Bab 12 : The Sky Shelter

532 64 14
                                    

...

Sebuah plang besar dilewati truk itu. Pada plang tersebut tertulis "The Sky Shelter". Truk itu kemudian masih berjalan, melewati beberapa pos penjagaan, sampai akhirnya tiba pada sebuah tempat. Truk itu kemudian memakirkan kendaraannya pada tempat yang sudah disediakan. Beberapa orang dengan pakaian tentara tampak berlalu lalang.

Jang-Soo, Il-Ha dan Tae-Man yang berada pada posisi paling pinggir, melompat turun dari truk. Mereka bergerak lebih dulu agar bisa membantu teman-temannya. Anak-anak yang satu persatu mulai turun itu menatap takjub tempat yang diberi nama "The Sky Shelter" itu. Tempat perlindungan ini sangat luas dan besar. Bangunannya nampak semi-permanen. Berjejer rapi dan siap pakai. Sekilas mereka bisa melihat bahwa tempat ini dibangun dalam beberapa ruas blok-blok. Dimana setiap blok punya beberapa puluhan bangunan 8 tingkat. Tidak heran jika setiap blok yang disebutkan oleh Letnan itu, bisa berisi hingga 6000 orang.

"Aku rasa aku mengerti kenapa tempat ini diberi nama 'Sky Shelter'." ucap Tae-Man. Teman-temannya menatapnya.

"Coba kalian lihat, langit disini terlihat seakan dekat. Serta bola-bola itu benar-benar tidak ada di area ini." lanjutnya.

"Tempat ini berada pada area pegunungan. Bukankah kalian merasa bahwa udara di tempat ini juga lebih dingin?" ujar Young-Shin. Anak-anak itu mengangguk setuju.

"Semuanya perhatian." ucap Won-Bin dengan suara tegasnya. Anak-anak itu langsung berkumpul. Menatap ke arah sang letnan.

"Anak-anak. Dengarkan aku. Setelah ini, kalian akan aku masuk ke dalam. Melakukan verifikasi data diri dan menerima tanda pengenal, kemudian berkumpul dalam ruang pemeriksaan. Jangan cemas, ini hanya untuk mengecek kesehatan dan kondisi kalian. Setelah itu, kalian akan masuk ruang tunggu. Tunggu aku disana. Aku akan melaporkan kedatangan kalian dan juga.... tentang Young-Soo." Won-Bin menatap semua anak-anak itu. Anak-anak itu mengangguk paham. Ia kemudian memberikan kode kepada mereka untuk berbaris. Sigap, para anak-anak itu langsung paham dan berjalan beriringan sesuai barisannya. Mengekori letnan itu.

...

Letnan Kim Won-Bin mengetuk pintu itu. Seseorang membuka pintu, dan mempersilahkannya masuk. Di dalam ruangan itu, ada beberapa pria paruh baya dengan seragam tentaranya. Mereka menatap Won-Bin saat lelaki itu masuk.

"Hormat."

"Letnan Kim Won-Bin datang untuk melapor." ucap Won-Bin dengan nada tegas. Pria paruh baya yang nampaknya memiliki pemilik ruangan itu mengangguk. "Laporkan." ucapnya pelan.

"Prajurit Cadangan Pleton 3-2 SMA Sungjin sudah tiba. Berjumlah 18 orang, 10 orang perempuan, dan 8 orang laki-laki. Kemudian terdapat 1 prajurit yang meninggal selama masa penugasan."

"Meninggal? 1 orang? Siapa namanya?" pria itu berdiri. Ia nampak cemas.

"Kook Young-Soo." Pria itu menghela napasnya berat. Kemudian mengangguk paham.

"Apa orangtuanya sudah tahu?" tanya pria itu kemudian. "Belum, Pak." Pria itu menarik napasnya.

"Kau yakin bisa mengatasi situasinya?" tanya pria itu lagi. "Saya akan menaganinya, Pak." jawab Letnan Kim.

"Baiklah, segera lanjutkan prosesnya." ucap pria itu. Letnan Kim mengangguk.

"Siap. Laksanakan. Hormat." Letnan Kim memberikan hormatnya. Kemudian melangkah pergi dari ruangan itu.

...

Won-Bin melangkah menuju ruang tunggu. Ia berjalan melewati beberapa lorong. Ruang tunggu itu memang cukup jauh dari kantor tempat ia melapor tadi.

"Mereka sudah datang?" suara seorang lelaki menghentikan langkah Won-Bin. Lelaki itu menengok.

Ia melihat ke arah anak lelaki yang duduk di kursi roda itu. "Ya, mereka sudah tiba." jawabnya.

Duty After School : The Alternate EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang