Jennie dan Hanbin berjalan beriringan di lorong-lorong bangunan yang interiornya hampir didominasi warna silver metalic. Mereka terlihat mencolok dengan Jennie yang menggunakan setelan jaket dan celana jeans yang penuh dengan corak seta leather vest coklat di dalamnya. Hanbin yang memang memiliki ide untuk show off mengenakan setelan full black namun tentu saja dengan statement jaket methalic coklat sebagai outer.
Mereka berjalan melalui belokan-belokan yang sudah mereka hapal betul. Beberapa ruangan yang tidak terlalu berada di dalam masih menampakan manusia yang bisa dilihat dari luar ruangannya namun semakin dalam, ruangan yang berdiri semakin rapat sehingga tidak bisa dilihat dari lorong dan menciptakan kesan sepi. Beberapa orang yang berpapasan dengan mereka hanya membungkuk kaku walau Hanbin membalasnya dengan tepukan ringan atau kedipan bersama dengan cengiran khasnya.
Setelah melalui beberapa ruangan yang membutuhkan kode akses untuk dilewati, mereka sampai di depan lift yang memang sedang menuju ke bawah. Saat sampai, pintu lift terbuka menampakan seorang pria dengan setelan cukup formal dengan celana bahan dan jas longgar berwarna hitam lalu kaos hitam polos di dalamnya. Pria tersebut langsung tersenyum lebar saat melihat Jennie. Ia segera menahan pintu lift agar tidak tertutup lalu menggerakan kepalanya seolah meminta Jennie naik dan mendekat padanya.
Jennie menaikan sebelah alisnya selama beberapa detik lalu menghembuskan nafas kasar. "Get off man."
Pria tersebut: Louis Partridge, tertawa menanggapi emosi yang disampaikan wanita di depannya. Baginya wanita ini terlihat menggemaskan apapun yang ia lakukan. Begitu yang difikirkannya sampai ia melihat sendiri bagaimana wanita ini dapat menghabiskan pelurunya menembak satu titik yang sama. Tidak ada yang meragukan julukan shooter yang diberikan pada Jennie walau Louis masih menganggap dirinya bisa jauh lebih hebat jika wanita ini tidak memegang senapannya. Louis pernah hampir menebas kepala wanita ini saat sedang latihan dengan katana-nya. Walau skor menjadi sama saat wanita ini menghentikan tangannya tepat 1 cm sebelum pisau bowie-nya merobek retina Louis. Louis mengakui wanita ini hebat. Namun tetap tidak lebih hebat daripada dirinya.
"Come in miss J, aku akan mengantarmu." Jennie memutar bola matanya dan masuk sambil menghentakan kakinya.
Hanbin juga segera masuk dan mengerling pada Louis "Kau juga harus mengantarku mister L."
"Aku tidak bicara padamu." Hanbin tertawa sambil menyolek Jennie saat Louis menatapnya dengan tajam.
"Tidak mungkin kan kalian tidak diantar saat sudah berpenampilan konser seperti ini." Louis menyelipkan tawa mengejek di antara kalimatnya.
"Too much information man, kami tidak perlu tau kau tidak pernah pergi ke konser." Hanbin meledak dalam tawanya mendukung statement Jennie.
Louis tersenyum miring. Ia mungkin akan tersulut emosi jika berhadapan dengan Jennie seperti ini di lain hari. Namun karena hari ini suasana hatinya sedang bagus ia menganggap ini sebagai hiburan semata. Lift berhenti di angka 11 tepat dimana tujuan Jennie dan Hanbin berada. Pintu terbuka dan Louis segera menahannya.
"Semoga kau dapatkan kabar baikmu," Jennie tidak menghiraukan dan hanya berjalan lurus sedangkan Hanbin menoleh ke belakang menatap Louis sambil memiringkan kepalanya dan mengacungkang ibu jarinya.
"you two of course." Louis tersenyum miring bersamaan dengan ibu jari Hanbin yang berganti menjadi jari tengah.
Mereka berdua kemudian melanjutkan berjalan menuju sebuah ruangan yang ada di ujung lorong. Ruangan yang jarang mereka datangi bahkan mungkin bisa dihitung berapa kali, terutama untuk Jennie. Ia juga sangat jarang berhubungan dengan orang di dalam ruangan walau bisa. Namun Jennie lebih suka menyerahkannya saja pada Hanbin seperti setiap Jennie menyelesaikan sebuah misi dan Hanbin melapor padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Woman
Fanfiction"i'll give up everything for you Jen, i love you more than every breath i take" -Taehyung "Bahkan jika aku dan kau seperti ini karena dosaku menghancurkan negara di kehidupan sebelumnya, akan kuhancurkan lagi di kehidupan ini agar di kehidupan selan...