Jarak wilayah Allois menuju Valentine membutuhkan setidaknya waktu 1 minggu dengan kereta kuda dan 5 hari jika menunggangi kuda. Tapi bagi Duke Valentine hanya membutuhkan waktu 2 hari untuk sampai di wilayah Valentine. Bisa dibayangkan pasti Duke Valentine menunggangi kuda secara gila-gilaan, tanpa berhenti dan istirahat.
Setelah mendengar kabar putra bungsunya, Arthur memutuskan langsung kembali saat itu juga, dia juga meminta salah satu pendeta untuk ikut bersamanya, untung saja wabah di wilayah Allois sudah lebih baik jadi Duke Allois memberikan izin Arthur untuk menculik salah satu pendetanya. Sebenarnya Arthur ingin langsung membawa sang saintes tapi dia juga harus tahu diri dalam meminta bantuan, Arthur juga yakin keinginannya tersebut akan langsung ditolak oleh Duke Allois. Jadi Arthur meminta dengan sangat agar sang saintes segera menuju wilayah Valentine jika wabah di Allois sudah bisa diatasi.
Arthur juga meninggalkan kesatria pribadi dan sebagian kesatria Valentine di wilayah Allois untuk membantu manangani wabah dan mengawal sang saintes saat menuju ke wilayah Valentine. Arthur hanya membawa dua kesatria bersamanya untuk menjaga sang pendeta, walaupun sebenarnya dia lebih dari mampu untuk penjaga pendeta sendirian. Tapi sebagai seorang Duke, Arthur harus selalu mempersiapkan segala kemungkinan yang akan terjadi.
Segera setelah sampai dimansion Valentine, Arthur meminta pendeta untuk melihat keadaan sang anak. Arthur tentu tahu jika hal itu tidak sopan, seharusnya dia memberikan waktu istirahat setelah memaksa menunggangi kuda selama 2 hari 2 malam tanpa istirahat yang memadai. Tapi Arthur tidak bisa tenang saat ini, hal pertama yang dipikirkannya setelah sampai dimansion adalah Mikhael. Mikhael harus diberikan pengobatan sesegera mungkin.
"Ayah" Panggil Cale saat Arthur memasuki kamarnya, dia terkejut Arthur sudah sampai di Valentine. Padahal menurut sang kakak, Arthur mungkin baru bisa sampai mansion dalam 4-5 hari. Rasa lega memenuhi hatinya, walaupun belum tentu pendeta yang dibawa ayahnya bisa menyembuhkan Mikhael, setidaknya Cale memiliki harapan Mikhael bisa segera bangun.
Arthur memperhatikan sekilas penampilan anak keduanya. Baju yang tidak rapi, rambut yang biasanya selalu terikat sekarang tergerai dan sedikit kusut, serta lingkaran hitam dibawah mata yang mengenaskan menunjukkan jika putranya itu tidak tidur dengan baik. Tentu Arthur mengetahui alasan tersebut, karena Cale sangat mencintai adiknya, dia tahu apa yang dirasakan sang anak karena dirinya juga merasakan hal yang sama bisa dilihat jika penampilannya tak kalah mengenaskan. Arthur menepuk pundak sang putra dengan pelan "Terima kasih sudah menjaga adikmu" Ujarnya pelan.
"Sudah tugasku untuk menjaga Mikhael ayah" Jawab Cale.
Arthur segera meminta sang pendeta untuk memeriksa keadaan Mikhael. Mikhael masih terbaring lemah diranjang, wajahnya pucat dan tubuhnya semakin kurus, berbagai alat medis terhubung ditubuhnya untuk menunjang kehidupan Mikhael. Pemandangan tersebut semakin mengiris hati Arthur, tidak mengira bahwa keadaan Mikhael bisa separah ini. Dia selalu percaya bahwa Mikhael bisa sembuh dari penyakitnya, bisa sehat dan bermain sepuasnya seperti dulu. Tapi saat mendengar dari Eiser jika sang anak koma, mulai muncul ketakutan dhati Arthur. Bagaimana jika sang anak tidak bisa sembuh? Bagaimana jika saat tiba dimansion, Mikhael sudah tidak ada. Pikiran-pikiran tersebut membuat Arthur dengan gila-gilaan melakukan perjalanan tanpa istirahat, ia bahkan mengabaikan wajah lelah pendeta dan kesatrianya. Arthur terlalu ketakutan jika terlambat pulang ke mansion, ia takut tidak diberi kesempatan untuk melihat mata bungsunya terbuka lagi. Walaupun melihat Mikhael dipenuhi peralatan medis untuk menunjang hidupnya sangat menyesakkan dadanya, tapi melihat Mikhael masih bernafas sedikit membuatnya lega. Setidaknya anaknya masih bisa bangun.
Pendeta yang diberi perintah oleh duke Valentine segera mendekat kearah anak bungsu duke Valentine tersebut. Walaupun dia merasa lelah tapi sebagai manusia dengan kekuatan suci dari dewa sudah sepantasnya jika dia membantu sesamanya yang sedang dalam kesulitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
100 Days
FantasySetelah menjalani kehidupan selama 27 tahun, Luke tidak punya penyesalan apapun dalam hidupnya. Ketika mengalami kecelakaan dan nyawanya terenggut dia pasrah. Saat ia fikir dirinya akan berakhir di antara surga atau neraka, ia dipilih oleh dewa menj...