...
Pagi berkabut. Sisa jejak hujan semalam. Udara juga masih cukup dingin. Musim dingin nampaknya benar-benar datang. Salju pertama mungkin akan segera turun. Jang-Soo menancapkan sebilah kayu di atas gundukan tanah itu. Penanda sebuah makam. Ia kemudian melangkah mundur. Berdiri diantara Yoo-Jung dan So-Yeon.
"Young-Soo." Yoo-Jung menatap makam itu penuh arti
"Kami sungguh meminta maaf atas apa yang terjadi. Sampai kapanpun, kami tidak akan melupakanmu. Kami akan mengingatmu sebagai orang yang baik, orang yang mengingatkan kami untuk terus menjaga, dan juga...." Yoo-Jung menarik napasnya. Yeon-Ju yang berada disampingnya, mengusap punggung gadis itu.
"Orang yang gagal kami jaga. Maafkan kami, Young-Soo." lanjut Yoo-Jung.
"Mulai sekarang, kami akan lebih memperhatikan satu sama lain. Seperti yang seharusnya juga kami lakukan saat kau masih disini. Kami meminta maaf tidak menyadarinya dan melakukan itu padamu." tambah Jang-Soo sendu.
"Young-Soo, kami sungguh sangat kehilanganmu. Maaf. Kau pasti banyak mengalami kesulitan. Kami harap, kau bisa beristirahat dengan tenang." ucap So-Yoon.
"Young-Soo. Aku selalu berpikir kau menyebalkan. Ternyata, setelah kupikirkan, aku bisa memahami kenapa kau pikir kami yang menyebalkan. Maaf." ujar Hee-Rak. Ia menatap sendu nisan itu. Disebelahnya, Tae-Man juga memberikan tatapan yang sama.
"Young-Soo..maaf." isak Soon-Yi. Ha-Na yang berdiri sebelahnya, merangkulnya.
"Maaf, Young-Soo.." So-Yeon berucap pelan. Ia merasa bersalah pada Young-Soo. Ia mengepalkan tangannya, menunduk, menahan tangis. Jang-Soo menepuk-nepuk pelan bahu So-Yeon. Menguatkan gadis itu.
Ae-Seol menarik napasnya berat. Bibirnya mengatup rapat. Airmatanya turun membasahi pipinya yang masih membengkak karena insiden semalam. "Maaf, Young-Soo.." ucapnya pelan. Na-Ra merangkulnya. Young-Shin menatapnya sendu, ia kemudian mengusap punggung gadis itu lembut.
"Young-Soo. Kita menunda perjalanan ini untuk sementara waktu. Rasanya sulit untuk pergi tanpamu. Harusnya aku tidak membiarkan ini terjadi. Maaf, Young-Soo." ucap Soo-Chul sendu.
"Young-Soo. Jika kami pulang nanti, kami akan mencari Orangtua dan adik-adikmu. Kami akan menjaga mereka menggantikanmu."ujar Chi-Yeol.
"Benar, Young-Soo. Kami berjanji akan melakukannya." Deok-Joong menambahkan.
"Ayo. Sekarang kita harus pergi dulu, teman-teman." ujar Tae-Man mengingatkan. Mereka memang harus segera memulai operasi "pencarian" persediaan yang mereka bicarakan semalam. Mereka saling menatap lagi.
"Tae-Man benar. Ayo." ajak Jun-Hee. Dalam hatinya ia merasa tidak enak untuk berlalu begitu saja.
"Kami pergi dulu, Young-Soo. Kami akan segera kembali nanti." ucap Jang-Soo. Ia kemudian menatap teman-temannya. Mereka semua kemudian mulai berlalu pergi.
Satu per satu meninggalkan tempat itu. Jang-Soo kemudian menggendong So-Yeon dipunggungnya. Kondisi gadis itu belum pulih. So-Yoon dan Jun-Hee mengikuti dibelakangnya. Tae-Man menyusul bersama Yoo-Jung, Soon-Yi, Ha-Na dan Hee-Rak.
"Ayo, Ae-Seol." ajak Young-Shin. Ia kemudian menatap Na-Ra. Gadis itu mengerti. Ia kemudian menggandeng Ae-Seol bersamanya.
Young-Shin menatap sejenak Bo-Ra dan Il-Ha. Keduanya sejak tadi hanya diam. "Pergilah duluan" Bo-Ra berucap tanpa suara. Young-Shin mengangguk paham. Ia kemudian berlalu. Mengejar Ae-Seol dan Na-Ra.
Chi-Yeol menatap Il-Ha dalam. Ia merasa sedih dan khawatir melihat lelaki itu. Il-Ha berbeda dari biasanya. Sejak kejadian semalam, Il-Ha lebih banyak diam. Tatapan tajam yang biasa ia lihat dari lelaki itu seakan pudar. Berubah menjadi tatapan yang gelap dan penuh luka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duty After School : The Alternate Ending
Mistério / SuspenseHai, ini tulisan pertamaku disini. Tulisan ini dibuat sebagai akhir cerita alternatif dari Drama Korea berjudul "Duty After School". Semua nama karakter tetap sama dan sesuai dengan yang di gambarkan dalam drama. Terdapat sedikit perubahan cerita ya...