16. Kabar Buruk Vs Kabar Baik

183 21 35
                                    

Hallo yang udah kangen sama Jyo 😆
Readers be like: Ge-er 🤪

Kalian kangen sama Aruna dan Ryan kan? Eh atau sama Enzo barangkali?

H A P P Y   R E A D I N G  G U Y S

______________________________________

Sudah kurang lebih tiga bulan ini Manda drop dan dirawat inap di rumah sakit. Kondisinya semakin parah sejak hari pernikahan Aruna dan Ryan waktu itu. Meski sudah menjalani kemoterapi tapi tetap saja kesehatannya tidak berkembang sama sekali. Setiap hari setiap jam Jeremy selalu ada disampingnya.

Keluarga Jaster pun turut menjenguk sesekali. Mereka khawatir dengan kondisi Manda khususnya Bill, ayah Jeremy. Sungguh, ia masih berkeinginan agar putra keduanya itu menikah lagi agar setelah sepeninggal Manda Jeremy punya pendamping tapi, putranya itu enggan menerima permintaannya.

Bill bahkan sampai memohon pada Manda agar menantunya itu membujuk suaminya agar menikah lagi seperti yang dilakukannya siang ini di rumah sakit saat perempuan itu masih terbaring di atas ranjangnya dengan berbagai alat medis melekat ditubuhnya.

''Kamu mengerti kan masuk Papa, Manda? Papa hanya ingin Jeremy bahagia apalagi dengan adanya seorang anak dari darahnya sendiri.'' Perkataan Bill begitu lembut sambil menggenggam tangan Manda di pembaringannya. Namun, kata-kata itu setajam pisau yang melukai Manda dan Jeremy.

Manda sebagai menantu tentu tidak bisa berkata apa-apa selain menurut saja. Toh apa yang diinginkan Papa sama seperti apa yang diinginkannya. Setidaknya setelah dia tiada Jeremy memiliki pendamping yang akan menemani hari-hari tua suaminya. Maka dengan berat hati Manda tersenyum dan mengiyakan permintaan ayah mertuanya. Untung saja saat itu Jeremy sedang keluar. Jika pria itu dengar apa yang dibahas oleh ayah mertua dan menantu itu maka pasti dia akan sangat marah.

~oOo~

Sebentar kemudian saat Papa sudah pulang Ryan dan Aruna datang menjenguk Manda. Mereka sempat berpapasan dipintu masuk dan bersalaman. Aruna dan Ryan berdua jugalah yang paling rutin menjenguk paman serta bibi mereka itu. Sambil bergandengan tangan keduanya masuk ke ruang rawat Manda yang ada di kelas VIP. Tangan kiri Aruna terlihat sedang membawa bunga lilih putih. Setelah menyapa Jeremy dan Manda, Aruna menata bunga lili yang ia bawa ke dalam vas yang berisikan bunga lili yang sudah mulai layu. Dia menggantinya dengan yang baru.

''Sehat-sehat ya tante, aku tante lekas sembuh,'' kata Ryan.

''Makasi ya Ryan, Aruna, kalian selalu menjengukku,'' lirih Manda. Kulit dibawah matanya semakin menghitam dengan wajahnya yang pucat sekali.

''Om sama tante harus kuat ya. Ada Allah yang selalu menjaga kalian,'' kata Aruna dengan bahasa isyaratnya. Jeremy membalas dengan anggukkan dan senyuman begitu pula dengan Manda.

Melihat kondisi Manda yang drop seperti ini membuat Ryan diam-diam merasakan ketakutan tersendiri jika mengingat kondisinya juga. Tumor yang bersarang di kepalanya sejak satu tahun lalu semakin berkembang seperti yang dikatakan dokter tempo hari. Aruna pada akhirnya juga tahu penyakit yang dialami dirinya. Biar bagaimana pun Aruna adalah istrinya apalagi perempuan itu ngotot untuk diberi tahu tentang kondisinya.

Ryan merasa bersyukur Aruna mendukungnya untuk sembuh dan merahasiakan ini dari keluarga besar. Bahkan ayah kandungnya sendiri tidak mengetahui penyakitnya ini.

Laki-laki itu hanya berharap dia bisa sembuh dan akan terus bersama Aruna hingga maut memisahkan keduanya.

~oOo~

Sudah cukup lama Aruna dan Ryan disana. Saat mereka hendak balik tibia-tiba saja Aruna merasa mual dan nyaris muntah. Wajahnya mulai terlihat pucat. Kakinya juga melemas dan nyaris saja pingsan kalau Ryan tidak menahan tubuhnya.

''Sayang, kamu kenapa?''

Tidak ada jawaban dari Aruna, perempuan itu terlihat ingin muntah berulang kali. Tangannya meremas tangan suaminya sangat erat. Kepala Aruna terasa pusing sekali.

''Ryan mumpung di rumah sakit kamu bawa saja ke dokter untuk periksa,'' saran Jeremy.

''Iya Yan, siapa tahu Aruna lagi hamil sekarang,'' celetuk Manda dan terkekeh dengan wajah pucatnya.

''He?'' tentu saja Ryan terkejut dengan celetukan Manda. Ia tidak mengira jika istirnya hamil. Ryan tidak ada terpikirkan sama sekali kearah sana tapi, bisa aja apa yang dikatakan tantenya itu benar bukan?

''Sayang kita periksa ke dokter ya?'' Aruna menjawab hanya dengan anggukan.

''Om, Tante, Ryan sama Aruna pamit dulu ya,'' ucap Ryan.

~oOo~

Usai Ryan memeriksakan kondisi istrinya ke dokter maka benar saja yang dikatakan MManda bahwa Aruna hamil dan usia kandungannya baru mencapai delapan minggu. Sebuah kabar bahagia bagi keduanya apalagi jika kabar ini telah sampai kepada keluarga besar mereka.

Saking bahagianya Ryan berulang kali mengecup istrinya yang sedang berbaring di atas ranjang. Pria itu mengecup tangan, pipi hingga bibir Aruna tidak henti karena saking bahagianya. Aruna hanya terkekeh melihat tingkah suaminya yang seperti ini.

Terakhir Ryan mencium perut istirnya dan mengelusnya pelan sambil bergumam, ''Ayah sangat senang dengan kehadiran kamu Nak.''

Di tengah kebahagiaan itu suara berdenging terdengar oleh telinga Ryan dan kepalanya terasa sakit. Dia meremas kepalanya untuk menghalau rasa sakit. Aruna bangun dari pembaringannya. Ia merangkul bahu Ryan dan menanyakan kondisinya dengan raut cemas.

Rasa sakit di kepala Ryan hilang. Pria itu bisa bernapas lega. Ia kemudian menoleh pada Aruna dan memberikan senyumannya. Ryan menggenggam tangan istrinya itu dan menatapnya lekat. Suaminya selalu saja tersenyum disaat-saat seperti ini. Padahal Aruna sendiri sangat mengkhawatirkannya.

''Sayang,'' Ryan mengangkat tanganya dan mengelus pipi Aruna. ''Aku gak apa-apa.''

Selalu jawaban itu yang diberikan Ryan padanya.

''Kamu gak boleh terlihat sedih seperti ini. Hari ini hari bahagia kita loh, sayang.''

''Sebentar lagi kita pulang ya. KIta akan mengabari bahwa keluarga Jsster akan punya cicit,'' Ryan terkekeh. Setelahnya dia mengelus perut Aruna sambil bergumam, ''Baik-baik di sana ya Nak. Ayah akan menunggu kehadiranmu.''

______________________________________

Aku no comment

Silakan kalian aja yang berkomen ria di kolom yang sudah tertera 🤧
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Follow For Follback me:

[3] Diary Aruna: Mentadabburi cinta ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang