Chapter 18

1 1 0
                                    

.
.
.
Selamat Membaca
.
.
.

🌻🌻🌻

"Assalamualaikum Umma" ucap putra ku

"Waalaikumusalam warahmatullah" jawab ku dan Mas Abi bersama

"Dari mana Bang?" tanya Mas Abi

"Abang dari halaman depan Abba" jawab Arrayyan

"Kok Abba ngga ngelihat Abang saat masuk rumah tadi?" tanya Mas Abi lagi

"Tidak tahu Abba, tapi Abang lihat Abba masuk rumah kok" jawab Arrayyan sekenanya

"Mas, kayaknya sifat dingin kamu juga nurun ke anak kita deh buktinya putra kita kok bisa gitu" ucap ku ke Mas Abi sementara Mas Abi hanya menatap ku heran

"Memang dulu aku dingin gitu Ay?" tanya Mas Abi

"Yah ngga tahu Mas, aku aja baru ketemu Mas 1x langsung dikasih cv ta'aruf" jawab ku

"Terus kamu tahu Mas dingin dari siapa Ay?" tanya Mas Abi lagi

"Aya cuma asal nebak aja Mas, soalnya kok bisa yah putra kita kadang dingin kadang anget dan kadang panas" ucap ku sembarangan

"Kamu tuh ada-ada aja Ay" ucap Mas Abi menggelengkan kepalanya, sementara aku hanya tersenyum lebar menatap Mas Abi

"Abang tidak dingin kok Umma" jawab Arrayyan tiba-tiba

"Memang Abang tahu Umma dan Abba lagi ngobrolin apa?" tanya ku

"Tahu Umma" jawabnya sambil mengangguk kepala

"Apa hayo?" tanya ku lagi

"Umma sama Abba lagi ngomongin Abang dingin tapi Abang ngga dingin kok Umma" jawabnya sambil tersenyum

Hahahaha...

Tawa ku tiba-tiba setelah mendengar jawaban putra ku

"Iya Bang, Abang ngga dingin kok" ucap ku sambil tersenyum kearah putra ku

"Yah sudah sekarang Abang ke kamar lalu bersih-bersih yah sebentar lagi mau masuk waktu magrib" ucap Mas Abi

Seperti pada hari biasanya, Mas Abi dan putra ku shalat di masjid sementara aku dan putri kecil ku shalat di rumah.

Setelah shalat isya Arrayyan datang ke kamar ku dan Mas Abi untuk menyetorkan tambah hapalannya. Alhamdulillah, sejak kecil Mas Abi sudah mengajarkan putra ku untuk sedikit-sedikit menghapal Al-Qur'an sedangkan untuk putri kecil ku Mas Abi dan aku sering memutarkannya murottal agar terbiasa dengan bacaan Al-Qur'an.

"Abba, Abang mau setor hapalan" ucap Arrayyan sambil memperbaiki posisi duduknya

"Mau setor hapalan surah apa nak?" tanya Mas Abi

"Surah Al-'Alaq Abba" jawab Arrayyan

"Berapa ayat yang mau Abang setorkan?" tanya Mas Abi lagi

"Semuanya Abba" jawab Arrayyan sambil tersenyum

"Yakin nak, ini surahnya lumayan panjang untuk Abang" ucap Mas Abi memastikan

"Insyaa Allah yakin Abba" jawabnya mantap

"Masyaa Allah" ucap ku yang sedari tadi memperhatikan dan menyimak obrolan keduanya dari jauh sambil menggendong Ara.

"Kita mulai yah nak" ucap Mas Abi lalu membuka Al-Qur'an miliknya

"Iya Abba" jawab Arrayyan
Arrayyan mulai menyetorkan tambah hapalannya, walaupun masih ada yang perlu untuk diperbaiki makhroj hurufnya tapi alhamdulilah Arrayyan bisa menyetorkannya hingga ayat terakhir surah Al-'Alaq.

"Barakallahufiik nak" ucap Mas Abi setelah Arrayyan menyelesaikan tambahan hapalannya

"Alhamdulillah Abba" jawabnya sambil tersenyum bahagia karena berhasil menyelesaikan hapalannya

"Abba ada beberapa catatan kecil untuk hapalan surah Al-'Alaq Abang, tadi ada beberapa huruf yang belum sesuai dengan makhroj-nya dan Abang juga harus perhatikan lagi untuk setiap hukum mad yah karena masih ada beberapa yang kurang tepat, itu saja sedikit tambahan dari Abba.

Insyaa Allah untuk setoran surah selanjutnya boleh Abang lanjutkan setelah menyetor ulang hapalan ke Abba dan Abang bisa minta tolong ke Umma untuk dibantu murojaah sebelum menyetor yah nak, bisa nak?" jelas Mas Abi pada putra kami.

"Insyaa Allah bisa Abba" jawab Arrayyan sambil mengacungkan jempolnya

"Alhamdulillah" ucap Mas Abi

"Syukron Abba" ucap Arrayyan

"Afwan" jawab Mas Abi

🌻🌻🌻

Alhamdulillah, author jadi gregetan sendiri sama keluarga kecil ini, makin cayang deh hehehe...
.
.

Jazakumullahu khayran...

Metamorfosa Nayyara [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang