18. Lukisan Pertama

7.7K 974 14
                                    

Udara di taman Valentine pada sore ini begitu sejuk, mungkin karena akhir-akhir ini aku hanya berbaring diruangan yang tertutup, jadi berada diluar seperti ini membuatku bisa bernafas.

Setelah 4 hari hanya berbaring karena aku tidak dibolehkan melakukan apapun, akhirnya hari ini aku mendapatkan izin untuk melukis, tentu karena menurut para dokter kondisiku sudah stabil dan boleh beraktifitas seperti biasa dengan catatan tidak boleh berlebihan.

Luka pada tangan dan wajahku juga sudah lebih baik, karena memang bukan luka yang parah.

Saat ini aku hanya ditemani oleh Eros yang setia berdiri dibelakangku, kadang aku perfikir apa kakinya tidak kesemutan berdiri terlalu lama seperti itu, tapi percuma juga menawarinya duduk, dia mengatakan jika pelayan sepertinya tidak boleh duduk berdampingan dengan tuannya. Walaupun aku sudah memberinya izin, tapi tetap saja ia bilang tidak berani. Jadi terserah saja, yang penting aku sudah menawarinya.

Cale yang bilang akan menemaniku itu, sedang pergi ke istana pagi hari tadi, seperti yang ia katakan padaku, ia akan meminta maaf secara langsung kepada putra mahkota karena tidak jadi menerima tawarannya. Entah kapan anak itu kembali. Lebih baik aku fokus dengan lukisan ku saat ini. Aku mencoba melukis pohon besar yang biasanya menjadi tempat favoritku di taman.

Untungnya kemampuanku melukis terbawa sampai kesini, jadi aku bisa melukis Eiser seperti yang aku janjikan. Dan tentu aku akan melukis Cale sebelum itu. Aku juga akan memamerkan hasil lukisan ku ini pada Cale setelah ia pulang ke mansion, seperti janjiku 7 hari lalu.

Sedangkan untuk Arthur, aku belum bertemu dengannya lagi, terakhir kali aku melihatnya saat makan malam yang berakhir dengan tragedi berdarah itu. Padahal aku sakit, tapi ia tidak pernah mengunjungi ku sama sekali. Sepertinya benar jika ia masih marah karena ucapan kasar ku waktu itu. Tapi bukankah berlebihan jika ia sampai tidak menjenguk ku sama sekali, mikhael kan masih anak kandungnya. Apa memang aku harus meminta maaf padanya dulu baru ia mau menemuiku lagi. Entahlah, aku kesulitan memahami arthur.

Sepertinya lebih mudah mendekati Eiser dari pada arthur. Walaupun ia masih anak yang bermuka datar dan irit bicara, setidaknya ia akan menyisihkan waktu menjenguk ku sekali sehari. Bahkan mengobrol denganku walaupun dalam waktu singkat, karena anak itu memang sibuk. Tentu obrolanku dengannya masih sedikit canggung, dan lebih banyak aku yang mentanya dan ia yang menjawab dengan singkat. Aku memang harus ekstra sabar menghadapinya. Tapi tetap saja ia lebih baik dari pada arthur. Entah bagaiamana caraku mendekati arthur.

Mari pikirkan itu nanti, saat ini aku harus membuat lukisan yang indah agar tidak memalukan saat menunjukkan kepada Cale.

Aku sungguh senang bisa melukis lagi, terakhir kali aku melukis mungkin waktu kuliah, karena setelah bekerja aku tidak punya waktu untuk melukis walaupun aku sangat menyukainya.

Dari kecil aku memang suka menggambar, saat memasuki sekolah menengah pertama aku melukis untuk pertama kali karena mendapatkan tugas melukis. Dan aku sungguh menikmati waktu melukis dan puas melihat hasilnya, lukisan ku juga mendapat pujian dari guru waktu itu, ia bilang bahwa aku mempunyai bakat dalam melukis. Setelah itu aku bahkan selalu menyisihkan uang jajan ku yang tidak seberapa untuk membeli peralatan melukis. Saat akan memilih jurusan kuliah, guru menyarankan agar aku mengambil jurusan seni karena kemampuanku, tapi tentu saja hal itu tidak terjadi karena aku sadar bahwa jurusan seni membutuhkan uang yang tidak sedikit. Jadi saat aku bisa membeli semua peralatan melukis yang aku inginkan disini aku sungguh berterimakasih kepada Cale. Sebagai bentuk terimakasih aku akan memberikan lukisan padanya dan tentu melukisnya saat ia tidak sibuk.

"Eros, kapan kak Cale pulang?" Tanyaku pada Eros yang masih setia berdiri dibelakangku.

"Nanti malam tuan muda, tuan Cale bilang akan segera pulang setelah menyelesaikan urusannya diistana." Jelasnya padaku.

Tadi pagi Cale memang tidak berpamitan karena aku masih tidur, entah jam berapa anak itu berangkat. Ia hanya menyampaikan pesan untukku melalui Eros bahwa ia akan pergi ke istana.

"Bagaimana menurutmu?" Tanyaku meminta pendapat kepada Eros. Lukisan ini hampir selesai, aku hanya perlu menambahkan sedikit bagian untuk menyelesaikannya.

"Lukisan anda sangat bagus tuan muda" Komentar Eros memberikan pujian.

"Benarkah?" Tanyaku menatap serius kepadanya.

"Tentu saja, saya bahkan tidak tau anda mempunyai bakat melukis seindah ini" Lanjutnya.

Menurutku lukisan ini tidak sebagus itu, karena sejujurnya aku bisa membuat lukisan lebih bagus dari pada ini. Tapi tidak buruk juga untuk lukisan pertama didunia ini, mungkin tangan mikhael masih belum terbiasa untuk melukis. Setelah terbiasa lukisan ku pasti akan lebih baik lagi.

Setelah itu, aku fokus menyelesaikan lukisan. Dan segera kembali kekamar karena dokter akan memeriksa keadaanku setiap malam hari.

Dokter Abel menyampaikan, jika keadaanku semakin stabil, tidak lupa mengingatkan agar minum obat secara teratur dan tidak boleh beraktifitas berlebihan, apalagi melakukan aktifitas yang dapat menyebabkan ku terluka.

Aku hanya menggangguk dengan patuh, apalagi yang bisa kulakukan, walaupun sebenarnya aku ingin menolak minum obat yang rasanya tidak bisa ku definisikan itu. Aku tidak bisa melakukannya kan. Karena ada Eros dan Cale yang selalu mengawasiku minum obat. Aku juga malas mendapat ceramah panjang jika aku menolak minum obat. Untungnya aku hanya perlu minum obat sekali untuk sehari. Entah itu hal yang patut disyukuri atau tidak.

Dan aku juga tidak mungkin beraktifitas berlebihan apa lagi yang membahayakan. Aktifitasku hanya makan, mandi dan tidur, itupun dengan bantuan dari Eros. Aku bahkan sudah tidak mengikuti kelas lagi, entah alasan apa yang diberikan oleh Cale sampai arthur mengizinkannya. Awalnya aku menolak karena walaupun aku tidak terlalu menyukai belajar, mengikuti kelas lebih baik dari pada tidak punya kesibukan sama sekali, karena aku akan semakin bosan. Tapi aku bersyukur sekarang karena bisa melukis kapanpun, aku juga tidak akan kebosanan lagi.

Setelah para dokter selesai melakukan pemeriksaan, aku makan malam sendirian dikamar. Benar sendirian.

Eros bilang duke dan Eiser sedang sibuk dan tidak bisa makan malam bersama. Jadi aku berakhir makan malam sendirian dikamar dengan menyedihkan.

Sudah ku bilang makanan disini tidak terlalu enak kan, dan makan sendirian lebih membuatnya tidak enak lagi.

Mungkin karena akhir-akhir ini aku terbiasa makan ditemani Cale, jadi aku merasa menyedihkan makan sendirian.
Kapan sih anak itu pulang, aku sedikit merindukannya. Tolong garis bawahi hanya sedikit.

Tentu ada alasannya, aku sendirian disini. Dan Cale bisa menjadi teman yang baik untuk mengobrol dan menemaniku. Eros tentu tidak termasuk, karena ia tidak mau jadi temanku. Selalu ada batasan dan larangan untuk setiap hal yang dia lakukan bersamaku. Singkatnya aku kesepian. Oke

Setelah makan malam, aku menunggu Cale, tentu untuk menunjukkan lukisan ku padanya. Hampir 3 jam aku menunggu, ia tidak kunjung pulang. Jadi saat kantuk datang, aku menyerah menunggunya. Lebih baik besok pagi saja aku memamerkannya, besok pasti ia sudah pulangkan.














*****
Jangan lupa vote dan komennya

100 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang