Chapter 19

1 1 0
                                    

.
.
.
Selamat Membaca
.
.
.

🌻🌻🌻

“Ay” panggil Mas Abi

“Iya Mas” jawab ku

“Kamu ngga mau setoran hapalan juga?” tanya Mas Abi

“Hehehe..., Hapalan surah Aya belum lancar Mas” jawab ku sambil tersenyum kikuk

“Udah hampir dua pekan loh Ay kamu ngga setoran hapalan” ucap Mas Abi lembut

“Maaf Mas” cicit ku merasa tak enak

“Laa ba’sa Ay, Mas paham kamu sibuk ngurusin Mas, anak-anak dan juga ngurusin rumah tapi Mas ngga mau kalau karena kesibukan itu hapalan kamu tidak bertambah, kamu dan anak-anak tanggung jawab dunia akhirat Mas Ay” ucap Mas Abi lembut menasehati ku

“Maaf Mas, akhir-akhir ini Aya ngga bisa bagi waktu dengan baik jadi jarang murojaah hapalan” ucap ku merasa bersalah karena lalai

“Aya ngga salah apa-apa sama Mas, atau bagaimana kalau kita sewa ART untuk bantuin dirumah Ay?” ucap Mas Abi

Aku menggeleng cepat tanda tak setuju

“Jangan Mas, Aya ngga mau ladang pahala Aya jadi berkurang” jawab ku

“Masyaa Allah, insyaa Allah ngga berkurang kok sayang, ini juga buat bantuin kamu karena Mas jadi kasihan sama kamu harus ngurus semuanya sendiri dan Mas sering banget lihat kamu kecapean banget Ay” sahut Mas Abi lembut

“Aya ngga mau Mas Abi dan anak-anak diurus sama orang lain, hanya Aya aja yang boleh ngurus Mas sama anak-anak termasuk ngurus rumah, Aya senang melakukan semuanya Mas” ucap ku pelan tak mau membuat suami ku tersinggung karena sifat egois ku

“Masyaa Allah, bidadari surga ku” ucap Mas Abi

“Laa ba’sa jika kamu tidak mau Ay, untuk urusan rumah dan anak-anak kita urus bersama yah sayang, jangan Aya aja yang ngurus sendiri karena Mas juga mau kebagian pahala” ucap Mas Abi sambil mengecup kening ku

“Mas Abi...” panggil ku manja

“Iya sayang” ucap Mas Abi sambil membawa ku masuk ke pelukannya

“Abba, Umma, Abang juga mau dipeluk” ucap Arrayyan tiba-tiba

“Tumbeng sekali anak ini pengen dipeluk, biasanya dia akan menolak sekuat tenaga jika ada yang mau memeluknya” ucap dalam hati heran

“Yah udah sini Umma peluk” panggil ku

“Abba sayang kalian” ucap Mas Abi

“Abang juga sayang sama Abba dan Umma” sahut Arrayyan

“Iya, Umma juga sayang banget sama suami dan anak-anak Umma” sahut ku.
Kami berpelukan cukup lama sampai tiba-tiba Mas Abi mengulang pertanyaannya lagi.

“Jadi kapan mau setor hapalan Ay?” tanya Mas Abi

“Aya belum murojaah Mas, kan tadi Aya udah bilang Mas” jawab ku cepat

“Yah udah besok murojaah yah sayang, nanti Mas bantuin murojaah hapalannya” ucap Mas Abi

“Siap Komandan hehehe...” jawab ku

“Siap Komandan” ucap Arrayyan mengulang ucapan ku dan tentu saja hal itu membuat kami bertiga tertawa mendengarnya. Sementara Ara masih anteng tidur di pangkuan ku, ia sepertinya lelah seharian menangis.

Setelah mengobrol sebentar aku mengembalikan Ara ke kamar tidurnya dan juga menyuruh Arrayyan kembali ke kamar tidurnya untuk beristirahat karena waktu sudah menunjukkan pukul 21.10 WIB.

Setelah memastikan kedua anak ku tidur, aku kembali ke kamar ku dengan Mas Abi untuk beristirahat karena rasanya badan ku lelah beraktivitas seharian tanpa henti.

Yah begitulah kesibukan sebagai seorang istri plus sebagai seorang ibu, memang melelahkan namun akan terasa sangat menyenangkan dan membahagiakan jika dijalani dengan ikhlas dan cinta.

🌻🌻🌻

Alhamdulillah, ceritanya udah mau selesai nih, tinggal 1 chapter terakhir.
.
.

Jazakumullahu khayran...

Metamorfosa Nayyara [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang