Pertama kali hal yang menyambutku saat membuka mata adalah langit-langit kamar yang sekarang terasa familiar. Ditambah dengan aroma citrus yang sangat kukenal.
Sedangkan pemilik kamar sedang terlelap dengan posisi duduk dikursi tepat disamping ranjang. Bukankah badannya akan sakit jika tidur dengan posisi tidak nyaman seperti itu.
Aku mencoba membangunkan Cale dengan cara menggoyangkan tangannya. Cale dengan mudah terbangun, ia mengerjapkan matanya. Kemudian setelah sadar sepenuhnya, ia segera memandangku terkejut.
"Mikhael" Panggilnya pelan. Aku tersenyum tipis menanggapinya, kemudian memberikan kode jika aku butuh minum saat ini. Cale dengan sigap membantuku untuk minum.
"Ada yang sakit?" Tanya cale setelah membantuku minum.
"Boleh ini dilepas?" Tunjuk ku pada selang yang digunakan untuk tranfusi darah. Belum sempat Cale menjawab, darah mulai keluar dari hidungku, seperti biasa saat aku bagun tidur selalu diawali dengan mimisan.
Cale segera menyumpal hidungku dengan sapu tangannya "Tidak boleh, kau masih membutuhkannya" Jawab Cale.
"Aku sudah baik-baik saja kak" Ucapku tidak begitu jelas karena terhalang sapu tangan Cale.
"Lihatlah, kau saja mimisan saat ini" Ujar Cale masih dengan lembut. Anak ini lumayan sabar menghadapi ku, mungkin karena aku baru siuman jadi dia tidak meneriaki ku seperti biasanya.
"Jangan keras kepala Mikhael, dokter akan melepasnya jika kondisimu sudah stabil" Lanjutnya. Aku hanya memandang malas kearahnya, padahal percuma juga mengobati tubuh Mikhael, pada akhirnya tubuh ini tetap akan mati sesuai dengan takdirnya.
Setelah selesai dengan mimisan ku, Cale mambantu mambasuh wajahku agar bersih. Padahal biasanya eros yang melakukan hal ini, entah kenapa cale jadi pandai merawatku seperti ini.
"Kakak aku lapar" Aduku pada cale, aku memang merasa lapar, seperti tidak makan selama seharian penuh. Entah berapa lama aku tidak sadarkan diri.
"Sebentar" Ujar cale segera bangun dari duduknya dan melangkah keluar, dalam sekejap ia seger kembali kedalam kamar.
"Berapa lama aku tidak sadar?" Tanyaku penasaran.
"2 hari" Ujar Cale lemah. Pantas saja aku lapar sekali.
Terdengar suara eros yang meminta untuk masuk kedalam, setelah mendapatkan izin, eros segera muncul. Ia membawa troli yang berisi makanan.
Cale segera mengambilnya, dan mulai menyuapkan untukku "aku bisa sendiri" Tolak ku halus.
"Buka mulutmu Mikhael" Ujar cale dengan nada tak mau dibantah, dengan terpaksa aku menurutinya.
Aku menghabiskan makananku dengan cepat, karena memang hanya bubur yang kumakan. Setelah itu dokter Abel dan thomas segera memeriksa ku.
"Kondisi tuan muda Mikhael sudah stabil, setelah kantong darah ini habis, tuan muda tidak perlu menerima darah lagi, jadi kita bisa melepasnya. Yang perlu diperhatikan adalah agar tidak membuat luka ditangan tuan muda terbuka lagi" Jelas Abel pada Cale setelah memerikaa keadaanku.
"Apakah tuan muda masih mimisan?" Tanya Abel.
"Masih, tapi lebih sedikit dari biasanya" Jawab Cale. Aku bahkan tidak sadar jika mimisan ku lebih sedikit tadi.
"Itu kabar yang baik, tuan muda hanya perlu meminum ramuan untuk memperkuat tubuhnya untuk menjaga agar kondisinya tetap stabil." Setelah selesai melakukan perawatan dan menjelaskan keadaanku, para dokter itu meminta izin untuk undur diri.
"Kakak, apa penyakit ku parah" Tanyaku pada Cale, aku penasaran bagaimana jawaban anak itu.
Butuh waktu lama Cale menjawab pertanyaanku "Tidak" Jawabnya singkat.
"Aku bisa sembuh?" Pancing ku.
"Tentu saja, kau bisa sembuh jika minum obat secara teratur" Jelas Cale tanpa menatap mataku, ternyata anak itu pembohong yang buruk.
Jika dilihat dari gejalanya penyakit yang diderita Mikhael mirip seperti penyakit hemofilia di duniaku, dan penyakit itu tidak bisa sembuh walaupun ada obat untuk mengontrolnya. Aku ragu jika disini sudah ditemukan obat untuk penyakit seperti ini. Tapi aku juga tidak yakin apakah penyakit Mikhael sama seperti penyakit hemofilia, aku tidak terlalu paham dengan hal yang berbau kesehatan. Lagi pula entah seberapa banyak obat apapun yang dikonsumsi tubuh ini juga akan percuma.
"Kakak berbohong, aku tidak bisa sembuh ya"
"Tidak Khael, kau bisa sembuh. Kau percaya padaku kan" Ujar Cale dengan suara yang ditekankan, tangannya menggenggam tanganku yang dibalut perban dengan hati-hati.
Aku hanya memandangi nya, wajahnya terlihat lelah seperti orang yang kekurangan tidur. Padahal anak ini baru bangun tidur. Atau mungkin ia selalu menjagaku dan baru tidur tadi.
"Kakak kau terlihat lelah"
"Aku baik-baik saja Khael" Ujarnya menenangkan.
Sudah kubilang bahwa dia adalah pembohong yang buruk kan, dilihat dari wajahnya saja ia seperti orang yang tidak tidur selama berhari-hari.
Aku menarik tangannya , Cale dengan cepat melepaskan tangannya dariku dengan hati-hati " Jangan seperti itu, lukamu bisa terbuka lagi" Paniknya.
"Baiklah, tapi kakak harus berbaring disini" Ujarku sambil menepuk bagian kasur yang kosong disebelahku.
Cale segera memutari ranjang dan berbaring seperti permintaanku. Ia berbaring dipinggir, menjaga jarak sejauh mungkin dariku.
"Kemarilah kak" Ujarku lelah.
"Tidak perlu, kau bisa terluka nanti" Jelasnya. Bagaimana mungkin aku terluka hanya karena ia berbaring disampingku, kenapa anak ini aneh sekali.
"Tidak akan, kemarilah kak" Sungguh aku gemas sekali dengan bocah ini.
Ia menggeser tubuh besarnya sedikit mendekat padaku, garis bawahi hanya sedikit. Sepertinya memang percuma menyuruh Cale menuruti perkataanku, aku tidak akan pernah menang dari bocah keras kepala itu.
"Kakak tidak berangkat ke istana?" Tanyaku memulai pembicaraan yang lain. Jika memang aku sudah tidak sadarkan diri selama 2 hari, berarti hari ini adalah hari keberangkatan Cale ke istana.
"Tidak, aku tidak jadi menerima tawaran untuk menjadi kesatria diistana, tapi aku tetap akan ke istana untuk meminta maaf pada pangeran mahkota, karena beliau yang menawari ku secara langsung. Jika keadaanmu sudah stabil aku akan segera berangkat" Jelas Cale.
Jika memang dia tidak pergi ke istana, bukankah rencana pendekatan dengannya akan lebih mulus, misi ku juga akan mengalami peningkatan.
"Kakak baik-baik saja jika tidak jadi pergi, bukankah kakak suka menjadi kesatria, apalagi menjadi kesatria elit kerajaan" Ucapku pura-pura cemas.
"Aku baik-baik saja, lagipula ayah akan memberikan posisi yang bagus untukku" Jelasnya disetertai senyuman yang sangat amat tipis itu.
"Jadi kakak akan tetap di mansion kan?" Tanyaku memastikan.
"Iya, aku akan tetap disini"
Yes, akhirnya tidak ada halangan untuk keberhasilan misi ku. Tapi aku baru dekat dengan Cale, lalu bagaimana dengan Arthur dan Eiser. Sepertinya keberhasilan misi ku masih sangat amat jauh.
"Kau senang?" Tanya Cale.
"Tentu saja, kakak bisa menemaniku kapanpun jadi aku tidak kesepian lagi" Jawabku polos padahal aku sengaja menyindir nya, hehehe.
Tentu respon yang diberikan Cale sesuai dengan dugaanku, wajahnya berubah sendu dalam sekejap. Ia diam cukup lama setelah mendengar ucapanku tadi.
"Tentu aku akan menemanimu kapanpun" Janjinya meyakinkan.
"Terimakasih" Ucapku padanya.
"Tidak perlu, dari awal itu memang tugasku Mikhael" Jawabnya dengan menatap mataku, tangannya menggapaiku dan mengelus rambutku dengan hati-hati.
****
Jangan lupa vote dan komennya.
KAMU SEDANG MEMBACA
100 Days
FantasySetelah menjalani kehidupan selama 27 tahun, Luke tidak punya penyesalan apapun dalam hidupnya. Ketika mengalami kecelakaan dan nyawanya terenggut dia pasrah. Saat ia fikir dirinya akan berakhir di antara surga atau neraka, ia dipilih oleh dewa menj...