Aku melihat jam yang terpajang di atas televisi, sudah pukul 6. Aku hanya berbaring di tempat tidur dan menatap langit-langit kamar. Kirana sedang berada di depan cermin memperbaiki rambutnya, entah sudah berapa lama dia disana.
"Aku tidak percaya kita akan bertemu mereka satu jam lagi," kata Kirana.
"Aku juga," kataku. "Ohiya Na, kau sudah buka twitter belum hari ini?" tanyaku.
"Belum, kenapa?" tanyanya.
"Oh."
"Kenapa?" Dia berbalik dan menatapku.
"Lihat saja sendiri."
Dia mengambil ponselnya. Aku menghitung waktu dan-
"HAAAAAAAAAA."
Aku tersenyum. Cuma butuh 10 detik.
"CLARAAAA."
Astaga, Kirana. Besar sekali suaramu.
"Sejak kapan dia mengfollowku?"
Aku mengangkat bahuku. "Entahlah. Kemarin mungkin."
"Kau tahu hal ini sejak kapan?"
"Tadi pagi."
"Dan kau tidak memberitahuku?"
"Aku pikir kau akan tahu sendiri. Lagian kenapa kau tidak membuka ponselmu sejak pagi?"
"Haaaa aku senang sekali," katanya.
*ting tong*
Suara bel berbunyi. Kirana membuka pintu dan terdengar suara Abi di luar sana.
"Hai Kirana, kalian sudah siap?"
"Iya sudah,"
"Baiklah, kalau begitu kalian langsung turun saja ke ruang makan," kata Abi.
"Oke, terima kasih Abi," kata Kirana.
Kirana menutup pintu dan memanggilku. "Clara, kita udah disuruh turun."
"Iya." Aku bangkit dari tempat tidur dan berhenti di depan kaca. Aku memperbaiki sedikit rambutku yang berantakan karena telah berbaring.
Di depan lift, terlihat banyak perempuan seumuranku. Sepertinya mereka para pemenang DITMU. Aku tidak melihat Shanley dan Myrna.
Saat telah sampai di ruang makan seorang laki-laki menyambut kami. "Peserta DITMU silahkan duduk di kursi kosong," katanya.
Aku dan Kirana berjalan ke arah salah satu meja bundar yang terdapat kursi kosong. Aku melihat Shanley dan Myrna baru saja masuk ke dalam ruang makan.
"Hey." Aku mengangkat tanganku. Mereka melihatku. Aku menunjuk kursi kosong yang ada di sampingku. Mereka tersenyum dan berjalan ke arahku dan Kirana.
"Oh my god. I really can't believe that we'll meet them tonight," kata Myrna dan duduk di sampingku.
"Yeah," Kirana bergumam.
Shanley yang duduk di samping Myrna sedang meremas-remas tangannya. Dia melihatku. "Aku selalu seperti ini kalau gugup." Aku tersenyum dan menganggukkan kepalaku.
"Kau hanya meremas-remas tanganmu. Kau tak melihat Clara saat akan Video Call dengan 5sos waktu itu," kata Kirana. "Dia membuat 10 roti untuk kami berdua dan hanya menyisahkanku 3 roti. Kau bisa bayangkan?" Aku berpura-pura meliriknya sinis. Kami semua tertawa.
Aku melihat sekelilingku dan menyadari terdapat meja panjang dan 4 kursi yang menghadap ke arah meja bundar. Aku tidak melihatnya saat makan pagi tadi, mungkin mereka baru menyimpannya disana. Sepertinya 5sos akan duduk disitu.
"Good evening," kata seorang perempuan yang telah berdiri di depan meja panjang.
"Good evening," kami semua menjawabnya.
"Pertama-tama, selamat datang di Sydney untuk kalian semua. Its really great to have all of you in here," katanya. "Anyway, my name is Emma Cooper, you can call me Mrs. Emma. Aku ketua penanggung jawab acara kompetisi ini."
"Malam ini adalah pertama kalinya kalian semua dikumpul dalam satu ruangan untuk bertemu dengan 5sos. Kalian semua akan bersama-sama hingga 3 bulan kedepan, untuk itu aku harap kalian bisa saling mengenal dan berteman satu sama lain. Perlakukan satu sama lain sebagai keluarga. Kalian semua sangat beruntung bisa bersama idola kalian hingga 3 bulan kedepan,"
"Ohiya, 5sos sudah tiba di bandara dan sedang dalam perjalanan kesini, sebentar lagi akan sampai. Prepare yourself girls." Emma tersenyum dan berlalu.
Ruang makan kembali dipenuhi dengan suara kami semua. Kirana memegang tanganku, dingin sekali.
"Kau kedinginan?" tanyaku.
Dia menggelengkan kepalanya. "Aku nervous."
Aku menertawainya, lalu terdiam. "Aku juga."
Setelah itu terdengar suara tawa dan suara berbicara yang sangat aku ketahui di luar ruangan. Suara yang biasanya hanya bisa kudengar di TV atau ponsel atau laptopku.
Ruangan seketika menjadi hening saat pintu ruang makan terbuka. Saat itulah muncul empat orang yang sudah sangat lama ingin aku temui.
Kami semua serempak bertepuk tangan menyambut 5sos. Mataku langsung tertuju kepada Calum yang berdiri di samping Ashton. Mereka semua terlihat sangat tinggi jika dilihat secara langsung. It feels like i'm dreaming right now.
"Hey," kata Michael seraya tersenyum menampakkan deretan giginya yang rapi.
"Hey," kami semua menjawabnya.
Mereka semua berjalan kearah meja panjang dan duduk disana. Mataku masih tak bisa terlepas dari Calum.
Calum mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan.
Hey Calum, aku disini. Lihat aku.
Aku tidak tahu jika Calum bisa membaca pikiranku tetapi dia melihat meja yang kutempati dan tersenyum. Aku menatap matanya dan tersadar kalau dia tidak hanya melihat meja yang kutempati. Tapi dia juga melihatku.
Dia melihatku. Dan dia tersenyum kearahku.
Calum tersenyum kearahku. Untukku.
✕✕✕
Thanks for reading! Please leave a vomments! Xx
👾
KAMU SEDANG MEMBACA
Fanlove || c.h.
Fanfiction"Aku menyayanginya," kataku. Dia tersenyum. "Aku tahu, kita semua menyayanginya." "Tidak, kau tidak mengerti," aku tertunduk. "Aku menyayanginya lebih dari sekedar fans ke idolanya." Highest Rank -> #57 ⓒ Copyright 2015. All rights reserved.