapa kerjaan sebelum tidur di tepi ranjang.

   "Kak Ian," panggil Baim mengubah posisi berbaringnya menjadi duduk dan membawa bantal ke atas pangkuannya.

   " Iya," balas Ryan tanpa menoleh.

   "Boleh tanya?"

   "Boleh, mau tanya apa?"

   "Hmm, kak Ian kenapa mau nikah sama kak Una? Kak Una kan cacat. Gak bisa ngomong, gak bisa denger kalau gak pakai alat bantu.

   "Memangnya kak Ian gak malu, nanti diledekin punya istri cacat?" pertanyaan Baim terdenger seperti bocah polos dengan rasa penasaran tinggi. Dia sendiri heran, kenapa cowok setampan, sekaya dan sehebat Ryan menyukai kakaknya yang cacat? Atau karena mereka dari keluarga yang sama-sama berada jadi kekurangan jadi tidak masalah?

   Ryan terkekeh. Pria itu menutup laptopnya dan berbalik ke Baim. Dia mendekat dan duduk di hadapan bocah itu.

   "Baim," ucap Ryan dengan lembut. "Manusia tidak ada yang terlahir sempurna."

   "Tapi nyatanya kita berdua sempurna," celetuk Baim memotong penjelasan Ryan.

   Ryan tersenyum sambil menggeleng. "Setiap manusia itu terlahir punya kekurangan dan punya kelebihan."

   Baim memiringkan kepalanya, menunjukkan ekspresi tanda tanya.

   "Gampangnya gini. Baim sendiri ada gak tempat Baim merasa gak mampu, merasa gak bisa kerjain?"

   "Hmm," Baim terlihat serius berpikir. "Di sekolah aku paling lemah sama hitung-hitungan. Kepalaku suka mumet kalao ada tugas matematika."

   "Nah kan, itu salah satu kekurangan kamu. Kalau bagian yang paling jago dimana?"

[3] Diary Aruna: Mentadabburi cinta ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang