Bab 6 : Akhir Malam yang Panjang

530 60 4
                                    

Bo-Ra mulai berjalan bersama Il-Ha. Lelaki itu nampak diam. Matanya awas menatap sekitar. Gadis itu menatapnya sesekali.

"Kau tadi bicara dengan Kim-Chi? Ada apa?" tanya Bo-Ra. Il-Ha menatapnya. "Aku tadi melihatmu berlari bersamanya saat akan foto bersama." tukas Bo-Ra seakan bisa membaca pikiran lelaki itu.

"Bukankah lebih ajaib dirimu? Dengan No Ae-Seol? Kau selalu membencinya selama ini." balas Il-Ha.

"Aku sudah dengar. Telingamu. Itu karena kau menolongnya. Ada apa sebenarnya denganmu? Kau mengesankan Yeon Bo-Ra. Bukan seperti dirimu." ujar Il-Ha.

"Sial, kau." Bo-Ra memukul punggung Il-Ha keras. Lelaki itu mengaduh. "Hei, sakit. Sial." Lelaki itu kemudian tertawa. Bo-Ra ikut tertawa.

"Kerja yang bagus, Yeon Bo-Ra." Il-Ha mengusap kepala Bo-Ra pelan. Membuat gadis itu kaget. "Hei, apa-apaan kau?! Sial." umpat Bo-Ra atas tindakan Il-Ha. Lelaki itu tidak pernah mengusap kepalanya selama ini. Tentu itu membuatnya terkejut, dan merasa aneh.

"Kau baik-baik saja?" tanya Il-Ha. "Tentu saja." jawab Bo-Ra cepat. "Baguslah." balas Il-Ha datar. Entah kenapa reaksi lelaki itu malah membuatnya jengkel.

"Jangan memukulku lagi. Kau bisa membunuhku." ucap Il-Ha saat melihat sorot mata Bo-Ra. Bo-Ra mendengus kesal.

"Lalu kau bagaimana?" tanya Bo-Ra. "Aku, kenapa?" tanya Il-Ha. "Kau, baik-baik saja? Soal rumah sakit, aku sudah mendengarnya. Ha-Na mengatakannya padaku." ungkap Bo-Ra. Ilha menghela napasnya, mengangguk. Bo-Ra menghela napas lega.

"Percepat langkahmu. Kenapa kau lambat sekali. Kau bukan Ae-Seol." ucap Il-Ha.

PAK !

"Hei !" Bo-Ra mendaratkan pukulan pelan dikepala Il-Ha. "Jangan mengejeknya, atau aku akan menghajarmu." tukas Bo-Ra. Gadis itu kemudian mempercepat langkahnya. Membuatnya beberapa meter di depan Il-Ha.

"Hei, Yeon Bo-Ra. Tunggu !" seru Il-Ha.

...

"Aku merasa hidup lagi rasanya." ucap Ha-Na.

"Aku bahagia sekali hari ini, terimakasih teman-teman." tambah Soon-Yi.

"Setelah ini, apa kita bisa kembali ke sekolah lagi?" tanya Deok-Joong. Semua saling pandang. Situasi ini membuat mereka tidak yakin.

"Meskipun keadaan ini tampak tidak berakhir, aku yakin, keadaan akan menjadi lebih baik di masa yang akan datang." sahut So-Yoon.

"Benar. Kita semua akan tetap bersama sampai akhir bukan?" tanya Jun-Hee. Semua mengangguk setuju.

"Kita akan dan harus menjaga sampai akhir." ucap Yoo-Jung.

"Kalau kita kembali ke sekolah. Apa yang akan kalian lakukan?" tanya Tae-Man.

"Mungkin kita semua akan belajar untuk CSAT sampai malam hari. Aku terus mengeluh tentang hal itu dahulu. Tapi, setelah mengalami semua ini, saat itu jauh lebih baik." jawab Soo-Cheol. Anak-anak tersenyum dan tertawa kecil.

"Sebentar lagi kita akan menjadi 20 tahun, apa kita akan menjadi dewasa?" ujar Chi-Yeol.

"Ibu Park dan Kapten Lee pasti akan kaget melihat kita sekarang. Apalagi aku, berat badanku turun banyak sekali." ucap Deok-Joong. Teman-temannya menggeleng dan tertawa dengan celetukan lelaki gempal itu.

"Yoo-Jung, apa impianmu? Setelah dewasa, kau ingin menjadi apa?" tanya Na-Ra. Semua pasang mata kini menatap Yoo-Jung.

"Aku ingin menjadi seorang psikolog atau psikiater. Semula aku ingin menjadi dokter, tapi aku rasa sakit di dalam sini.." Yoo-Jung menakupkan kedua tangannya di dadanya. "..juga penting untuk diobati."

Duty After School : The Alternate EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang