Bab 11 : Perpisahan dan Pertemuan - III

503 56 5
                                    

...

"Park Jae-Won. Itu kau kan?!" Deok-Joong setengah berseru. Membuat semua pandangan teman-temannya teralih kepada lelaki gempal itu.

"Park Jae-Won?" gumam Chi-Yeol dalam hati. Ia kemudian mencoba mengikuti arah pandangan Deok-Joong.

"SMA Hamil. Park Jae Won. Itu kau kan?" ucap Deok-Joong lagi. Matanya menyipit tertuju pada salah satu lelaki berseragam yang nampak menurunkan senjatanya perlahan.

"Park Jae-Won. Kau mengenalnya?" suara lelaki lain dalam rombongan itu terdengar. 

"Kau.." lelaki bernama Jae-Won itu sudah menurunkan senjatanya. Matanya menatap Deok-Joong terkejut.

"Jae-Won, itu mereka." suara seorang perempuan terdengar. Perempuan itu juga menurunkan senjatanya dan menatap ke arah Deok-Joong teman-temannya. 

"Itu.." Deok-Joong mencoba mengingat.

"Lee Ji-Min." Ha-Na melanjutkan ucapan Deok-Joong.

"Kami mengenalnya.." ucap Lee Ji-Min, perempuan yang berdiri tepat disamping Park Jae-Won. 

"Mereka adalah target kita. Para murid SMA Sungjin. Cepat hubungi komandan peleton." sahut Jae-Won.

"Target?" Ha-Na berucap tanpa suara. Memandang ke arah Deok-Joong. Deok-Joong mengangkat bahunya pelan.

...

Langit semakin gelap. Mendung menutup mega oranye yang seharusnya hadir. Young-Shin dan Il-Ha terus memandangi jalan yang mengarah ke pintu masuk dan keluar yang mereka gunakan. Mereka nampak cemas. Teman-temannya yang berada pada regu 2 belum kembali. 

"Mereka belum kembali?" Soo-Chul bertanya sembari menghampiri kedua temannya itu. Young-Shin menggeleng, menjawab pertanyaan itu.

"Sebentar lagi matahari mungkin akan tenggelam. Mereka harus segera kembali." tambah Soo-Chul. Ia mulai ikut cemas memikirkan teman-temannya.

Tae-Man dan Hee-Rak setengah berlari keluar dari pintu klinik. Mereka kemudian bergerak mendekat ke anak-anak lain yang sedang berdiri menunggu itu. Soo-Chul menoleh, melihat ke arah kedua lelaki yang keluar dengan terburu-buru.

"Ada apa?" tanya Soo-Chul. Tae-Man menggeleng, kemudian menunjuk Il-Ha dengan menggerakan kepalanya.

"Apa?" tanya Il-Ha datar.

"Cepat masuklah. Bo-Ra mencarimu, sial." ujar Hee-Rak. Il-Ha mengernyit.

"Hei, masuklah. Tolong selamatkan kami." pinta Tae-Man. Il-Ha menggeleng. "Hei, kau pikir Bo-Ra monster?" ucapnya kemudian.

"Masuklah. Kurasa Bo-Ra mencarimu." pinta Soo-Chul. Il-Ha menghela napasnya, mengalah. Lelaki itu kemudian berjalan menuju klinik. 

Tae-Man dan Hee-Rak menghela napasnya lega. "Ada apa dengan kalian?" tanya Young-Shin melihat reaksi kedua lelaki itu. Tae-Man hanya melambaikan tangannya, dan Hee-Rak hanya menggelengkan kepalanya pelan. Young-Shin memandang Soo-Chul, lelaki itu hanya mengangkat bahu dan menggeleng. Ia juga tidak mengerti.

...

Tatapan tajam Bo-Ra langsung menyapa Il-Ha sesaat lelaki itu memasuki ruangan. Il-Ha yang menyadarinya berupaya untuk tidak tahu. Ia menghampiri gadis itu. Menatapnya dengan tatapan yang biasa. 

"Ada apa?" tanya Il-Ha. Bo-Ra tidak menjawab.

"Apa kau mengancam Tae-Man dan Hee-Rak?" Bo-Ra tetap diam. Gadis itu malah menunjuk sebuah ranjang klinik dengan matanya. 

Il-Ha mengangkat sebelah alisnya. Ia kemudian menyisir pandangan ke dalam ruangan itu. Anak-anak lain yang berada di dalam ruangan itu tampak berusaha tidak melihat ke arah ia dan Bo-Ra.

Duty After School : The Alternate EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang