1.8 Destiny

165 11 2
                                    

"Ayah kumohon bantu aku sekali ini saja...."

"Perusahaan ini bukan milik kita."

"Aku tau tapi ayah punya kuasa, demi tuhan aku membawanya kesini untuk melindunginya dari mereka."

"Ayah juga berusaha melindunginya Kim Hanbin. Kau lupa apa yang terjadi pada orang tuanya?" Hanbin tercekat tidak dapat membalas perkataan pria paruh baya di depannya. Pria yang ia kagumi saat kecil dan mengajarkannya berbagai cara untuk bertahan hidup bahkan bertarung dan berfikir. Hanbin kira semua ayah akan melakukan hal yang sama namun semakin beranjak dewasa ia semakin menyadari bahwa apa yang dilakukan ayahnya adalah mempersiapkan ia menjadi penerusnya. Menjadi seseorang yang berkecimpung di dunia paling berbahaya yang ada. Sisi gelap di balik gemerlap kota-kota besar yang berdiri megah. Meski begitu Hanbin mengerti bahwa apa yang dilakukan ayahnya adalah bentuk perlindungan terhadap anak yang ia cintai. Seperti yang dikatakan ayahnya bahwa hal buruk sangat mungkin terjadi bagi siapa saja yang sudah masuk dalam dunia ini. Terutama bagi keluarga Hanbin yang merupakan salah satu pendiri organisasi sejak beberapa generasi di atasnya. Oleh karena itu walaupun tidak mau Hanbin harus tetap menguasai segala bentuk pertahanan diri untuk melindungi dirinya sendiri dan orang-orang yang ia sayangi.

Seperti saat ini, Hanbin berusaha mengubah keputusan yang tadi ayahnya katakan pada ia dan Jennie. Pertemuan yang diminta ayah Hanbin bukan hanya untuk menyampaikan apresiasi melainkan kabar bahwa Hanbin dan Jennie untuk sementara harus beralih tugas. Mereka yang tadinya fokus untuk menumpas dalang-dalang dalam perdagangan narkotika dunia harus patuh diberikan tugas lain. Tugas yang sangat tidak disukai Jennie karena harus bertemu dengan banyak orang terutama bahwa ia tidak familiar dengan dunianya. Dan sangat ditakuti Hanbin karena orang-orang yang harus mereka temui itu sendiri.

"Tapi ini tidak masuk akal, kita tidak menyediakan jasa keamanan." Hanbin memandang ayahnya masih tidak dapat menerima bahwa dunia semudah itu memisahkan dan mempertemukan manusia.

"Ini tugas yang sah Hanbin." Kim Kang woo, ayah Hanbin menghembuskan nafasnya lelah. "Kita bekerja untuk pemerintahan dan pimpinan negara kita langsung yang mengutus kita untuk menangani ini."

Ayah dan anak itu hanya bertatapan dengan kerutan di dahi masing-masing tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadai ke depannya. Hanbin sudah bisa membayangkan siapa duluan yang akan membunuhnya namun ia yakini ini akan menjadi malam terakhirnya. Hanbin berbalik untuk meninggalkan ruangan karena semakin lama berada di sini membuat otaknya semakin membeku. Suara ayahnya menghentikan saat ia hendak membuka pintu ruangan. Kang woo mendekat dan berbicara dengan tenang pada anaknya.

"Aku berbicara sebagai ayahmu nak," ia meletakan telapak tangannya di pipi Hanbin dan menepuk-nepuknya pelan. "Kau sudah melakukan segalanya untuk menjaganya dengan sangat baik, tapi kau tetap tidak akan bisa menentang takdir yang telah tuhan gariskan padanya."


DANGEROUS WOMAN
destiny



Jennie menginjak pedal gas tanpa ragu disaat ia seharusnya menghentikan laju mobilnya. Di depannya terparkir mobil hitam yang dapat dipastikan setidaknya penyok apabila Jennie terus melajukan mobilnya. Namun tanpa ragu Jennie semakin menginjak gas karena memang itu tujuannya saat ini. Menghancurkan mobil Hanbin.

Waktu yang Jennie dedikasikan hari ini untuk menenangkan dirinya menjadi sangat sia-sia ketika ia menemukan beberapa mobil yang tak ia kenali terparkir di gaarasi rumahnya. Jennie tau mengandalkan Hanbin adalah kesalahan besar tapi tetap saja apakah pria itu sebegitu tidak sayang pada nyawanya? Bukankah seharusnya dia melakukan semua cara di dunia ini untuk menolak tugas yang diberikan kepada mereka?

Tugas yang mengharuskan Jennie bertemu orang lain dalam jumlah banyak. Jennie benci manusia dan harusnya Hanbin tau itu.

Jennie menatap tajam pada lekukan besar di mobil Hanbin hasil ulahnya. Tanpa mengambil waktu sejenak ia segera turun dari mobilnya dan mendobrak pintu rumahnya dengan kencang. Ia mengedarkan pandangan kepada seluruh ruangan yang ia lalui untuk menemukan presensi Hanbin. Dengan sengaja Jennie bertindak seberisik yang ia bisa untuk mengirimkan sinyal bahwa kematian akan segera menjemput kepada Hanbin. Setelah melalui beberapa ruangan Jennie akhirnya berdiri diam di depan sebuah pintu besar. Ia hampir seratus persen yakin bahwa Hanbin dan orang-orang lain itu ada di dalam ruangan ini. Ruangan yang ia dan Hanbin pakai untuk menjalankan seluruh tugas mereka. Jennie tidak dapat mendengar apapun dari tempatnya berdiri karena ruangan di depannya ini kedap suara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 27, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dangerous WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang