Dini hari aku dan karen tiba disini, Menyusuri jalan jalan kenangan ini, rasanya dejavu bisa kembali lagi kesini.
Karen sengaja melakukan perjalanan malam, menghindari macet katanya,
wajarlah Bandung sekarang sudah menjadi Jakarta ke dua. Aku hanya terdiam tak menduga kilasan kenangan kenangan muncul setelah menyusuri jalan ini. Ada sesuatu yang belum ku selesaikan disini. Air mata ku jatuh menetes tak tertahankan."Re.. " karen mengelus rambutku
Entah apa yang di pikirkan karen.
Kami berhenti di sebuah rumah bercat putih, rumah yang masih antik peninggalan orang tua ku, saat ini rumah tersebut di tempati oleh yuda dan kak alya.
Kami memutuskan untuk tidur di mobil, karena ini masih dini hari tak tega rasanya membangunkan mereka. Aku rebahkan kepalaku di pelukan karen sampai aku terlelap. Karen mencium keningku dan memejamkan mata.
Aku dan Karen terbangun kaget saat jendela kaca di ketuk. Hari sudah hampir pagi
Seketika perasaan merinding menyergapku, aku lihat kiri dan kanan tidak ada orang."Tanteee tantee.. Buka tanteee pintunyaaa"
Suara itu.Aku membuka jendela, ku tengok segera ke arah bawah, wiga dan wigi tersenyum usil. Aku isyaratkan karen untuk membuka pintu dari tempatnya. Kami berdua keluar. Wiga dan Wigi memeluk kami.
"Mana ayah? " tanyaku
"Ayah sama mama masih tidur tante, tante tangannya masih belom sembuh ya"kata wiga
"iya dikit lagi ko, Lho kamu bisa keluar gimana caranya?"
Tanyaku"Aku bisa buka kunci dong"
Kata wiga banggaAduh anak anak ini. Aku dan Karen putuskan untuk masuk ke dalam rumah. Kak yuda dan Kak Alya belum bangun. Aku menuju kamar wiga dan wigi merebahkan diriku di atas tempat tidur.
"Tante ngantuk mau tidur dulu ya sebentar"Wiga mengangguk, wigi mengambil posisi tidur di dekatku. Wiga kemudian menyusul.
"Rereeeeeeeeeee.. "
Lemparan bantal mengenaiku. Wiga dan Wigi terkesiap."Berisik yud, anak anak lu kaget tuh, gua ngantuk banget nih"
"Gila lu yaa.. Ke sini ga ngabarin gua, kirain gua maling. Tuh calon suami lu hampir gua pukul pake pentungan"
"Karen?"
tanyaku polos"Iya siapa lagi, pintu ke buka, dia geletak di sofa depan, untung gua tarik jaketnya dulu. Kalo engga babak belur"
"Hehehe maaf, abisnya lu berdua tidur kaya mayat sih"
"Ayah, jangan marahin tante rere, aku yang bukain pintu ko"
Kata wiga membela ku"Noh, dengerin anak lu bilang"
"wiga sayang kamu nanti ga boleh buka pintu lagi ya, nanti kalo ada penjahat gimana, kalo mau keluar rumah tunggu sampe ayah sama mama bangun dulu yaa"
Kata ku pada wiga"Yaudah.. Cepet makan sana, Alya udah masak buat kalian, bangunin Karen, kalo masih ngantuk suruh pindah ke kamar"
"Siap bos!"
Kataku malas malas"Wiga wigi kita main air yuuuuu "
"Ayooooo"
Teriak mereka bersamaan"tapi tante rere tangannya lagi sakit"
kata wigi memotong"kan masih ada tangan kiri"
ucapku bersemangat"horeeeeee"
anak anak tertawaSetelah heboh dikamar mandi memandikan wiga dan wigi. Aku mencari karen yang ku temuka masih tergeletak lemah di sofa, tidur rupanya
"Karen, ren.. Sayang bangun yu!"
Kataku sambil meniup rambutnya.
Karen membuka mata"Udah siang ya re"
***
Karen sudah mandi, rambutnya basah, baru kali ini melihat rambut karen basah, karen memakai celana pendek punya kak yuda, kebiasaan karen semua barang barang dia ketinggalan.
"Jadi kamu mau reunian re?"
Tanya kak alya"Iya kak, mungkin beberapa hari kita akan numpang dulu di sini "
Aku meminta izin"Gue sih ngebolehin aja asal lu tau diri, rumput depan rumah udah pada tinggi tuh"
Celetuk yuda"Ah itu mah tenang aja, percuma gua jauh jauh ga bawa tukang"
Lirik aku pada karen
Karen hanya terbengong bengong."Gila lu, bos besar suruh motong rumput"
Yuda tertawa"Gapapa ko yud, aku bakalan coba"
Karen meyakinkanYuda dan Aku saling pandang kemudian tertawa.
***
"Mba alya, kamar aku dari dulu ga ada yang nempatin?"
Mba alya mengambil posisi duduk di pinggir ranjang
"Ga ada re, yuda juga ga mau renovasi, katanya nanti kamu bakalan balik lagi ke sini"
"Kamar ini masih sama kaya dulu aku pergi kak"
Kak Alya tersenyum.
"Kamu kenal mbo tati?"
Tanya kak alya tiba tiba"Pengasuh aku waktu kecil?? Dimana dia mba sekarang??"
Aku penasaran"Seminggu setelah kakak sama ka yuda nikah trus pindah kesini, mbo tati pamit pulang ke kampung katanya anaknya mau nikah, sampai sekarang ga balik lagi" terang kak alya
"Oia re, ada titipan dari mbo tati"
Kak alya bangkit membuka lemari kayu. Mengambil sekotak kardus yang sudah usang dan berdebu."Kotak ini , kaka ga berani bukanya, kata mbo tati, jangan kasih yuda tapi kasih langsung ke kamu, udah lama kaka pengen ngasih barang ini "
"Mbo tati cerita, orang ini setiap hari nyariin kamu waktu kamu pergi ke Jakarta"
Lanjutnya"Mbo tati ga bisa ngasih alamat kamu dijakarta, mbo tati kan ingetannya suka lupa" kak alya menceritakan penyesalan mbo tati
"Trus pas ka alya pindah, orang itu pernah kesini kak?"
Aku menduga duga"Sejak pertama kaka pindah, kaka ga pernah liat orang itu"
Aku terdiam seketika.
"Re.. Kamu jangan bengong, kata mbo tati kamu udah tau siapa orangnya"
Aku mengangguk
siapa lagi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembali
ChickLitReuni sekolah bikin Rere mengingat semua kenangan cinta masa lalu.. Pertemuan kembali sama orang yang pernah dia cintai di hari menjelang pernikahannya.. Bikin hatinya gamang.. Dan bingung.. Bagaimana cinta dapat memilih ???