Chapter 6

2 1 0
                                    

.
.
.
Selamat Membaca
.
.
.

🌻🌻🌻

Hahahaha...

(Tawa ku menertawakan diri ku sendiri)

“Aku takut jika harus berdamai lalu kembali berharap hingga membuat ku jatuh kembali dengan luka yang sama, luka tak berdarah namun begitu menyakitkan jiwa dan rasa” ucap ku

“Apakah kamu sebegitu bodohnya Nay?” sahut Aqirah

“Aku memang bodoh Aqirah, aku tak tahu kenapa aku jadi seperti ini”

“Rasanya dunia ini tidak adil pada ku Aqirah”

“Apakah karena aku penuh dosa? Sehingga aku dihukum sampai seperti ini?!” jawab ku

“Istighfar Nay, Allah tak pernah memberikan cobaan ke hambanya melebihi batas kemampuannya dan Allah itu Maha Penyayang dan Maha Pengasih” ucap Aqirah sambil menenangkan ku

“Aku harus bagaimana Aqirah? Apa yang harus aku lakukan?” tanya ku lagi

“Istigfar Nay, astaghfirullah aladzim...” ucap Aqirah sambil menuntun ku beristighfar

“Astagfirullah aladzim, hiksss... Maaf yaa Rabb, ampuni hamba yaa Rabb” ucap ku sambil menangis menumpahkan semuanya dalam pelukan Aqirah

“Istigfar Nay, Allah tahu kesusahan yang ada di hati mu, kamu masih ingatkan isi QS. Al-An’ām: 59 “Dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya”

“Ingat Nay, bahwa sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan, mulailah berdamai dengan kenyataan dan berdoa pada Allah, minta diberikan kelapangan hati dan keikhlasan untuk menjalani semua ini Nay, aku tahu Nay ini tak semudah yang terucap namun kamu harus tetap harus bangkit dari keterpurukan masalah ini dan mulai berproses kembali”

“Ingat Nay masa-masa awal kamu hijrah, ingat kembali semua kenangan indah itu dan kembali perbaiki niat hijrah mu yaitu semata hanya karena Allah, insyaa Allah aku yakin kamu bisa Nay”

“sekarang berhentilah menangis dan berdirilah mengambil air wudhu lalu laksanakan shalat Nay, adukan semua keluh kesah yang ada di hati mu pada Sang Pemilik hati Nay”

“Kamu tahukan bahwa tempat yang paling tepat untuk mengadukan segalanya hanya kepada-Nya semata, kita berbisik ke bumi namun bisikan itu sampai terdengar ke langit”

“Ayo bangkit Nay” ucap Aqirah melepas pelukan ku lalu membantu ku berdiri

“Kamu tahu Ra, salah satu hal yang paling ku syukuri sampai saat ini yaitu Allah mengirimkan kamu kepada ku yang penuh dosa ini” ucap membatin sambil menatap Aqirah.

Hari-hari kembali ku jalani seperti biasa, sibuk dengan urusan perkuliahan sambil tetap selalu menyempatkan waktu untuk menuntut ilmu agama.

Assalamualaikum Nay” ucap Aqirah menghampiri ku

Waalaikumussalam Ra” balas ku

“Kamu udah baikan Nay?” tanya Aqirah memastikan kondisi ku hari ini

“Aku baik-baik aja Ra, kau udah beberapa hari ngulang pertanyaan ini loh Ra” jawab ku sambil tersenyum kearah Aqirah

Alhamdulillah kalau gitu Nay” balas Aqirah lalu duduk bersandar di kursinyaa

Assalamualaikum Nay” ucap seseorang yang beberapa hari ini sangat ingin ku hindari

Waalaikumussalam, ada apa yah?” sahut Aqirah sementara aku hanya diam tak sanggup untuk melihat kearah Naufal

“Ngga apa-apa, aku cuman mau ngobrolin beberapa hal sama Nayyara” jawab Naufal

“Nayyara lagi ngga sehat jadi lain kali aja ngobrolnya” sahut Aqirah lagi

Bukan Aqirah yang suka ikut campur dengan urusan orang lain tapi saat itu ia tahu bahwa kondisi temannya sedang tidak baik-baik saja untuk saat itu dan penyebabnya adalah laki-laki yang sedang berdiri dihadapannya sekarang.

“Nay kamu sakit yah?” tanya Naufal pada ku namun tak sanggup untuk ku jawab

“Iya Nayyara lagi sakit jadi ngga usah di ajak ngobrol dulu bisa kan” ketua Aqirah

“Maaf” cicit ku pelan

“Ngga apa-apa Nay, kamu mau aku antar ke ruang kesehatan biar istirahat disana saja” ucap Naufal menawarkan bantuan

Aku tahu niat Naufal baik tapi untuk saat ini satu-satunya hal yang ku inginkan yaitu tidak bertemu dengannya apalagi sambil berbicara seperti ini.

“Bukan mahrom, istighfar” sahut Aqirah lagi sambil menatap tajam ke arah Naufal

“Maaf, aku tak bermaksud, aku hanya ingin membantu Nayyara” jelasnya

“Ngga apa-apa aku bisa ke ruang kesehatan sama Aqirah, terima kasih atas niat baiknya” jawab ku sambil menatap ujung sepatu ku

“Yah udah, kalau ada apa-apa bilang ke aku Nay, aku pergi dulu assalamualaikum” ucap Naufal lalu keluar dari ruang kelas ku

Waalaikumusalam...” jawab Aqirah

“Nay, kami baik-baik aja?” tanya Aqirah khawatir

“Aku baik-baik aja kok Ra, insyaa Allah” jawab ku sambil mencoba tersenyum

“Mau ke toilet dulu ngga Nay?” tawar Aqirah

“Aku ngga apa-apa kok Ra, makasih yah Ra” jawab ku sambil menggenggam tangan Aqirah

“Yang kuat yah Nay, aku yakin kamu bisa bangkit lagi kok, insyaa Allah aku akan selalu dukung dan mendoakan kamu Nay, kita berjuang bersama-sama yah Nay” ucap Aqirah sambil mengelus punggung ku pelan

“Iya Ra, makasih yah” jawab ku.

🌻🌻🌻

Alhamdulillah, author up lagi nih hehe
.
.
.

Jangan lupa tandain aja kalau ada typo yah agar bisa segera author perbaiki.

Jazakumullahu khayran...

Metamorfosa Nayyara [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang