Chapter 1

8 1 0
                                    

.
.
.
Selamat Membaca
.
.
.

🌻🌻🌻

"Allâhumma Soyyiban nafi'an" ucap ku sambil menatap setiap butir air hujan yang turun membasahi bumi sore ini, bersyukur atas segala nikmat yang Allah anugerah pada diri yang sering lalai atas segala nikmat-Nya.

Aku tersenyum mengingat diri ku beberapa tahun silam, kepingan ingatan tentang diri ku beberapa tahun silam selalu datang menyapa di kala hujan turun menyapa bumi.
Bukan tak bisa berdamai dengan masa lalu, namun masa lalu selalu menjadi bagian dari setiap insan yang takkan pernah bisa dihapus atau dihilangkan begitu saja.

Semua insan punya masa lalunya masing-masing, entah itu masa lalu yang bahagia atau sedih atau bahkan menyakitkan atau mungkin saja sangat sulit untuk dilalui tetaplah masa yang dimana raga dan jiwa pernah berada di sana.

Masa lalu adalah aku hari ini, dari masa lalu aku belajar lalu berbenah untuk menjadi lebih baik. Setiap jalan yang dilalui pasti ada hikmah yang harus di pelajari jangan sampai masa yang pernah dilalui itu tak membawa perubahan apa-apa pada hari ini.

Selama Allah masih mengizinkan untuk bernafas dan berpijak di bumi milik-Nya, maka selama itu pula masih ada kesempatan untuk menjadi lebih baik dari pada sebelumnya.

Aku tak pernah membayangkan bisa mendapati diriku sendiri akan jadi seperti hari ini, jika melihat masa lalu ku yang suram dan penuh dengan kelalaian pada Sang Pencipta.

Lahir dalam keadaan beragama Islam tak lantas membuat ku menjadi pribadi yang betul-betul mengenal Islam dengan sempurna.

Aku tumbuh di tengah-tengah lingkungan yang membuat ku menjadi pribadi yang lalai dan banyak melupakan Sang Pencipta dalam keseharian ku.

Semenjak mengeyam pendidikan di bangku Sekolah Menengah Pertama aku sudah terjerumus dalam kelalaian bernama pacaran. Seakan indah dunia itu hingga membuat ku tak mampu untuk meninggalkannya begitu saja.

Tak bisa ku pungkiri bahwa pada masa-masa itu setiap perhatian yang diberikan oleh seseorang yang menerima julukan 'pacar' mampu membuat ku senyum-senyum tak karuan.

"Lagi ngapain?"

"Sudah makan?"

"Kok belum tidur? Begadang ngga baik untuk kesehatan"

"Tidur yang nyenyak dan jangan lupa mimpi indah"

"Udah bangun?"

"Berangkat sekolah jangan sampai terlambat yah"

"Hati-hati di jalan"

"Kalau udah sampai, bilang yah"

"Sampai ketemu di sekolah"

Dan masih banyak lagi....

Itulah serentetan pertanyaan dan perhatian yang diberikan oleh seseorang dengan julukan 'pacar' itu. Terkesan biasa saja namun bagi mereka yang sedang dilanda mabuk cinta akan terasa sangat spesial.

Banyak orang yang mengatakan bahwa cinta waktu masa-masa SMP itu bagaikan cinta monyet dan sejujurnya yang kurasakan juga seperti itu. Tak sampai dua bulan aku sendiri sudah putus dengannya lalu kembali dekat dengan orang lain.

Putus lalu kembali menjalani hubungan dengan orang lain sudah menjadi hal biasa diantara aku dan teman-teman ku yang lain, mereka bahkan berani untuk menjalin hubungan dengan dua orang di waktu yang sama.

Sampai SMA pun aku masih dalam kelalaian itu, masih menjalani hubungan dengan seseorang yang ku sebut 'pacar'.

Menjalin hubungan dengan seseorang yang populer di sekolah menjadi suatu kebanggaan tersendiri untuk ku pada waktu itu, dikenal oleh semua penduduk sekolah karena menjadi pacar seorang yang populer tentu menjadi hal yang di dambakan oleh setiap siswi di sekolah tak lain juga dengan ku.

Aneh bukan? Sedang berbuat dosa tapi bangga!

Namun apa yang bisa kulakukan, waktu itu aku terjerumus jatuh sangat dalam pada dunia fana itu sehingga aku tak mau melihat keluar dari dunia itu lagi. Aku merasa bahagia bisa berada di dunia itu ditemani seseorang yang penuh dengan perhatian dan mampu membuat ku nyaman dan betah untuk berlama-lama dengannya.

"Sayang" panggil seseorang yang sangat ku kenal suaranya

"Kenapa?" jawab ku tanpa menoleh ke arahnya

"Hari ini jadikan pulang bareng?" tanyanya

"Yang aku ada latihan seni hari ini jadi pulang duluan aja" jawab ku

"Yah udah aku tungguin kalau gitu" sahutnya

"Serius Yang?" tanya ku mencoba memastikan

"Iya, aku tungguin di ruang osis yah" jawabnya sambil mengelus kepala ku yang tertutup jilbab

"Cieee....., Perhatian banget sih doi lo Nay" sahut Inata salah satu teman ku sejak SMA

"Iya nih, bikin cemburu aja" timpal Tania

"Bikin gagal fokus nih, tanggung jawab lo Nay" sahut Alya

"Malu ahh" jawab ku sambil melempar senyum ketiga teman ku itu

"Dasar bucin" ucap Alya

"Yah ngga apa-apa dong, bucin ke doi sendiri juga, salah tuh bucin ke doi orang" jawab ku

Dilain waktu aku mendapati diri ku berduaan dengannya.

"Yang, mau makan apa?" tanyanya

"Makan apa yah?" tanya ku balik

"Kok malah balik nanya sih Yang" sahutnya sambil mengusap kepala ku

"Hahaha, maaf maaf Yang" balas ku sambil tertawa kecil

"Ihhh, kok kamu bisa gemesin gini sih yah?" timpalnya

"Masa sih Yang?!" balas ku masih tersenyum malu-malu

"Iya Yang, jadi pengen gigit nih" jawabnya

"Ehhh, ngga boleh yah main gigit-gigit gitu" balas ku lagi

"Kalau gigit kamu ngga boleh, cium boleh dong Yang" timpalnya

"Ngga yah" teriak ku sambil mencubit kecil pinggangnya

"Iya deh Yang, ngga cium kok, peluk aja yah" sahutnya sambil membawa ku masuk kedalam pelukannya

Walaupun selama menjalani hubungan 'pacaran' aku tak pernah melewati batas sekalipun yaitu hanya sampai berpelukan namun semua yang telah ku lakukan ku sesali hingga akhir.

🌻🌻🌻

Alhamdulillah,
Chapter 1 udah publish.


Jazakumullahu khayran...

Metamorfosa Nayyara [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang