(9) Demam Tinggi

8 3 0
                                    

Jam menunjukkan pukul 01.08 kst. Talia terbangun karena merasakan kepalanya pusing dan terasa panas, setelah pulang dari taman hiburan kemarin, Talia langsung pergi ke kamarnya, mengganti bajunya dengan piyama bermotif moomin dan tertidur.

Talia membuka pintu kamarnya pelan pelan agar tidak membangunkan orang tuanya. Talia menghampiri kamar yang memiliki pintu coklat dengan ukiran emas yang menjulang tinggi. ia membuka pintu itu perlahan dan menutupnya kembali lalu menghampiri seseorang yang sedang tidur di kasur king size berseprai biru tosca. Talia ikut berbaring disamping orang itu dan memeluknya dari belakang.

"Bang juna.. Bang.. Bang juna" Bisik Talia.

Juna yang tidurnya terganggu itu pun membalik badannya dan memeluk tubuh hangat dari sang adik, tangannya juga mengusap kepala Talia.

"Kok jam segini udah bangun? " Tanya juna, matanya masih tertutup dan suaranya juga serak, khas orang bangun tidur.

"Badan Talia sakit semua bang, terus panas banget, Talia gak bisa tidur" Ucap Talia lemah.

Sontak juna langsung membuka mata dan menaruh punggung tangannya di kening adiknya. Panas tinggi yang ia rasakan. Juna berlari ke dekat kamar mandi membuka kotak P3K yang tertempel di sana dan mencari termometer. Saat melihat angka yang tertera di termometer juna kaget lalu berlari ke kamar orang tua nya.

Tok.. Tok.. Tok

"Mama.. Papa.. " Seru juna.

Tok.. Tok... Tok

"Mama.. Papa" Seru juna kembali.

Ayumi yang mendengar teriakan putranya itu bangun dan membuka pintu melihat apa yang terjadi.

"Kenapa sayang? Jam segini kok kebangun? " Ucap ayumi lembut.

"Talia ma" Ujar juna panik.

"Talia kenapa sayang? " Ucap ayumi yang mulai panik.

"Talia badan nya panas banget ma" Ucap juna bertambah panik.

"Ha? Sekarang Talia dimana? " Tanya ayumi.

"Di kamar aku" Ucap juna.

Lalu ayumi dan juna berlari memasuki kamar juna.

Sekarang ayumi duduk disamping kasur yang ditengahnya ada gadis terbaring lemas, bibir cerry nya pucat, badannya panas, ayumi semakin panik saja. Renjun yang kemudian datang mendekat dan memeriksa badan Talia, ia juga kalang kabut panik. Tapi ia tutupi agar ayumi tidak semakin cemas.

Renjun pun menggendong Talia dan dibawa ke mobil, setelah juna dan ayumi masuk, renjun menancap gas pergi ke rumah sakit.

♡♡♡

Ayumi menangis dipelukan renjun, jujur jantung nya berdetak kencang tak karuan. Ayumi adalah ibu yang tak kuasa melihat anak anaknya kesakitan, jadi saat anaknya sakit ia akan merasa gelisah dan panik, juga selalu menangis.

Dokter pun keluar dari ruangan Talia setelah memeriksa nya.

"Tenang ibu jangan khawatir, putri ibu sudah kami tangani, putri ibu hanya mengalami demam biasa, namun suhunya benar benar tinggi" Ucap dokter tersebut.

"Terima kasih dokter" Ucap renjun.

"Sama sama, kalau begitu saya pamit pergi dulu" Ucap dokter tersebut dan pergi meninggalkan keluarga kecil itu.

Kini Ayumi duduk disamping bangsal putrinya itu. Sedangkan kondisi Talia tak sadarkan diri. Melihat hal itu Ayumi kembali terisak, sungguh hatinya serasa disayat saat anaknya sedang merasakan sakit, entah luka kecil atau luka besar Ayumi tak kuasa melihat anak nya kesakitan, entah itu juna ataupun Talia. Renjun mengusap kepala ayumi, mencoba untuk menenangkan istrinya itu. Sedangkan juna tidur di sofa rumah sakit. Untung kamar yang dipesan renjun VVIP jadi tidak akan menganggu orang lain atau merasa diganggu.

Ketos Brengsek {end}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang