Bab 09: Mubar

879 78 7
                                    

Ngerinya lagi, dia bisa muncul secara tiba-tiba seperti jin:v






Haru

_

_

_

Pagi hari yang biasa saja ini ku mulai dengan sarapan roti isi buatan bunda, dengan segelas susu coklat dancow pastinya.

Terkadang aku sedikit meringis menahan perih di sudut bibirku yang robek. Yah meski sudah terbiasa seperti ini, tapi tetap saja sakit!

“Makannya! Jangan sok jagoan! Sakit kan!”

Aku melirik ayah malas, kalau bukan aku yang maju mau siapa? Ayah? Penampilan nya tak meyakinkan.

“Biasa aja dong matanya!”

“Apa sih ayah, ngegas mulu dari tadi!” Bunda berkacak pinggang dengan wajah garang. Aku sendiri masih menikmati sarapan pagi ini, aku tau ayah kesal karena aku bertindak gegabah, tapi kesabaran ku tak sebanyak itu. Hasrat ingin meretakkan tulang leher para berandalan itu sangat menggebu-gebu kemarin.

“Haru berangkat.” Suaraku membuat dua orang itu teralihkan, ayah yang memasang wajah cemberut dan bunda yang senantiasa menampilkan senyum manisnya.

“Orang baperan mah tinggalin aja bun.” Kataku dan langsung berlari kencang saat ayah sudah mengangkat sendal rumahannya. Aku tergelak saat di depan pintu karena mendengar rengekan ayah pada bunda, baru kali ini aku melihatnya seperti anak kecil di hadapan bunda.

*****

Pagi ini aku berangkat seorang diri, Kana dan Ical sudah lebih dulu berangkat. Seperti biasa, jeritan histeris para siswi selalu terasa berlebihan saat aku melewati koridor menuju kelas. Maksudku, apakah mereka tidak sadar bahwa aku ini perempuan? Kenapa sampai harus mengatakan cinta pada ku?

Langkah ku terhenti saat ada gadis pendek yang menghalangi jalanku dengan merentangkan tangan. Apa-apaan dia?!

“Kak Haru, aku mau ngomong bentar.” Katanya, dan aku hanya mengangkat sebelah alis saja.

“Sini nunduk!” Ck! Beraninya dia memerintah ku.

“Ngomong aja, gue gak budek.” Kata ku datar, ayo lah jangan bertele-tele.

“Iss~ Felly kan mau bisik bisik biar gak kedengaran sama yang lain.” Katanya dengan melirik kanan kiri, mendapati tatapan tak suka dari siswi lain dia acuh.

“Ck! Cepet!” Kataku sedikit mendesak.

“Iiiiihhh! Orang di bilangin nunduk! Felly mau bisik-bisik kak Haru~”

Ugh! Kok imut??!!!!

Pipinya menggembung seperti hamster, pengen aku gigit!

Menghela nafas aku pasrah dan mengikuti kemauannya, kulihat dia tersenyum sumringah. Senang sekali kayaknya.

I love you~” Bisiknya, aku memutar bola mataku malas, mau kembali ke posisi semula pipi ku di cium olehnya. Shit! Dia keburu lari sebelum aku ngamuk. Apa-apaan tadi?!

Muka ku memerah menahan malu, ayo lah! Aku ini perempuan hey! Sadarrrrr!

Kembali mencoba stay cool, aku memasukkan tangan ku ke dalam kantong celana abu-abuku. Mencoba mengabaikan tatapan para siswi yang terlihat memiliki inspirasi baru untuk menggoda ku. Sialan! Gak bisa di biarin!

Beruang Kutub Harua [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang