Ice cream

358 7 0
                                    

Bayu mengusap air mataku, mata Bayu berkaca kaca, menatapku

"Re.. Bertahun tahun gue nunggu loe"
Tangan Bayu menggenggam erat tanganku. Bayu memelukku.

***

"Re.. Gua pulang duluan ya "

Chacha membereskan buku bukunya dimasukan ke ransel bergambar rilakuma

"Tumben?"
Aku mengambil jaket yang tergantung di bangku.

"Gua mau ke Yogya, nengokin nene gue yg lagi sakit, izinin gue ya tiga hari"
Chacha memberikan amplop putih ke padaku

"Oh.. Hati hati ya, jangan lupa oleh oleh"
Kataku meraih amplop putih yang berisi surat izin itu memasukan ke tasku

"Bye rere, sahabatku yang baik, jaga bayu yaaa"

Aku tersenyum kaku.

Sekolah sudah sepi, cuma tampak mang diman yang tengah menyapu nyapu daun daun berserakan, selebihnya anggota osis yang menunggu untuk pelaksanaan rapat. Aku menuju ruang mading, mengambil bahan bahan yang akan ku kerjakan dirumah. Tak kurang dari lima menit aku membawa satu kotak bahan mading, dengan langkah gontai aku menuju gerbang karena ingin cepat pulang.

"Re... "
Aku menoleh, jantungku berdetak lagi kemudian

"Apa?"
Aku mengambil sikap defensif

"Lo kenapa sih"
Tanya Bayu, Tangannya meraih kotak yang aku bawa.

"Gapapa"
Pegangan kotakku semakin kuat

"Berat re.. gua bawain"
Aku mengendurkan peganganku. Aku hanya terdiam, bingung apa yang harus ku lakukan

"Lo kenapa?" tanya nya lagi

Aku mengangkat bahu

"Kita ngobrol di tempat lain re, kayaknya otak lu udah ga normal"
Kata bayu memukul pelan kepalaku, menarik tanganku.

Aku berjalan di sisi bayu, meninggalkan sekolah, berjalan kaki menyusuri kota kecil dimana kami tinggal dan terhenti di sebuah kedai ice cream. Bayu memilih tempat duduk di dekat jendela.

Dari sini kita bisa melihat orang orang berlalu lalang. Aku terbengong melihat wanita membawa tas belanjaan besar seorang diri, kemudian dibelakangnya seorang pria sibuk dengan telepon genggamnya.
Bayu menatapku hangat.
"Mau ice cream apa, biar gua yang pesen"
Tanyanya halus

"Matcha"
Jawabku singkat

"Ok, tunggu jangan kemana mana"

Bayu datang membawa dua mangkuk besar ice cream berwarna hijau itu.
Ice cream dengan perisa bubuk teh hijau

"Lo juga suka? " tanyaku

"Engga gua penasaran aja rasanya kaya apa"
Kata Bayu

"Emmm.. Sama kaya green tea latte, lo coba aja"

Bayu mencoba dan mengatakan ice cream tersebut enak dan lumer dimulut.

Semua ice cream di dunia ini juga lumer kalo di makan pikirku dalam hati.

Bayu mengambil satu sendok ice cream dan berusaha memasukan ke mulutku. Aku luluh. Bisakah aku bayu bersama

"Tentang kemarin gua serius re, kalo lo bingung ga perlu jawab gua tau jelas re perasaan lo" bayu menggenggam tanganku.

Aku terdiam, aku terjebak dengan perasaanku sendiri.

Aku tersenyum, mengikuti perasaan ini.
Bayu semakin erat menggengam tanganku. Menariku ke pelukannya. Aku hanya memandang ice cream matcha ku yang meleleh. Aku mencintainya. Aku mencintai Bayu.

***

Hari hari kami di sibukkan dengan persiapan ujian nasional, bayu semakin serius belajar. Hati kami selalu dekat, tapi saat yang bersamaan pula aku tak bisa melihat mata chacha lagi

"Re, bayu ganteng ya.. Sekarang serius belajar gitu, liat dong re" kata chacha semangat

"Iya.." jawabku singkat
Aku tidak bisa menghindari ini. Saat chacha curhat tentang bayu.

"Re.. Lo tau rumah gua sama bayu sebelahan?"

Aku menengok ke arah chacha kaget, bayu tidak pernah bilang hal ini.

"Serius?"

"Gua udah suka banget sama tu orang udah lama, dari gua smp, lo inget kan, cowo yang sering gua ceritain sama lo, cowo yang ngusirin kucing waktu gua takut sama kucing, itu dia re..."

" tiap malem gue liat bayu di balkon asik nelpon, dia udah punya pacar belom sih re?"

Deg

"Gue ga tau cha, gua mau ke toilet dulu"
Aku secepat kilat menghindari pertanyaan pertanyaan chacha.

Aku berlari, tak kuasa menerima kenyataan, ini lebih parah ketika aku tau chacha suka Bayu, tapi ini lebih dalam, aku mengira perasaan chacha dengan bayu hanya sebatas suka, seperti chacha suka sama kak yuda. Ini lain orang yang sering ia ceritakan di masa smpnya, cinta pertama chacha. Chacha yang rela berkorban bikin kue tart buat tetangganya katanya. Chacha yang mati matian dengerin lagu metalica padahal chacha sama sekali ga suka. Karena itu Bayu.
Aku seketika ingin menangis. Sahabat mana setega aku

***

Di kedai ice cream ini, bayu selalu menungguku dengan ceritanya, cerita tentang les les yang intensif ia jalani, tentang ibunya yang selalu marah marah jika bayu pulang telat, tentang buku kesukaannya, tentang adiknya dodit, tentang kekesalan bayu kepada pak butar butar.

Bukankah aku lebih mengenal bayu?

***


KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang