Gak ada kata-kata apapun
Author
_
_
_
Hari ini adalah hari yang sangat sibuk bagi siswa/siswi SMA Karya Jaya. Khususnya pada mereka yang terlibat dalam meramaikan acara yang akan di mulai sebentar lagi.
Sejak pagi sekali orang-orang SMA Karya Jaya pergi menuju SMK Karya Negara (sekolahan nya Ivona). Bukan hanya SMA Karya Jaya saja yang ada di sana, ada SMA Anggrek, SMK Bumantara II, SMA Wiyata Umbu dan SMK Candramawa III. Ini merupakan sekolahan yang dekat dengan SMK Karya Negara.
Totalnya ada enam, mari kita absen.
SMK Karya Negara (Sekolahan nya Ivona yang menjadi tuan rumah tahun ini)
SMK Bumantara II (Sekolahan nya Igo, musuh bebuyutan tim futsal Haru)
SMK Candramawa III (Sekolahan nya Gemi, pemegang akun media sosial cafe Duhluv)
SMA Karya Jaya (Sekolahan nya MC kita bersama para sahabatnya)
SMA Anggrek (Sekolahan nya Jali, member tim futsal Haru di luar sekolah)
SMA Wiyata Umbu (Sekolahan nya.... Masih Rahasia)
Nah itulah nama-nama sekolah yang saat ini sudah berkumpul menjadi satu di SMK Karya Negara.
Penuh, sesak, berisik. Menjadi warna di sekolahan nya Ivona ini, anak-anak yang akan mengikuti turnamen persahabatan ini sudah bersiap-siap sedari tadi.
Di sisi lain, ada seonggok manusia yang tengah bersender pada pohon di taman belakang sekolah. Dia Haru, mahluk itu bahkan tak ingin repot-repot mengeluarkan suara demi menyemangati sahabatnya yang sedang berjuang itu.
Kana dan Ical, sudah pasti menjadi peserta dari sekian banyak manusia. Mereka adalah Tim Futsal kebanggaan SMA Karya Jaya.
Ada pula Katrina dan Julia yang ikut meramaikan dengan mengikuti turnamen Volly ball. Lalu ada Prilly yang telah siap dengan seragam menari nya. Ya, para peserta tari akan tampil di awal nanti.
Nah, bagaimana dengan MC kita?
Sudah sangat jelas, beliau tidak mengikuti apa pun meski beberapa minggu yang lalu sudah di paksa-paksa mengikuti tim futsal Ical dan Kana. Tapi dengan mudahnya ia menolak beralasan ini dan itu, berakhir para guru menyerah membujuk beruang kutub itu.
Angin semilir menerbangkan beberapa helai rambut Haru yang tampak lembut itu, matanya terpejam menikmati kesunyian di dalam keramaian ini. Siapa juga yang menyadari hilangnya member barudak kul itu? Para sahabat dugongnya tentu saja pada sibuk, guru-guru tak beda jauh dengan peserta yang mengikuti lomba.
“Wah wah, bukannya ngasih semangat malah asik gogoleran di sini.” Suara Ical terdengar kesal. Haru membuka matanya, melirik Ical dari ujung mata. “Ulah ganggu aing!” Kata Haru dengan berbalik memunggungi Ical.
Ical tak habis pikri dengan si Haru budak gelo yang sayang nya menjadi sahabatnya itu. Entah harus menyesal atau tetap bersyukur pasalnya Haru selalu malas menyemangati mereka yang akan berjuang. Maaf, itu terdengar lebay.
“Seenggaknya lo nonton dong Ru di depan, ulah kalahka sare!”
“Cicing Ical! Gandeng!” Haru tuh udah ngantuk tapi Ical ganggu terus!
Dengan semangat empat lima Ical membopong Haru ala pengantin baru, banyak pasang mata yang melihat tapi mereka tak perduli. Haru yang malah memejamkan mata dengan badan yang di lemaskan, dan Ical yang tersenyum pepsodent sembari berjalan cepat menuju kursi penonton. Mereka akan melihat pembukaan acara bersama-sama.
Haru di dudukan pada kursi di samping Katrina, setelahnya ia bersedekap dada dengan mata terpejam. Ical gedek liatnya, pengen banget nampol itu muka!
“Lo niat banget Cal, padahal gak papa kalo Haru mau tidur juga.” Katrina mengutarakan pendapat nya.
“Biarin aja, si Haru mah kebiasaan gak pernah mau ngasih suport.” Celetuk Kana yang sama kesalnya dengan Ical.
Pembukaan berjalan dengan lancar, para peserta tari satu persatu tampil di atas panggung yang telah di sediakan, Haru hanya membuka mata saat SMA Karya Jaya di panggil untuk tampil. Tujuannya hanya ingin melihat bagaimana sepupunya itu menari, tidak buruk itu bagus dan sangat cocok untuk Prilly yang lembut. Pikir Haru.
Sudah banyak waktu yang Haru habiskan di kursi ini, tenggorokannya terasa kering padahal tidak ikut teriak-teriak. Dengan perlahan ia bangkit meninggalkan kawan-kawan nya tanpa mereka sadari Haru sudah menghilang dari sana. Haru memang pandai berkamuflase saat genting seperti ini.
Kantin menjadi tujuan utamanya, semoga saja tidak ramai seperti yang dia pikirkan.
Dan benar saja, hanya ada segelintir manusia yang mojok di sana. Haru acuh, matanya mencari-cari kalau-kalau ada susu dancow? Kan allhamdulilah gitu.
Tapi sayangnya tidak ada, hanya ada yang sasetan. Mau tidak mau dia meminta di seduh dan di minum di tempat.
Hanyut dalam rasa susu coklat itu, Haru di kagetkan dengan tepukan ringan di bahunya.
“Lo gak ikut lomba? Kok bisa di sini?” Itu Igo, mungkin tujuan nya sama seperti Haru yang kehausan.
“Haus” Jawab Haru.
Igo mengangguk, dia berdiri memesan minuman juga. Setelahnya kembali duduk di samping Haru.
“Gimana tawaran gue?” Tanyanya dengan wajah semangat.
“Gue mau.” Mendengar Jawaban Haru membuat senyum Igo melebar. “Jadi kapan?” Tanyanya lagi tak sabaran.
“Jangan gegabah Go, mereka punya bekingan yang cukup kuat.”
“Siapa?”
“Apa harus gue jelasin di sini?”
Melihat situasi saat ini sangat tidak memungkin kan, di mana tempat yang sekiranya memungkinkan? Pikir Igo.
“Perpustakaan mungkin bisa” Kata Haru yang seolah mendengar suara hati Igo.
Mengangguk, “Ayo cari perpustakaan”
*****
Dan di sinilah mereka akhirnya, di perpustakaan Karya Negara. Sebenarnya Izin masuk ke perpustakaan ini cukup sulit, mengingat ini sekolahan orang bukan sekolahan mereka yang bisa asal terobos saja.
Namun berkat Igo yang pandai memainkan kata akhirnya mereka di izinkan dengan syarat jangan membuat kegaduhan.
“Jadi?”
Haru menatap Igo serius, tangannya bersedekap dada dengan kaki di naikan di meja.
“Lo ingat yang gue pulang tiba-tiba?” Igo mengangguk. “Gue pulang karena rumah di serang sama ibu, tapi bukan itu aja permasalahannya. Para penjaga rumah di sabotase seseorang yang gue duga bekerja sama dengan ibu.”
“Jadi maksud lo, beri pelajaran pada dua manusia itu gak mudah?”
“Benar. Mengingat orang yang di belakang mereka sekarang, gue ragu kita bakal mudah menjalankan rencana.” Igo mengangguk, mereka sama-sama terdiam dengan pikiran masing-masing.
“Nyokap lo di mana sekarang?” Tanya Haru dengan menatap Igo. “Kenapa emang?” Igo malah balik bertanya.
“Gue rasa, nyokap lo perlu penjagaan Go. Sebelum kita maju melangkah, kita harus pastikan dulu orang-orang kesayangan kita aman.” Jelas Haru yang masih dengan posisi sama, menatap Igo intens sampe membuat Igo salah tingkah.
“Masalahnya cuma di dananya aja Ru. Lo kan tau selama ini gue banting tulang sendirian, cari kerja sana sini cuma buat nutupin kebutuhan mama dan gue sendiri.” Wajah murung Igo tak membuat air muka Haru berbeda. Dia menepuk punggung Igo lalu berkata. “Tenang, sekarang kita rekan kerja. Jangan sungkan meminta pertolongan sama gue.”
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Beruang Kutub Harua [ TAMAT ]
Teen Fiction𝙵𝙾𝙻𝙻𝙾𝚆 𝚃𝙴𝚁𝙻𝙴𝙱𝙸𝙷 𝙳𝙰𝙷𝚄𝙻𝚄 ‼️𝙉𝙊 𝙋𝙇𝘼𝙂𝙄𝘼𝙏‼️ Tentang Harua De Lucas gadis tomboy yang memiliki sifat kelewat dingin. Karena itu dia mendapatkan julukan Beruang Kutub Harua dari sahabatnya dan ayahnya sendiri. Ivona Eustace, ce...