Chapter 3

5 1 0
                                    

.
.
.
Selamat Membaca
.
.
.

🌻🌻🌻

Setelah kejadian beberapa hari lalu, intensitas ku berkirim pesan dengan Naufal semakin sering. Walau awalnya kami hanya berkirim pesan jika berkaitan dengan tugas kampus namun entah sejak kapan rutinitas itu perlahan berubah hingga membuat ku hampir setiap hari berkirim pesan dengannya.

Bukan hanya berkirim pesan namun sesekali Naufal juga meminta izin untuk menelpon ku, awalnya aku menolak karena merasa kurang nyaman namun setelah beberapa kali berbicara dengannya melalui telpon aku semakin terbiasa dengannya.

“Sudah tidur?” isi pesan Naufal

“Belum nih, kenapa?” balas ku

“Aku boleh nelpon sekarang?” balasnya lagi

“Emm, memangnya ada apa Nau?” balas ku tanpa menjawab pertanyaannya

“Ngga apa-apa juga pengen aja ngobrol sama kamu Nay” jawabnya

“Yah udah boleh deh” balas ku

Naufal langsung menelpon ku setelah menerima balasan pesan dari ku.

Assalamualaikum Nay” ucapnya diseberang sana

Waalaikumussalam, kenapa Nau?” jawab ku

“Ngga apa-apa sih, cuman mau ngobrol aja sama kamu, lagi sibuk yah?” sahutnya

“Ngga kok, ini ngga lagi ngapa-ngapain” jawab ku lagi

“Aku kita ganggu karena minta nelpon tiba-tiba” timpalnya

“Ngga ganggu kok, santai aja kali Nau kayak lagi sama siapa aja hahaha” sahut ku

“Yah lagi sama kamu kan Nay hahaha” timpalnya

“Kamu apa kabar Nay?” tanyanya

Alhamdulillah baik Nau, tadi kita juga ketemu kan di kampus kok malah nanya lagi sih” sahut ku

“Yah mau aja, untuk memastikan kalau kamu baik-baik aja” jawabnya

“Yaudah deh, terserah kamu aja Nau” jawab ku sambil memeluk guling karena diperhatikan oleh Naufal

“Kamu lagi ngga malu-malu kan Nay?” sahutnya

“malu-malu kenapa?” sahut ku

“Yah malu-malu aja, kamu tuh kebiasaan malu-malu gitu kelihatannya kalau diperhatiin kan sama aku” ucapnya pd

“Kepedean kamu Nau” jawab ku sambil memegang kedua pipi ku yang terasa panas

“Yah siapa tahu kan, sekarang kalau lagi nge-blush gara-gara aku” timpalnya dan itu tentu saja tepat sasaran

“Emmm, ngga kok” jawab ku bohong

“Yah udah kalau ngga, lain kali aku coba lagi aja” cicitnya tapi masih bisa ku dengar

“Mau coba ngapain kamu? Jangan yang aneh-aneh yah Nah” sahut ku sambil senyum-senyum tak jelas

“Ngga aneh-aneh kok, aman” jawabnya cepat

“Terserah kamu deh Nau” sahut ku

Obrolan ku dengan Naufal terus berlanjut hingga menunjukkan pukul 00.10 WIB, entah apa saja yang sudah ku obrolkan dengan Naufal namun setiap kali berbicara lewat telpon dengannya aku sampai lupa waktu.

“Sekarang udah pukul 00.10 nih Nau, aku tutup dulu yah besok aku ada kuliah pagi” ucap ku hendak mengakhiri obrolan panjang kami berdua

“Yah udah, istirahat gih sana, jangan lupa baca doa sebelum tidur yah Nay” jawabnya

“Iya siap, assalamualaikum” jawab ku

Waalaikumusalam...” balasnya lalu mengakhiri panggilan

Tut... Tut... Tut...

(Panggilan terputus)

Hari terus berganti dan hubungan ku dengan Naufal juga semakin dekat bukan lagi sebagai teman biasa tapi sudah lebih dari itu.

Bukan hanya hubungan ku dengan Naufal yang semakin dekat namun harapan ku padanya terus bertambah besar setiap harinya, aku mulai membayangkan kelak jika bersanding dengannya.

Aqirah sering mengingatkan ku bahwa yang ku lakukan sekarang adalah suatu kesalahan dan mungkin saja tidak akan berakhir dengan baik karena tak ada hubungan yang berakhir dengan baik jika dimulai dari sebuah kesalahan.

Aqirah terus mengingatkan dan menasehati ku namun aku hanya menganggap ucapan Aqirah sebagai angin lalu, aku tak mau mengambil pusing dengan semua nasehat yang Aqirah sampaikan.

Saat itu aku merasa bahwa Naufal adalah seseorang yang selama ini aku cari dan kelak bisa membimbing ku dengan baik dan terus berdoa meminta dijodohkan dengannya.

🌻🌻🌻

Ada yang pernah ngerasain hal seperti ini ngga? Rasanya dunia milik berdua yang lain cuman ngontrak tapi sayang karena hubungan itu dibangunnya diatas sebuah kesalahan (kelalaian).

Yuk MUHASABAH lagi, mungkin masih banyak kesalahan/kelalaian yang pernah dilakukan dengan sengaja maupun tidak sengaja.

Jazakumullahu khayran...

Metamorfosa Nayyara [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang