Bab 31: Kesadaran

434 54 0
                                    


Hati memang terkadang membuat kita bingung!

#haruanakkutub





Author

_

_

_

Tepat dua bulannya, Haru tersadar dengan tenggorokan yang terasa kering seperti kemarau tengah melanda di sana. Ruangan yang ia tempati kosong tidak ada siapa pun selain dirinya yang terbaring lemah di atas tempat tidur.

Dia merasakan keanehan pada mata bagian kirinya. Masih bisa melihat hanya saja tidak jelas, seperti sesuatu menutupi atau lebih jelasnya terlihat seperti ada benang yang besar.

Karena rasa haus yang tak tertahankan, ia berusaha meraih gelas yang ada di nakas dengan tangan lemahnya. Untungnya berhasil dan dia mencoba untuk duduk.

Meringis, Haru menyentuh bagian wajahnya. Terasa kaku dan tertarik satu sama lain. Kulitnya terasa terbagi menjadi dua. Sebenarnya ada apa ya? kok dia seperti melupakan sesuatu?

Malas berfikir, Haru mulai minum dengan tenang. Tenggorokan nya seketika menjadi lebih nyaman, dinginnya air langsung mengalir dan meninggalkan jejak dingin di sana.

Dia terdiam, celingukan meneliti tempat nya saat ini. Gak perlu bertanya dia tau ini rumah sakit dan seketika itu juga ingatan muncul saat terakhir kali Haru dalam keadaan sadar. Dia mengangkat kedua tangannya, menatap dalam seolah sedang menerawang melalui garis tangan.

“Gue berhasil bunuh dia? Iya! dia udah gue penggal, mustahil hidup lagi kecuali di hidupin sama Gekko Moria” Gumamnya kala mengingat Gekko Moria salah satu tokoh di anime one piece.

Lamunannya pecah kala suara pintu terbuka terdengar di telinganya. Atensinya langsung teralihkan pada beberapa orang yang terdiam mematung dengan wajah tak percaya menatap ke arah. Why? apa ada yang salah? batin Haru.

Salah seorang gadis yang terlebih dahulu sadar langsung berlari ke arah Haru, memeluk Haru dengan erat tanpa memperdulikan luka Haru.

Dia menangis kencang, mengundang air mata yang lainnya. Haru hanya menghela nafasnya, mengusap lembut kepala sang gadis yang tengah menangis. Yang lain ikut mendekat dengan air mata dan ingus yang sudah mengalir deras, memeluk tubuh lemah Haru untuk memberikan rasa nyaman sekaligus mengisyaratkan bahwa mereka sangat bersyukur Haru telah kembali sadar.

“Gue pikir lo gabakal bangun anjing!” Itu suara Ivona yang terdengar ngegas dengan ingus ke mana-mana. Di sebelahnya ada Hann yang senantiasa mengusap kepalanya menggantikan kegiatan Haru sebelumnya.

Ical dan Kana sudah menyumpah serapahi sahabat mereka yang sangat sesuatu itu. Mereka sangat ingat bagaimana kalutnya saat mendapatkan kabar bawa Haru mengalami koma, terutama Ical yang pada saat kekacauan itu dia menjadi saksi aksi Haru dan Igo.

Haru hanya tersenyum lemah, dia sangat bersyukur karena masih di izinkan hidup, masih di beri umur untuk melanjutkan cita-citanya, masih di izinkan untuk membahagiakan orang tuanya. Ya walau emak kandungnya udah ke alam baka sih~

Prilly yang masih stay berdiri di antara keributan sahabat-sahabat Haru, menatap sang empu dengan perasaan lega dan segan. Lega karna akhirnya Haru kembali sadar setelah dua bulan tertidur, dan segan karena dia ingin memeluk tapi takut di tolak.

Tapi, siapa sangka? Ketika sahabat-sahabat Haru telah selesai berpelukan layaknya teletubbies, Haru dengan kepekaannya merentangkan tangan menatap Prilly seolah berkata, peluk gue. Dan tentu saja dengan perasaan senang dia memeluk Haru, air mata tak bisa di bendung, dia juga ikutan nangis apalagi Haru ngelus-ngelus Prilly dengan lembut. Huhu, Prilly senang rasanya.

“Ha-Haru masih ada yang sakit gak?” Tanya Prilly dengan mendongak agar bisa menatap Haru. “Wajah gue sakit, dan sedikit keram di bagian perut.” Jawab Haru dengan tangan yang masih setia mengelus-elus Prilly tanpa dia sadar di pojok mereka ada sepasang mata yang sudah mengeluarkan apinya.

Haru menoleh, “Pantesan gua merinding” Gumamnya saat melihat mata berapi-api milik Ical. “Tenang bang, gua gak doyan cewek kok.” Senyum meyakinkan milik Haru terlempar ke arah Ical.

Tak lama dokter datang setelah tadi dia mendapatkan laporan bahwa pasien atas nama Harua De Lucas telah sadar. Mereka menyingkir, memberi ruang pada sang dokter yang tengah memeriksa Haru.

“Luka dalam mu belum benar-benar pulih, ini wajar karena kamu mendapatkan luka yang cukup fatal. Nah, bagaimana dengan wajahmu? apa yang kamu rasakan?”

“Kaku, seperti tertarik, terkadang ngilu juga. Oh! mata kiri saya juga kurang nyaman saat melihat, seperti ada benda yang menghalangi.” Jelas Haru.

Dokter itu tersenyum, “Wajah mu kaku karena jahitan itu masih belum sepenuhnya kering, luka di bagian wajah memang cenderung sangat lama untuk sembuh karna itu lah terkadang masih terasa ngilu. Untuk bagian mata seiring berjalannya waktu itu akan kembali normal, syukur nya mata mu tidak sampai mengalami kebutaan.” Jelas dokter itu tak lupa dengan senyuman.

plis ini ngarang banget coeg!

Setelahnya sang dokter pamit undur diri, memberikan waktu pada Haru dan para sahabat untuk saling melepas rindu.

“Gimana kabar bunda?” Tanya Haru pada Prilly yang sedang duduk termenung di samping Ical.

“Untuk saat ini sudah cukup baik, tapi mungkin tante memiliki trauma.” Jelas Prilly pelan. Haru hanya mengangguk, dia juga sadar akan tindakannya yang di lihat bunda Rana pasti akan menimbulkan rasa trauma.

“Igo, gimana Igo.”

“Gue baik bro!” Dari arah pintu ruangan Haru Igo tampil sehat dan bugar dengan senyuman yang di umbar.

“Syukurlah, gue kira lo mati.” Wajah Haru tampak lega, namun di mata Igo itu sangat menyebalkan.

Memutar bola matanya malas Igo berkata, “gue gak akan mati semudah itu ngab.” Elaknya dengan angkuh.

“Gue bersyukur atas keberhasilan lo selamat dari malaikat maut.” Senyum miring Haru tampak berkali-kali lipat menyebalkan dari yang biasanya.

Ical melambai-lambai kan tangannya, semua atensi terarah padanya. “Lo pada hutang cerita sama kita-kita.” Ucapnya yang di angguki kuat oleh yang lainnya.

Haru menghela nafas sejenak sebelum berkata, “lo pada gak kasian apa sama gue? baru bangun di suruh banyak cerita!” Setelahnya di memilih memejamkan mata ketimbang mengurusi keributan yang di buat oleh Ical.

Akhirnya dengan berat hati Igo lah yang memulai, menceritakan semua tentang rencana dan bagaimana kedekatannya dengan Haru.

Yang lainnya mendengarkan dengan seksama, terkadang ada yang menggebrak meja sampai membangunkan Haru dari tidurnya, berakhir manusia si penggebrak meja itu di lempar buah apel oleh Haru. Ini kelakuan si Kana tentunya.

Haru tak sepenuhnya tidur, dia menikmati kericuhan para sahabatnya di saat hatinya merasa kosong. Dia merasa sesuatu sedang berjalan menjauh darinya, membuat hatinya tak tenang, gelisah. Ingin marah namun tak tau apa penyebabnya, bisakah seseorang membantunya untuk menterjemahkan bahasa hatinya saat ini?

Haru benar-benar kebingungan dengan perasaannya sendiri di hari pertama ia kembali sadar. Kasian, semoga gak login masuk RSJR (Rumah Sakit Jiwa Rawipilon).

*****

VOTE ANJRUT JANGAN BACA DOANG!!!

Beruang Kutub Harua [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang