N I S K A L A || 17

86 28 8
                                    

Happy Reading guys 🌹

Di bawa enjoy aja yah(⁠。⁠•̀⁠ᴗ⁠-⁠)⁠✧

_____Batas Awal_____


Sang Surya diam-diam telah terbit dan menyebarkan sinarnya kepada seluruh dunia, terlihat sekali betapa cerah dan sejuknya pagi ini.

Banyak terlihat murid-murid Cakrawala High School yang sudah memasuki pekarangan sekolah.

Disana tepatnya kelas XI IPA 5, terdapat tiga gadis cantik yang sedang duduk dengan memangku kaki juga aura sombong yang melekat pada ketiga-nya.

"Lo berdua! Tar jam istirahat pertama, tunjukin ke gw. Jalang yang udah berani-beraninya deketin Leo" kata gadis berambut cokelat dengan nada perintah.

Gadis dengan rambut sebahu itu hanya tersenyum remeh, "Kenapa lo?" Tanya Agatha sinis.

Tidak menghiraukan ucapan gadis gila itu, Vioni beralih ke benda pipih yang ada di genggamannya.

"Udah Tha, kan Vio emang gitu." Lerai Tenaya tak ingin ada keributan dihari yang masih pagi ini.

Tidak lama dari perbincangan mereka, seorang guru wanita masuk dengan buku-buku di genggaman guru tersebut.

"Agatha! Turunkan kaki kamu." Tegur guru itu kala melihat muridnya duduk dengan memangku kaki.

Memutar bola matanya, "Santai aja sih Buk, ngegas banget jadi orang tua." Jawab Agatha, tidak ada takut-takut nya.

Sudah tidak heran lagi jika Agatha berperilaku seperti ini, karena ia tidak takut dan tidak perduli kepada siapapun. Karena dia juga merupakan anak dari salah satu donatur terbesar di Cakrawala High School ini.

Menggeram marah, "Kamu jangan kurang ajar ya sama saya!" Marah Bu Veny yang memang terkenal garang.

Memukul meja. "Ibu berisik banget tau gak? Tinggal ngajar apa susahnya sih! Atau-" Gadis itu menjeda ucapannya.

"Atau ibu udah bosen ngajar disini?" Senyuman miring gadis itu membuat Bu Veny yang terkenal killer sampai jadi sedikit takut, pasalnya gadis itu kalau sudah mengancam pasti akan terjadi.

"Ga usah mulai, duduk lo!" Celetuk Vioni yang sudah malas dengan drama yang gadis gila itu buat.

Agatha tidak suka dengan perkataan Vioni, saat ia ingin berucap lagi. Tenaya menggelengkan kepalanya, meminta Agatha untuk berhenti.

"Anjing Lo berdua!" Maki gadis itu lalu duduk dengan membanting kursi.

Teman-teman di sekitarnya seakan tidak melihat kejadian didalam kelas, mereka semua pura-pura tidak perduli.

Karena sampai ada yang ketahuan melihat atau melirik salah satu dari ketiganya kalau sedang bermasalah, maka mereka akan jadi korban.

Korban bully oleh Agatha dan juga kedua antek-antek yang menjelma menjadi sahabat nya.

_______

Di kelas XI IPA 2 kini mereka sedang fokus dengan materi yang di terangkan oleh Pak Anwar, dimana guru tersebut mengajar mata pelajaran PJOK.

Zaiden yang tidak sengaja menatap Akhtar, kini semakin lamat memperhatikan sahabat nya itu.

Karena sedari tadi, Zaiden lihat
kalau Akhtar sedang memperhatikan seseorang yang bahkan dari orang tersebut masuk kelas, pandangan Akhtar tidak beralih sedikitpun.

Sorot mata Zaiden memperhatikan Akhtar lalu beralih kepada orang yang di tatap Akhtar, dari sorot matanya terlihat sekali kecurigaan.

"Lo emang misteri," gumam Akhtar dalam hati tanpa melepas pandangan nya.

•••

Istirahat pertama sudah dari 5 menit yang lalu, dan Niskala. Gadis tanpa make up dengan wajah putih natural nya yang masih terlihat pucat kini tengah berjalan di koridor.

Ia berniat ingin ke toilet karena tiba-tiba merasa ingin buang air kecil.
Beberapa menit kemudian, gadis itu keluar dan membersihkan tangan nya di wastafel yang telah tersedia.

Saat membalikan badannya, sudah terdapat 3 gadis dengan tampilan yang agak berlebihan dengan pakaian yang di kecilkan, juga make up yang menutupi dosa-dosa di wajah mereka.

Niskala nampak tidak perduli, gadis itu mengambil langkah. namun ia langsung di jambak hingga kepalanya terangkat ke atas.

"Berani banget ya lo sama gw!" Ucap gadis yang menjambak rambut Niskala.

Sedangkan Niskala tidak paham,
apa yang sudah ia lakukan sampai-sampai ada orang yang berbuat kasar padanya.

"Lepasin!" Dengan tegas, Niskala menghentakkan tangan Agatha yang tadi menjambak rambutnya.

Agatha tatap Niskala dengan amarah yang memuncak, "Kurang ajar lo!" Maki nya dan tiba-tiba menendang perut Niskala membuat nya tersungkur ke lantai, setelah itu Agatha mengkode Tenaya untuk memegangi Niskala.

Sedangkan Vioni yang lagi tidak mood hanya ikut menonton, sambil menjaga pintu saja. Agar tidak ada yang masuk.

PLAK!

Dengan sekuat tenaga, Agatha menampar pipi mulus Niskala membuat bekas yang terlihat sempurna disana.

"Lo punya nyali juga ya? Sampai nekat masuk ke sekolah ini." Agatha tertawa remeh dengan sorot mata tajam seakan siap membunuh Niskala.

"Denger ya Bitch, lo harusnya sadar! Sampai kapan pun juga, Leo nggak bakal jadi milik lo! Gw pastiin itu." Ucapnya penuh penekanan.

Mencengkram dagu Niskala, "Gw ingetin sama lo! Berani lo deketin Leo lagi, gw bakal bikin perhitungan yang lebih menderita dari pada dulu."

Setelah itu Agatha menginterupsi kan kepada kedua temannya untuk pergi dari sana.

Niskala bukannya tidak bisa melawan, ia hanya merasa seakan tertekan, dan seperti mengenali wajah gadis tadi.

Tapi Niskala lupa dimana dia pernah melihat gadis dengan nametag Agatha Pricilla Brugman itu.

Tiba-tiba saja kening Niskala mengkerut, ia teringat kata-kata terakhir Agatha.

"Gw ingetin sama Lo! Berani Lo deketin Leo lagi, gw bakal bikin perhitungan yang lebih menderita dari pada dulu."

Niskala tidak paham dengan ucapan gadis itu, punya masalah apa dia dengan Niskala? Bertemu saja baru hari ini, itupun langsung di labrak.

Dengan wajah yang perih, dan perut yang sakit akibat tendangan Agatha. Niskala tetap bangkit, ia tidak ingin terlihat lemah hanya karena pukulan yang tidak seberapa itu.

Saat keluar dari toilet, baru berapa langkah saja Niskala tidak sengaja menabrak seseorang karena sedang melamun kan soal tadi.

"Sorry" singkat nya.

"Nggak ap-"

"Pipi Lo kenapa?" Tidak melanjutkan perkataannya tadi, ia langsung melayangkan pertanyaan baru, saat melihat kondisi gadis itu.

Memandang pemuda di hadapannya dengan air muka yang datar, tidak Niskala hiraukan. Ia segera mengambil langkah menjauh dari beberapa pemuda itu.

Melihat respon gadis yang menabrak nya barusan, Antaleo hanya bisa memandang nanar punggung Niskala yang kian menjauh.

________Batas Akhir_________

N I S K A L ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang