Selalu ada kejutan di setiap gigitan!
#iklanHaru
_
_
_
Siang ini aku tidak ikut ke kantin dan memilih berdiam diri di kelas. Sudah ada dua kotak susu dancow coklat dengan roti coklat yang di siapkan Kana dan pacarnya.
Yap!
Kana memiliki pacar, namanya Katrina. Dia baik, anggun, sopan, dan lembut. Walaupun Kana dekat dengan ku dia tak pernah cemburu, mungkin karena tampilan ku yang begini membuat dia baik baik saja.
Tadi saat aku bilang tidak ikut ke kantin Kana langsung mengeluarkan satu kotak susu dancow coklat dan satu roti coklat. Katrina ikut ikutan mengeluarkan roti coklat juga saat itu, aku berterima kasih padanya.
Kelas yang hening membuatku tenang dan mudah fokus, aku mulai meneliti grafik yang ada di ponsel ku. Ini adalah grafik naik turunnya pengunjung cafe, aku sengaja membuat seperti ini supaya terlihat keren hahaha~
Aku mengecek beberapa bisnis ku yang lain. Selain cafe, aku memiliki bisnis kain. Awal membuka bisnis ini aku cukup pesimis, namun siapa sangka? Banyak para pembisnis pakaian dan hijab tertarik dengan prodak kain ku. Dan aku cukup percaya diri sekarang.
Bisnis ku gak sebesar itu, tapi aku sudah punya black-card sendiri. Aku cukup bangga akan hal itu, ayah pun tidak tau aku memiliki bisnis, dan mungkin bunda sudah bercerita tentang aku yang memiliki cafe itu.
Saat sedang asik dengan dunia sendiri, seseorang masuk ke dalam kelas dan duduk di depan ku.
“Kenapa tidak ke kantin?” Suaranya dalam, mengintruksiku untuk melihat nya. Aku mengerutkan kening, ada apa orang tua ini ada di sini?!
Pak Akmal, lagi-lagi aku harus berbicara dengan orang tua ini.
“Bukan urusan bapak.” Memang bukan urusan dia kan? Kenapa kepo sekali?!
“Kamu murid saya, jelas kamu urusan saya.” Kok ngotot?!
“Jangan marah-marah, cepat tua.” Kataku sambil menyedot habis susu kotak dancow terakhir ku. Dua roti coklat itu pun sudah tinggal bungkusnya.
“Kamu suka susu kotak dancow?” Tanya nya dengan alis terangkat.
“Gak ada kerjaan ya pak?” Heran aja gitu, gabut kah dia?
Menggeleng, “tidak, saya sedang free” jawabnya. Aku mengangguk saja dan kembali fokus pada ponsel ku.
“Jangan kebanyakan main HP, gak bagus di mata.” Celetuknya setelah beberapa saat tadi hening.
Sok tau banget ya bapak satu ini?! Tapi aku memilih mendiamkan nya, aku sudah cukup berbicara denganya.
Saat dia hendak bicara lagi, dering ponsel ku terdengar, dan aku langsung mengangkat panggilan masuk itu.
“Kenapa?” Tanya ku datar pada orang di sebrang sana.
Jawaban selanjutnya membuatku ingin ber- teleportasi untuk cepat sampai di sana.
“Tunggu di sana Bunda, jangan ke mana-mana!” Perintah ku dan langsung memutuskan sambungan telfon. Tanpa menghiraukan kehadiran Pak Akmal, aku langsung trobos saja pintu keluar kelas menuju parkiran dan akhirnya? Bolos:D
🧊🧊🧊
“Bunda, are you okey? ” Tanya ku Khawatir. Jujur saja, bunda saat ini adalah duniaku. Karena memiliki bunda adalah impianku sejak kecil.
Bunda menggeleng pelan dengan mata yang berkaca-kaca. Aku menghela nafas, ku tarik bunda masuk kedalam pelukanku. Aku mencoba menenangkannya.
Tadi dia menelfon ku, memberi kabar bahwa ada gerombolan anak brandal yang menganggunya. Mendengar itu jelas aku khawatir, tanpa pikir panjang aku tancap gas menuju bunda.
Namun sampai di sini, gerombolan berandalan itu sudah tidak ada. Sedangkan di sisi bunda sudah ada beberapa warga yang membantu bunda. Aku berterimakasih pada mereka yang sudah mau membantu bunda.
“Sama siapa ke sini?” Tanya ku celingukan.
“Bunda sama supir ke sini, cuma bunda suruh balik.” Jawabnya dengan wajah bersalah. Kembali aku menghela nafas.
“Bun, lain kali jangan keras kepala. Ini kedua kalinya bunda di ganggu, sekali lagi di ganggu. Aku bakal sewa sepuluh orang bodyguard untuk jaga bunda.” Aku serius tentang ini.
“Jangan ah, ngeri bunda bayangin nya.” Katanya mencoba untuk mencairkan suasana.
Tak lama mobil ayah datang, dan muncul lah ayah dengan wajah Khawatirnya. Menerjang bunda dengan berbagai pertanyaan, sampai tak sadar ada anaknya di sini.
Setelah berpelukan cukup lama, barulah ayah sadar bahwa aku masih ada di sini. “Haru okey?” Tanya nya. “Aman” Jawabku santai.
Setelahnya mereka berpamitan pada ku untuk pulang, tak lupa menyuruhku untuk kembali ke sekolahan. Tapi, bukan Haru namanya kalo gak ngebales gerombolan anak anak itu.
Aku cuma mengangguk pada ayah, namun setelah mereka pergi, aku mencari tau kemana perginya para gerombolan anak anak itu.
“Oh mereka tadi pergi nya ke arah sana, kamu mau ngapain nanya-nanya?!” Selidik bapak bapak pada ku. Aku tersenyum tipis, “mau saya patah-in tulang lehernya pak” Jawabku santai dan berlalu pergi setelah mengucapkan terimakasih.
*****
Jam 18:45 aku memarkirkan motor ke dalam garasi. Sayup sayup kudengar rumah seperti sangat ramai, ada tamu kah?
Entah lah aku gak perduli, badanku cukup lelah hari ini. Aku berhasil menumbangkan sebelas anak berandalan itu, dan sialnya harus terlibat tauran dengan anak kampung sebelah yang merusuh di lapangan futsal kami. Aku tak sendiri saat tauran itu, ada Kana dan Ical beserta anak-anak lainnya.
Aku jarang sekali berpenampilan bad begini. Paling mentok cuma baju yang kusut dan rambut acak acakan. Tapi kali ini, bajuku gak cuma kusut, kotor dan tak layak pakai. Aku sudah merapihkan rambut paripurna ku sebelum masuk ke dalam rumah.
See? Ternyata benar ada tamu, gak tau siapa gak perduli saya.
“Assalamu'alaikum” Salamku sebelum masuk, ada tamu guys, gak mungkin aku asal nyelonong.
“Waalaikumsalam” Jawab mereka semua secara serempak.
“Haru dari mana aja nak? Kok baru pulang?” Belum sempat pertanyaan ayah ku jawab bunda sudah lebih dulu berlari ke arahku dan meneliti wajahku.
“Ini kenapa bisa luka?!” Tanya bunda dengan wajah galak. “Berantem?” Tanya nya lagi yang hanya ku jawab anggukan saja.
“Kamu tauran lagi Haru?” Waduh suara ayah udah dingin gitu!
Aku menggeleng, “aku bales anak-anak berandalan yang ganggu bunda.” Jawabku dengan suara yang tak kalah dingin dari ayah.
Menghela nafas, ayah memasang wajah pasrah. Aku tau dia gak bakal jadi marah karena aku berusaha membalas anak-anak nakal itu.
“Kamu gak Harus sampe segininya Haru~” Suara bunda bergetar tanda akan menangis. Aku memggelengkan kepala, “jangan nangis bunda, malu ada tamu.” Kataku dengan lembut. Bunda cuma mengangguk saja.
“Kamu sapa dulu tamunya, habis itu bersih-bersih dan istirahat ya?” Mengiyakan perintah bunda karena aku pun sudah sangat lelah sejujurnya.
Aku menyalimi dua paruh baya yang gak ku tau siapa, tapi aku tau satu orang di antara tamu ayah hari ini. Dia, Pak Akmal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beruang Kutub Harua [ TAMAT ]
Novela Juvenil𝙵𝙾𝙻𝙻𝙾𝚆 𝚃𝙴𝚁𝙻𝙴𝙱𝙸𝙷 𝙳𝙰𝙷𝚄𝙻𝚄 ‼️𝙉𝙊 𝙋𝙇𝘼𝙂𝙄𝘼𝙏‼️ Tentang Harua De Lucas gadis tomboy yang memiliki sifat kelewat dingin. Karena itu dia mendapatkan julukan Beruang Kutub Harua dari sahabatnya dan ayahnya sendiri. Ivona Eustace, ce...