2. Day 1

11.9K 1.1K 6
                                    

Mengelilingi mansion Valentine membuat kaki ku pegal bukan main. Sebenarnya berapa banyak yang tinggal disini sampai mansion ini begitu luas. Padahal keluarga Valentine hanya terdiri dari 4 orang. Tapi entah berapa prajurit dan pelayan yang dimiliki keluarga ini. Belum ada setengah aku mengelilinginya aku memutuskan menyerah, mungkin besok atau lusa aku bisa melanjutkannya.

Aku memutuskan istirahat dibawah pohon besar yang berada pada taman mansion. Walaupun ini taman, hanya sedikit bunga yang ditanam disini. Bisa dipahami sebenarnya, mengingat keluarga Valentine sekarang hanya terdiri dari laki-laki yang biasanya tidak menyukai bunga. Padahal dari ingatan Mikhael dulu taman ini ditumbuhi banyak sekali bermacam-macam bunga saat mendiang duchess masih hidup.

Sekarang taman ini lebih banyak ditumbuhi pohon-pohon rindang dan rumput yang dipangkas dengan rapi. Ditengah taman terdapat air mancur sedangkan disetiap sudut taman terdapat tempat istirahat dengan meja dan kursi yang mengelilinginya, diatasnya dihiasi tanaman rambat yang menjuntai kebawah walaupun masih terlihat rapi, menunjukkan betapa rajinnya tukang kebun keluarga Valentine ini.

Eros sudah menyarankan ku untuk istirahat disana dengan ditemani cemilan. Tapi aku kekeh duduk diatas rumput sembari menyenderkan tubuhku pada pohon besar yang entah pohon apa namanya.

Berbeda dengan tempat yang kutinggali dulu yang penuh dengan bangunan menjulang dan polusi yang membuatku pengap. Disini sangat indah dengan cuaca cerah, udaranya sejuk tanpa polusi, dengan pohon-pohon rindang yang menyejukkan mata. Terlihat masih begitu alami.

Aku mulai memejamkan mata, tidak berniat tidur hanya menikmati sejuknya udara dan bersyukur karena bisa merasakan hal seperti ini.

Setelah puas beristirahat aku meminta Eros memandu ke perpustakaan. Mikhael menghabiskan banyak waktunya dengan membaca buku di perpustakaan. Walaupun keluarga Valentine terkenal dengan sebutan keluarga swordmaster, tapi hanya anak tertua dan penerus keluarga lah yang diwajibkan untuk menjadi swordmaster. Sedangkan anak yang lain diberikan kebebasan untuk memilih kehidupan seperti apa yang ingin mereka jalani.

Seperti yang aku katakan kepribadian Mikhael lebih cenderung tertutup dan penakut, ia lebih menikmati menghabiskan waktu dengan belajar dan membaca buku. Mikhael juga mempunyai guru pribadi yang wajib dimiliki setiap anak bangsawan untuk mempelajari sejarah, politik, berhitung dan pengetahuan lain sesuai dengan minatnya.

Selain belajar pelajaran wajib anak itu akan membaca buku dipojok perpustakaan selama berjam-jam.

Eros membuka perpustakaan, mempersilahkan aku masuk dan ia menunggu diluar pintu karena mikhael biasanya akan menyuruhnya menunggu diluar seperti itu.

Perpustakaan Valentine sangat luas dengan buku-buku memenuhi setiap sudutnya, terdapat lantai dua yang tak kalah banyak buku dibandingkan lantai satu.

Sebenarnya aku tidak begitu menikmati membaca buku, apalagi ingatan Mikhael sudah masuk ke otakku beserta pengetahuan yang dimiliki anak itu. Jadi aku tak perlu lagi mencari pengetahuan tentang sejarah keluarga duke Valentine, kerajaan, ataupun politik didunia ini.

Aku hanya ingin melihat seperti apa tempat anak itu biasa menghabiskan waktunya.

Mengambil buku secara acak, aku membawa langkah ke bangku dekat jendela. Mendudukkan diriku disana dan mulai membaca buku yang ku ambil.

Setelah bertahan membaca beberapa lembar halaman, mataku mulai memberat. Ternyata buku masih menjadi musuh alamiku. Aku akan mudah sekali mengantuk saat membaca. Menyudahi acara membaca, aku menutup buku, menjadikan bantalan kepala, dan menuruti rasa kantuk.

Entah berapa lama aku tertidur tapi saat membuka mata, diluar jendela sudah tidak seterang tadi mungkin sekarang sudah sekitar jam 4 sore. Ternyata cukup lama aku tertidur di sini, badanku mulai pegal karena tidur dalam posisi tidak nyaman.

Darah mulai menetes dari hidungku, aku masih tidak terbiasa dengan hal ini. Walaupun aku tidak merasa pusing atau sakit karena aku tidak akan bisa merasa sakit ditubuh ini, itulah pengaturan yang dibuat, dan aku sungguh bersyukur atas hal itu.

"Eros" Aku memanggilnya dengan suara yang lumayan kencang, takutnya ia tidak mendengar panggilanku karena jarak yang lumayan jauh dari pintu masuk.

Aku mendengar suara pintu terbuka dan langkah kaki yang menghampiriku. Eros segera berlari kearahku saat melihat darah yang ada di lengan bajuku.

"Tuan muda" Ucapnya agak nyaring, ia segera mengeluarkan sapu tangan yang ada di sakunya dan menggantikan lenganku.

"Tunggu sebentar tuan muda, saya akan mengambilkan kain lagi" Aku mengambil alih sapu tangan dan ia bergegas lari keluar pintu.

Selang beberapa menit Eros datang dan segera mengganti sapu tangan yang sudah penuh darah dengan kain yang baru.

"Tuan muda anda merasa pusing?" Tanya eros.

"Sedikit" Jawabku berbohong. Agar ia tidak curiga, aku sudah mengeluarkan cukup banyak darah, akan aneh jika aku tidak sakit sama sekali.

Kemudian aku mendengar suara pintu terbuka dan beberapa langkah kaki mendekat. Dua orang pelayan wanita mendekat kearahku, ekspresi mereka cukup kaget walaupun sebentar. Mereka memberikan penghormatan dan mulai membersihan kain-kain yang penuh darah.

"Tuan muda, anda membutuhkan istirahat" Ucap Eros, mimisan ku sudah berhenti. Ia sedang membersihkan sisa-sisa darah yang menempel padaku.

Ternyata meja dan lantai juga terkena darah, para pelayan mulai membersihkannya. Baju pada lengan dan dadaku juga terdapat darah, entah berapa liter darah yang keluar dari tubuh anak ini.

"Mari tuan" Eros memapahku untuk keluar dari perpustakaan, aku membiarkannya karena aku mengatakan bahwa aku pusing tadi.

Penjaga perpustakaan memberi penghormatan padaku lebih lambat karena kaget melihat darah yang ada pada bajuku.

Para pelayan yang berpapasan denganku juga memiliki ekspresi yang sama, entah bagaimana gosip menyebar nantinya.

Setelah sampai di kamar, Eros menyenderkan tubuhku pada bantal dan mulai mengganti bajuku.

"Apakah perlu saya panggilkan tabib, tuan muda?" Tanya Eros setelah selesai menggantikanku baju.

"Tidak usah, aku hanya perlu istirahat"

"Baik tuan muda" Eros kemudian dengan cekatan membereskan bajuku yang kotor. Membawa air minum dan membantuku untuk minum. Sial, aku merasa seperti orang sakit sungguhan.




























*****

100 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang